Chap 2

2.6K 304 19
                                    

Tidak terasa, sudah sebulan Mingi tinggal di rumah Yeosang. Tak di sangka Mingi ini, meskipun bermuka sangar dan tegas, tapi ia lelaki yang sangat berisik dan sangat penakut. Pernah suatu saat , Yeosang mengagetkan nya saat malam hari dan ia mengomeli Yeosang bahwa para hantu bisa saja marah. Yang di omeli pun hanya tertawa melihat reaksi Mingi.

Wooyoung juga semakin lama semakin dekat ia dengan Mingi. Karena mereka sama-sama berisik. Jika mereka sedang asik dengan suatu topik, hutan ini hanya terdengar suara mereka berdua. Kadang Yeosang tidak mengerti apa yang mereka tertawa kan.

Bahkan berita mengenai Mingi sebagai buron juga sudah hilang. Meski begitu, Mingi tetap menutupi identitas nya saat berkunjung ke desa bersama Yeosang atau terkadang dengan Wooyoung juga. Ia tidak mau mereka terluka, terutama Yeosang yang bisa saja langsung di eksekusi.

Balik ke saat ini

Sekarang Mingi dan Yeosang sedang mencuci beberapa baju mereka di sungai, sekalian mereka juga akan mandi.

Ah, ada satu kebiasaan Mingi, saat ia mandi bersama Yeosang, ia tidak pernah melihat Yeosang. Entah kenapa, tapi Yeosang selalu berpikir, mungkin ia tidak biasa. Padahal Mingi berusaha untuk tidak tergoda dengan tubuh indah lelaki manis itu.

"Yeosang ah, sini aku cuci yang itu, kamu lipat yang sudah ku cuci saja" ujar Mingi saat melihat Yeosang sudah berkeringat memukul-mukul pakaian nya. Yeosang pun mengangguk. Lalu ber tukar posisi dengan Mingi.

Yeosang pun mulai melipat pakaian yang sudah di cuci ke dalam keranjang. Setelah pakaian terakhir yang dicuci Mingi sudah dilipat Yeosang. Mereka pun segera bersiap untuk mandi.

Seperti biasa nya, Mingi akan membelakangi Yeosang.
Yeosang pun hanya memaklumi nya saja. Sebelum Yeosang tiba-tiba bertanya.

"Mingi, jika aku boleh tau, kenapa malam itu kau di kejar warga?" Tanya Yeosang pelan. Tapi dengan telinga Mingi yang cukup tajam, itu terdengar cukup jelas dimana suara Yeosang terdengar ragu dan menyesal. Mingi pun hanya tersenyum kecil.

"Kau tidak perlu ragu bertanya padaku Yeosang."ujar Mingi.

"Malam itu, keluarga ku sedang menyantap makan malam dengan beberapa daging buruan yang ditangkap oleh ku dan ayah ku. Tapi saat kami sedang makan, seorang menteri dan beberapa pengawal nya menyerang rumah kami. Mereka telah mengetahui bahwa keluarga kami adalah salah satu keluarga InMul, dan tanpa kesalahan apapun, kedua orang tua ku dibunuh dan aku mengamuk lalu membunuh menteri dan semua pengikut nya. Sampai para warga mendengar dan memburuku." Ujar Mingi lalu berdiri untuk ke tepi, mengeringkan badan dan memakai hanbok biru laut nya.

Yeosang membalikkan badan nya hanya untuk melihat punggung seorang Mingi itu sedang bergetar. Yeosang pun berdiri, mengeringkan badan, lalu memakai hanbok biru tua nya.

Setelah nya ia berlari ke arah Mingi yang sudah berjalan menjauh dengan membawa keranjang pakaian mereka.

Tap!

Mingi membalik kan badan nya ssat tangan Yeosang menarik lengan nya. Yeosang menatap mata Mingi. Manik merah tersebut mengeluarkan kristal bening nya. Yeosang mengangkat tangan nya untuk mengusap wajah Mingi yang basah.

"Lain kali, jika ingin menangis, menangis saja. Atau kau bisa menangis pada ku" ujar Yeosang. Mingi pun tersenyum, lalu mengusap wajah nya dengan salah satu tangan nya. Melihat Mingi tersenyum, Yeosang pun ikut tersenyum. "Ayo kita kembali" ujar Yeosang. Mingi pun mengangguk. Mereka berjalan beriringan menuju rumah Yeosang.

Sesampainya di rumah, Mingi langsung pergi berburu untuk makan siang mereka. Sedangkan Yeosang menjemur pakaian beserta menyiapkan bahan pelengkap untuk buruan Mingi.

InMul (Ateez) [√]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum