'Changmin' Part 13

Start from the beginning
                                        

Yunho memandang Changmin dengan mata yang berkaca-kaca. Ia bahkan tidak bisa mengatakan apapun untuk menghibur Changmin putranya. Berinisiatif Yunho menjulurkan tangannya dan menggenggam tangan Changmin yang menggantung.

Changmin yang merasakan tangan kirinya digenggam oleh Yunho pun langsung menoleh. Ia lemah, ia seperti seorang anak kecil sekarang. Ia menghamburkan dirinya pada paha Yunho, menangis disana seperti anak kecil dalam pangkuan ayahnya.

"hiksss...hikksss...hiksss....." tangis Changmin dalam pangkuan Yunho.

Biarkan ia melupakan semua kebencian dan dendam dari mendiang ibu kandungnya, ia tengah berduka atas kepergian ibu angkatnya. Biarkan ia memeluk satu-satunya anggota keluarga yang tersisa. Biarkan ia bersikap seperti anak kecil di depan ayahnya. Biarkan ia tetap memiliki ayahnya disampingnya.

.

.

.

Pemakaman Ahra diliputi dengan kesedihan mendalam dari orang-orang terdekat yang mengenalnya. Walaupun berat namun ini semua adalah bagian dari dalam takdir yang pasti akan terjadi atas kehendak Tuhan.

Changmin, Yunho dan beberapa kerabat dekat mengantarkan abu Ahra ketempat memorium abunya disimpan. Changmin menaruh guci abu Ahra dengan perasaan tidak rela, ia memandang foto Ahra dengan berat hati. Sesekali ia mengusap bingkai foto itu sebelum menutup lemari kaca yang akan dikunci oleh petugas memorium.

Setelah upacar pembacaan do'a terakhir, semua pelayat telah meninggalkan area memorium dan pulang ke tempat masing-masing. Namun Changmin masih ingin terus disana dengan perasaan tidak rela meninggalkan Ahra.

#Disisi lain

"Immo?" panggil Minho tidak menyangka akan kehadiran Ji Hyo bibinya. "Apa yang immo lakukan disini?" tanya Minho penasaran pada bibinya yang ia tahu sangat membenci mendiang Ahra.

"Aku kemari karena Changmin. Aku hanya ingin memastikan keadaan Changmin. Aku tidak kuat melihat putra Jaejoong terpuruk." Jelas Ji Hyo masih memandang Changmin dari kejauhan dengan tatapan sedih.

"Immo, aku tahu kau sangat membenci mendiang ibu angkat Changmin. Tapi fakta dimana mendianglah yang menyelamatkan Changmin tidak akan berubah."

"Aku tahu. Aku sungguh tahu itu." ucap Ahra dengan nada dingin namun tampak ada penyesalan dalam suaranya. Lalu Ji Hyo melangkah pergi dalam diam meninggalkan Minho sendirian.

"Kenapa harus berbohong Immo." Lirih Minho. Ia tahu jika bibinya tidak hanya datang untuk Changmin, namun juga untuk melayat Ahra. Minho sungguh mengenal karakter bibinya itu.

.

.

"Terimakasih." Ucap Ji Hyo memandang langit. Ia sungguh tahu betul kepada siapa ucapan itu ditujukkan.

.

.

#Beberapa minggu kemudian.

Waktu terus berjalan, berlalu seolah tidak terjadi apapun pada hari kelabu itu. menyisakkan Changmin dalam keterpurukannnya yang semakin dalam. Ia menyibukkan dirinya dalam berbagai hal demi membohongi perasaannya sendiri. Walau ia berhasil membohongi dirinya sendiri namun ia tetap tidak bisa membohongi orang-orang disekitarnya.

"Hentikan Min." Ucap Kyuhyun merasa muak kepada Changmin yang bekerja tanpa henti bak orang kesetanan.

Namun Changmin tidak menggubris panggilan Kyuhyun, ia masih tampak sibuk mengelap meja kesana kemari dan membereskan gelas-gelas kopi di Cafe.

"Changmin-ah." Kembali Kyuhyun memanggil Changmin mengikutinya kemanapun Changmin melangkah bolak balik ke dapur.

"CUKUP" teriak Kyuhyun mencegat Changmin di depannya.

I'm Not The Only OneWhere stories live. Discover now