Cerita ini terinspirasi dari lagu sam smith yang berjudul I'm not the only one.
Sumary : Jaejoong yang mengetahui suaminya telah selingkuh di belakangnya. Yunho yang memilih selingkuh dengan wanita lain.
Telah mencapai babak baru dari flashback
Halo semuanya. Akhirnya setelah sekian lama hiatus Hime Comeback dengan kelanjutan FF ini.
Sebenernya Hime sedih nganggurin Fanfic ini. Tapi Hime juga masih punya banyak utang Fanfic yang belum lanjut.
Jadi mohon dukungannya ya lewat jejak Komentar yang membangun !!!
Happy Reading :)
.
.
.
Jung Changmin adalah pria berusia 20 tahun yang baru saja lulus SMA. Ia pria muda yang sangat cerdas dan berbakat dalam segala hal. Wajahnya yang tampan adalah bagian dari sekina banyak anugerah yang mungkin ia miliki.
'Pria tiang yang berbakat' begitulah orang-orang senang memangilnya. Selalu ada perasaan iri dan kagum dalam setiap olokan teman temannya. Tapi bukan Changmin namanya jika ia mudah goyah dan sakit hati hanya karena hal seremeh ini. Ia bahkan selaama ini hidup dalam begitu banyak duka dan kesedihan lebih dari apa yang orang lain bisa bayangkan. Tapi ia tidak pernah menyesali nasibnya. Mungkin Tuhan telah memberikan apa yang terbaik untuknya.
Hanya satu hal yang selama ini masih mengganjal didalam benaknya. Sesuatu hal yang harus ia tuntaskan, sesutu hal yang akan menjadi tanda baktinya pada orangtuanya.
Apakah ia akan menjadi seorang iblis atau malaikat? Jalan apa yang akan ia pilih untuk menyelesaikan kegundahannya. Jalan hidup seperti apa yang akan ia pilih?
"Min?" tanya seorang anak laki-laki yang tampak seusianya dengan sebal karena sedari tadi ia hanya di abaikan oleh sang sahabat.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Wae, Kyu?" jawab singkat Changmin.
Cho Kyuhhyun. Pria muda berpotongan rambut semacam jamur ini adalah satu-satunya sahabat yang dimiliki oleh changmin. Asal kalian tahu saja Changmin ini terkenal cukup dingin dikalangan teman-temannya. Dan satu satu nya orang yang mampu bertahan dengan sikap acuh Changmin hanyalah Kyuhyun. Mereka sudah saling berteman sejak SMP, wajar saja jika mereka sangat dekat.
"Sampai kapan kita akan terus berdiri di depan rumah seperti ini? Lagi pula apa kau tidak bosan? Kita sudah berulangkali kesini." Kesal Kyuhyun karena kakinya sudah mulai terasa keram akibat berdiri berjam-jam di depan sebuh rumah mewah yang tidak ia ketahui alasanannya untuk terus berdiri disini.
"Kalau kau lelah pulanglah duluan. Jangan menggangguku." Balas changmin dingin masih terus fokus memandang kearah sebuah jendela di lantai 2 rumah tersebut.
Sedangkan Kyuhyun malah makin merengut kesal dengan bibir yang dicebilkan sejelek-jeleknya.
"Memangnya ini rumah siapa? Aku sudah tidak tahan untuk menanyakan ini padamu. Setidaknya beri aku alasan untuk tetap menemanimu." Oceh Kyuhyun yang sudah habis kesabaran.
"Aku tidak tahu." Ucap Changmin singkat.
"Ya Tuhan. Kalau begitu kenapa kita berulangkali kesini, bodoh. Kupikir ini rumah gadis yang kau sukai." Kecewa Kyuhyun yang merasa seperti di tipu.
"lagipula bukankah akan mengerikan jika aku berulangkali kemari dan memandang jendela rumah seorang gadis." Dengus changmin.
"kau benar, kita pasti sudah masuk penjara karena tindakan menguntit." Setuju Kyuhyun tidak menyadari kebodohannya.
"Mari kita pulang." Ucap Changmin tiba-tiba mengajak kyuhyun untuk pulang.
"Arraseo. Kajja." Ucap Kyuhyun bersemangat. Akhirnya penderitaannya berdiri berjam-jam berakhir sudah.
.
.
.
Dalam perjalanan pulang mereka berdua berjalan dalam diam. Tidak ada percakapan satupun yang keluar dari mulut mereka. Aneh. Mereka terlihat seperti dua orang asing yang saling berjalan bersama.
Biasanya Kyuhyun lah yang suka membuat topik pembicaraan, tapi kali ini merasa terlalu lelah dan malas. Ia juga sudah hapal betul dengan mood Changmin saat pulang seperti ini.
Changmin selalu tampak memikirkan banyak hal padahal ia baru lulus SMA. Ia kadang merasa kalau Changmin sangat rapuh dari dalam namun, tampak menyeramkan dari luar.
Tidak seperti diri kyuhyun yang selalu se enaknya sendiri. Changmin selalu tampak teratur dan bisa diandalkan.
"Ahhh.... aku sudah tidak tahan. Setidaknya kau bisa membuat topik pembicaraan duluan Min?" geram Kyuhyun yang tidak tahan dengan suasana hening sepanjang mereka berjalan.
"............." tak ada respon dari Changmin. Ia terus berjalan kedepan hingga meninggalkan Kyuhyun yang makin merenggut kesal.
"Setidaknya kata kan sebuah kata apapun itu. Dasar. Robot tidak manusiawi" omel Kyuhyun mulai berjalan mengejar Changmin yang sudah di depan.
Bruggg. Tubuh Kyuhyun menabrak punggung Changmin yang tiba-tiba berhenti.
Changmin membalikkan badannya dan memandang tajam mata bulat Kyuhyun. Kyuhyun yang ditatap aneh pun mendongakkan kepalanya keatas. Betapa terkejutnya Kyuhyun saat mendapati ia hampir berciuman dengan Changmin, bibir mereka hampir bersentuhan. Ia bisa dengan jelas mendengar dan merasakan hembusan nafas Changmin yang menyapa wajah dinginnya.
"Kau terlalu berisik Kyu." Ucap Changmin memandang sayu wajah Kyuhyun lalu berbalik dan melanjutkan jalannya meninggalkan Kyuhyun dengan kedua rona merah di pipinya.
"Yakkkkk!!! Tiang Listrik sialan!!!" Teriak Kyuhyun menghentakkan kedua kakinya sebagai wujud kekesalannya pada Changmin.
Tanpa Kyuhyun ketahui, Changmin pun ikut merona dengan senyuman di wajahnya yang tidak pernah ia tunjukkan pada siapapun. Sekarang perasaan Changmin jadi lebih baik. Ia seolah bisa kembali mengatasi setiap kesulitan yang ia miliki.
"Aku pulang." Salam Changmin ketika memasuki rumahnya.
"Kau sudah pulang? Apa kau sudah makan? Ini sudah larut malam." Sambut Ahra pada Changmin dengan rasa khawatir.
"Sudah. Aku mau ke kamarku dan tidur." Pamit Changmin dengan dingin,lalu pergi menaiki tangga menuju kamarnya di lantai atas.
"Geure. Beristirahatlah." Ucap Ahra sedikit kecewa. Apa lagi yang ia harapkan? Changmin sudah dewasa, ia tahu Changmin adalah anak yang pintar, dan ia tahu jika Changmin diam – diam menyelidiki masa lalunya sendiri. Ia sudah siap jika Changmin akan membencinya, ia hanya lah ibu tiri yang membawa nasib buruk pada masa depan Changmin. Tapi satu hal yang tidak pernah bisa ia bohongi adalah ia tulus menyayangi dan membesarkan Changmin. Changmin tetap akan menjadi putranya sekalipun Changmin tidak ingin mengakuinya suatu hari nanti.
To Be Continued
Don't Forget To Vote, Comment and Share This Story