'Before U Go' Part 7

1.5K 148 16
                                        

Annyeong Hime balik lagi nihh buat upload kelanjutan ceritanya....
.
.
.
Happy reading :)
.
.
.

"Kau? Apa yang kau lakukann disini? Aku tidak ingin melihatmu lagi." Ucap Jaejoong dingin mengabaikan pria dihadapannya. Pria yang sudah menghancurkan kehidupannya.

"Jae? Aku kemari untuk minta maaf padamu dan Changmin." Jelas Yunho lembut berusaha mendekati Jaejoong.
Jaejoong hanya diam tak bergeming. Ia tidak tahu harus merespon apa. Ia senang sekaligus marah pada Yunho.

Hatinya tak bisa dibohongi.
Ia akan memberi kesempatan pada Yunho untuk minta maaf. Jika ini yang ia mau, jaejoong akan memberikan maafnya. Tapi ia juga butuh penjelasan dari Yunho.

Mereka berdua pun masuk kedalam rumah. Duduk berhadapan sambil mengutarakan perasaan mereka masing-masing.

Cinta memang bukanlah hal yang mudah. Aku tahu cinta adalah sesuatu yang sulit.
Hidup seolah mati. Mati seolah hidup.
Manusia tidak mampu mengatur hidup dan mati orang lain. Tapi kenapa aku selalu merasa hidupku dan matiku tidak lagi menjadi milikku.

"Kenapa kau meninggalkanku saat itu, Yun? Jika kau merasa bersalah seharusnya kau tidak pernah melakukannya." Protes Jaejoong pada Yunho.

"Kucoba mempertahankan hubungan kita saat itu, Jae. Tapi itu tidak mudah. Aku lelah, Jae." Ucap Yunho dengan suara parau.

"Yun.." panggil Jaejoong tak mampu berkata-kata.

"Changmin. Aku akan membawanya bersamaku." Tegas Yunho menatap mata Jaejoong yang setengah kosong.

"Andwee!!!...Changmin...aku tidak akan membiarkannya...." Racau Jaejoong penuh kemarahan.

"Dia akan hidup lebih baik jika bersamaku. Kau tidak memiliki apapun, Jae." Sinis Yunho meremehkan Jaejoong.

"Kumohon padamu, Yun. Aku hanya memiliki Changmin. Jangan ambil dia dariku. Aku mohon." Mohon mohon jaejoong pasrah memegangi lengan Yunho berusaha membuat suaminya itu menatap matanya. Sedangkan Yunho telah mantap akan keputusannya. Ia tidak akan goyah pada tatapan menyedihkan Jaejoong.

"Lepaskan." Teriak Yunho menghentakkan lengannya hingga membuat Jaejoong terjatuh dilantai rumahnya.

"Hiks...hikss....kumohon Yun....hikss....." Tangis Jaejoong kembali pecah menatap kosong dan dinginnya lantai yang ia duduki.

"Huweee.....huweeee....huweee....." Terdengar suara tangis dari dalam kamar. Changmin menangis dengan keras. Usianya baru 1 tahun lebih, ia hanya bayi yang tidak tau apa-apa. Namun satu yang pasti, ia bisa merasakan luka pada hati ibunya sehingga ikut menangis.

Yunho yang mendengar tangisan Changmin dimalam itu pun langsung bergegas menuju kamar Changmin dan menggendong Changmin lalu membawanya keluar dari rumah.
Jaejoong pun terus berusaha mencegah Yunho membawa Changmin. Tapi sekali lagi ia tidak cukup kuat untuk melawan kekuatan Yunho.

Dan sekarang Jaejoong hanya bisa terduduk dalam dinginnya salju di depan rumah sambil memandangi mobil Yunho yang membawa Changmin melaju kencang meninggalkannya sendirian dalam keterpurukan dan luka hati yang menganga dalam.
"Hikss...hiksss...... Changmin anakku.....putraku......uri aegya......hikss...mianhae......mianhae.....hikss...." Tangis Jaejoong tak kunjung berhenti, mengabaikan dingin udara malam itu yang dihiasi turunnya butiran salju dari langit. Pahit. Pahitnya malam itu bagaikan racun dalam kebusukan dunia ini.......

#dengan kencang Yunho melajukan mobilnya meninggalkan Jaejoong dalam tangisnya. Dilihatnya dari kaca sepion mobil yang ia kendarai.

Dilihatnya Jaejoong yang menangis di dalam tumpukan salju yang menusuk tubuh kurusnya yang hanya berbalut sweatter panjang tipis tanpa jacket dan bahkan kakinya yang polos tanpa alas kaki.

Biarlah ia kejam. Yunho tidak peduli. Ia lelah dan muak dengan Jaejoong. Ia akan membawa Changmin dan membesarkannya dengan  istri baru nya-Ahra. Ia akan memulai hidup yang bahagia.

Coming after tiny fracture.

Keesokan harinya Jaejoong hanya terus berdiam diri dirumah membuka semua jendela dan pintu yang ada. Membiarkan dinginnya udara menghinggapj hatinya yang berdarah dan hampa. Biarkan salju membekukan hatinya. Menghentikannya dari rasa sakit dan terluka.
Ditekuknya kedua kakinya dan ia pendamkan wajahnya dalam sela-sela kedua lututnya. Memeluk dirinya sendiri, mencari tumpuan untuk menguatkan mentalnya.

"Aku akan mengambil Changmin. Ia anakku." Tekad Jaejoong mengangkat kepalanya memandang kosong kearah langit yang mulai menampakkan sang surya.

Semua jalan berhenti pada satu ujung
Terbiasa melihatmu tinggi dan kini aku ada dibawah.
Kau hanya mengisi ruang kosong dihatiku dengan ruam abu - abu kebiruan
Yang aku lihat hanya hitam dan putih monokrome
Tiap aku membuka mata hanya air mata yang keluar
Aku menginginkanmu, aku korban diriku
Semuanya kulakukan untuk memilikimu
Setiap aku melihatmu yang kuingat hanyalah pahitnya lukaku.
Kenapa aku jatuh cinta pada pria yang jantungnya tidak berdetak untukku.
~It's raining everytime i open my eyes~ lyric Blue by roye sivan ft alex hope

Jaejoong pun melakukan aksinya. Ia dengan nekat datang ke kantor Yunho dan menerobos masuk ke ruangannya.
Terjadi pertengkaran hebat diantara mereka. Cacian makian dan sumpah serapahan pun menghiasi perdebatan diantara merekea berdua. Hingga datanglah seorang satpam yang langsung membawa Jaejoong ke kantor polisi untuk ditahan karena tuduhan penyerangan dan perusakan properti.
Disinilah Jaejoong terduduk lemah di balik jeruji di kantor polisi. Air matanya tak henti mengalir. Dinginnya udara mulai menusuk tubuhnya membuat nyeri sendi dan tulang yang ia rasakan menjadi lebih berat dan luar biasa menyakitkan.
"Jaejoong-ah." Panggil Ji Hyo khawatir melihat kondisi Jaejoong yang tampak lusuh dan menyedihkan.
"Noona." Ucap Jaejoong lemah. Sebelum kegelapan menyambutnya. Tubuhnya ambruk. Ia pingsan dan petugas pun langsung membawanya ke rumah sakit.
.
.
#Di RS
"Jae?" Panggil Ji Hyo saat melihat tanda tanda Jaejoong mulai sadarkan diri.
"Aku dimana?" Tanya Jaejoong linglung.
"Kau ada di rumah sakit, Jae. Kau tadi sempat pingsan." Jelas Ji Hyo.
"Mianhae noona. Aku selalu saja merepotkanmu." Ratap Jaejoong.
"Ania, Jae. Kau hanya harus fokus pada keadaanmu sendiri." Terang Ji Hyo.
Tak lama dokter pun datang untuk mengecek keadaan Jaejoong. Dan Ia pun sudah diijinkan untuk pulang.
Jaejoong mengantar Ji Hyo ke terminal bus untuk kembali ke Chungnam.

Sedangkan ia sendiri akan menetap di Seoul sementara waktu. Sebenarnya Ji Hyo sudah melarang Jaejoong tapi Jaejoong sendiri yang keras kepala.
Setelah itu Jaejoong menyewa sebuah flat murah berukuran 3x4 meter persegi. Ia akan menyusun rencana untuk merebut Changmin kembali. Ia tidak peduli sekalipun ia harus menjadi pembunuh sekalipun demi mendapatkan anaknya kembali. Katakanlah ia sudah gila dan hilang akal.

Tidak ada lagi si baik hati Kim Jaejoong. Tidak ada lagi si ramah Kim Jaejoong. Tidak ada lagi si penyayang Kim Jaejoong.

Yang ada sekarang hanyalah si pendemdam Kim Jaejoong.

"Akan kumasukkan kalian ke neraka terdalam Jung." Desis Jaejoong tajam. Wajahnya terlihat menakutkan. Semua amarah dan dendam telah menyergap kedalam setiap sel tubuhnya.
.
.
#di rumah Yunho dan Ahra.
"Yeobo. Kau sudah pulang?" Sambut Ahra melihat kedatangan Yunho.
"Nne. Bagaimana kabar uri aegya nne?" Tanya Yunho sambil mengecup pelan dahi Ahra.
"Uri Changmin sedikit rewel tapi aku rasa itu wajar karena ia ada di lingkungan baru." Jelas Ahra.
"Syukurlah kalau begitu." Ucap Yunho setelah menengok Changmin yang tertidur pulas di kamarnya.
"Gomawo Yeobo. Kau telah membawa Changmin kemari, kau telah membawa kebahagiaan baru di hidupku. Aku bersyukur kau membawa Changmin untuk kita adopsi." Ucap Ahra penuh syukur dan kebahagiaan pada suaminya yang tiba-tiba pulang membawa seorang bayi yang lucu dan menggemaskan untuk mereka adopsi. Tanpa Ahra ketahui bahwa bayi itu adalah darah daging dari suaminya sendiri.
.
.

TBC
Don't Forget to Vote, Comment and Share this story if u enjoy it
See ya next Chap !!!!!!!

I'm Not The Only OneWhere stories live. Discover now