Yourself

161 9 0
                                    

"Coba sesekali intropeksi diri lo Lia, gue ngerasa ada yang salah sama lo Ia". Cerita Tita menjenguk Lia dirumah sakit.
"Salah gue apa! Gue gak pernah punya salah sama orang, orang yang selalu cari masalah sama gue". Jawab Lia sambil marah-marah.
"Lia, kita berteman udah lama gak sebentar gue tau lo dari dulu kayak apa. Kalau dilihat dari sudut pandang gue, lo berubah makin kesini lo jadi brutal, jadi arogan, egois, makin parah ketika lo ngeliat Vino selingkuh sama Faras. Lia gue bercerita kayak gini supaya lo intropeksi diri karena gue care sama lo".
"Lo kalau kesini cuma mau ceramahin gue, mending lo pulang aja deh. Gue gak butuh diceramahin, gue tau gue kayak apa gak mesti lo bilang ini itu, muak gue".
"Iya udah Tita pulang deh, gws ya Lia. Semoga kedepannya Tita bisa lihat Lia lebih baik dari ini ya". Tita pamit pulang.

*****

Ayah tiri Lia dan Mamahnya sedang mengobrol berdua dikoridor rumah sakit sambil menikmati senja. Ada rasa kecemasan yang terlihat dari wajah sang ibunya sambil ia menyenderkan kepalanya disang ayah tiri.

Sebagai orangtua ibunya merasa gagal mendidik anaknya hingga bisa terjadi semua yang gak pernah terbayangkan dalam hidupnya. Ibu yang harus banyak belajar dari semua kesalahan anaknya.

*****

Lia memandang layar handphonenya yang terlihat foto kakaknya bersama Vino, Tita dan Faras pada waktu bakar-bakar tahun baru. Momen ini gak bakal terulang kembali yang ada hanya kenangan.

Mamah datang dengan mata sembab, Lia buru-buru mematikan telepon. Dia merasa bersalah karena sudah membuat banyak masalah dalam kehidupan mamahnya.

"Aku harus akuin, aku gadis yang egois, arogan, keras kepala, susah diatur. Aku lakuin semua ini karena aku ingin cari perhatian kekalian tapi nyatanya aku salah. Semua yang aku perbuat adalah salah, semua yang aku lakukan adalah salah, salahnya aku gak bisa menerima masukkan orang lain. Aku terlalu percaya diri, menganggap orang lain rendah dan gak ada apa-apanya. Aku yang salah mah".
Lia memeluk mamahnya.
Mamah Lia hanya diam membisu dan menghapus semua air matanya.
"Lia mau pindah dari kota ini mah dan mulai awal yang baru". Dia berjanji.
"Iya kita mulai yang baru ya nak". Mengelus rambut Lia.

*****

Setelah tragedi bunuh diri yang dilakukan Lia seminggu kemarin. Lia jadi banyak berintropeksi diri, lebih bisa menerima masukkan orang lain. Kali ini dia berpamitan dengan teman-temannya untuk pindah sekolah ke Malang.

Akhirnya ia dengan besar hati meminta maaf ke Faras, atas segala perilaku yang ia lakukan beberapa bulan belakangan ini. Faras menerima maaf Lia sambil merangkul erat teman karibnya itu.

"Jaga baik-baik Vino ya". Serunya diiringi senyuman.
"Iya pasti". Jawabnya.

Pak Dion sangat merasa kehilangan sosok anak didiknya yang satu ini. Dia beberapa kali memghapus air matanya dan banyak berpesan ke Lia.

"Nanti disekolah yang baru, jangan nakal ya kamu". Mencubit pipinya.
"Iya siaap bapak, makasih ya udah banyak menyusahkan bapak".
"Gak perlu terima kasih emang itu tugas saya sebagai guru". Timpalnya.
Lia hanya tertawa ngakak.

Sehabis jam istirahat ia pamit untuk terakhir kalinya disekolah itu. Ia berfoto-foto bersama untuk terakhir kali dan bermaaf-maafan dari anak kelasnya hingga guru-guru yang sudah pernah berkelahi dengannya.

Ia ingin keluar dari sekolah ini menjadi pribadi yang lebih baik lagi dan menata semua kehidupan barunya di Malang.

RASAWhere stories live. Discover now