Maaf

206 14 0
                                    

Memaafkan seorang sangatlah begitu sulit apa lagi orang yang berpengaruh terhadap hidupku sendiri. Apakah aku harus menahan egoku mengikhlaskan semua yang sudah terjadi. " LIA,

"Mah". Panggil Lia.
"Kenapa?". Menoleh kearahnya.
"Lia mau tanya, kenapa sih papah ninggalin Lia sama Abang pas mamah udah cerai".
Mamah Lia diam sebentar, kemudian ia menarik nafas panjang.
"Lia. Dengarkan mamah baik baik, ini bukan salah papah sepenuhnya. Ini salah kita berdua, maafkan mamah dan juga papah yang belum bisa menjadi orangtua yang kamu inginkan. Mamah gak ingin pernikahan Mamah seperti ini, Tapi Lia yang harus kamu tahu gak mudah menyatukan dua kepala dalam mengurus suatu hubungan rumah tangga. Mamah gak bisa aja ngambil keputusan sendiri, karena Mamah tahu sekarang Mamah hidup bersama Papah dan harus mendengarkan pendapatnya juga. Dalam membina hubungan rumah tangga, gak mungkin gak namanya berantem. Pasti semua orang yang sudah menikah merasakan itu. Terutama Mamah dan Papah, Apa Lia tahu Mamah selalu mengalah apa yang Papah inginkan tapi Mamah gak bisa terus terusan mengalah, sampai pada waktunya kami berdua terus menerus berantem dengan persoalan sepele. Dua kali atau tiga kali berantem ok menurut Mamah tapi kalau sudah sering bahkan melontarkan kata kata kasar yang seharusnya gak dikeluarkan. Apa Mamah mesti bertahan didalam suatu hubungan keluarga yang gak sehat ini. Akhirnya Mamah membuat keputusan yaitu bercerai dengan Papah. Papah sebetulnya orang baik banget menurut Mamah, tapi gak semua orang baik memiliki sifat sabar, apa lagi Papah yang selalu mementingkan egonya dari pada mendengarkan pendapat orang lain. Mamah gak menyesal pernah menikah dengan Papah karena dari situ Mamah bisa belajar soal kehidupan yang gak diajarkan dibangku perkuliahan. Jadi, Mamah minta sama kamu. Maafkan Papah, seburuk apapun dia dimata kamu dia tetap Papah kamu. Kamu mau kehilangan kedua kalinya sosok seseorang yang kamu benci itu?

Lia mengangguk mengerti.

"Lia akan berusaha memafkan Papah, Mah".
"Iya". Mamah Lia mengelus rambutnya dan memeluknya.

🥀🥀🥀🥀

Lia duduk seorang diri disebuah kamar pribadi miliknya. Ia berusaha sekuat tenaga menahan rasa ngantuknya, agar bisa menyelesaikan pr matematika yang lumayan banyak. Matanya sering kali terpejam tanganya mulai lemas tak berdaya.

Lampu tiba tiba saja mati dan membuat panik Lia. Dia bangkit dari kursi dan meraba-raba kasurnya agar menemukan handphonenya sebagai penerang. Namun, tubuhnya tertahan ada seseorang menarik dirinya didalam kegelapan.

Seseorang itu memeluk erat dirinya dari belakang. Sehingga dia sendiri tak dapat mengenali siapa orang yang memeluknya didalam keadaan kegelapan. Terdengar suara nafas yang seakan berat, jantung yang berdetak sangat kencang, kaki yang menopang tubuhnya seakan mulai lemas dan seseorang seakan ingin berbicara tetapi tak mampu. Hanya terdengar suara tangisan sambil terus memeluk dirinya.

Lia masih diam membisu. Dia mengetahui siapa orang yang sekarang memeluknya. Tapi dia berusaha tetap diam dan merasakan kehangatan pelukannya.

"Maaf pah". Lia berkata.

🥀🥀🥀🥀

Terdengar suara adzan subuh, Lia terbangun dari tidurnya. Mendapati dia masih dimeja belajar bukan ditempat tidur.

Mamahnya tiba tiba saja masuk tanpa permisi. Memberi kabar buruk yang baru saja terjadi hari itu. Ia Lia tetap terdiam membisu setelah mendengar kabar bahwa papahnya telah meninggal dunia hari ini.

Bersambung...

🥀🥀🥀🥀

RASAOnde as histórias ganham vida. Descobre agora