Kehidupan Baru

174 10 0
                                    

Pernahkah kalian merasakan tak dibutuhkan didunia ini?
Merasa dikucilkan, merasa diabaikan, merasa tak pantas berada dititik ini. Semua terjadi begitu sangat cepat dan menjadi suatu permasalahan yang gak tahu kapan berakhirnya.

Lia terbaring diranjang sambil melamun. Ini merupakan masalah terberat yang dialami setelah kematian sang papah yang gak pernah ia bayangkan sebelumnya. Sarah datang bersama Leon disampingnya.

Lia menarik selimut sehingga menutup semua wajahnya. Ia tak ingin melihat Leon disini, ia tak menyukainya. Baginya sekarang Lia ingin bebas, keluar dari semua masalah ini dan memulai hidup baru. Hidup dimana bukan di Jakarta bukan disini, terlalu banyak kenangan yang membuat dia sulit move on.

Dia lain sisi Vino baru saja keluar dari rumah sakit bersama Pak Erza. Vino sedikit mecemaskan keadaan Lia. Saat dia mengetahui Lia melakukan aksi bunuh diri. Vino juga merasa bersalah belum bisa menjadi penjaga terbaik yang diharapkan alm ka Tian.

*****
Keesokan paginya Lia mendengar sendiri mamahnya sedang berbicara serius melalui sambungan telepon. Dilihat dari wajahnya, mamah Lia sangat kecewa tapi dia gak bisa berbuat apa-apa. Terdengar hanya suara iya, makasih, dan selamat siang.

Lia melemparkan gelas kearah jendela. Mamahnya dibuat kaget. Sambil menahan amarah mamah Lia mencoba membersihkan serpihan gelas itu.

"Aku benci hidup ini". Gumam Lia.
"Gak ada yang bisa mamah harapin keaku?". Sekali lagi ia melempar piring kearah jendela sesaat mamah telah membersihkan.
"Aku cuma bisa menyusahkan mamah". Teriak Lia.

Mamah Lia berdiri didepan pintu sambil menarik nafas panjang. Bukan saat ini untuk dia berdebat. Karena mamah merasakan bahwa Lia membutuhkan figure yang selayaknya kakak yang perhatian dengannya dan mamah merasa Lia kehilangan figure yang sudah melekat didalam dirinya.

Tiba-tiba bapak tiri Lia datang membawa sebuah buah-buahan diplastik berwarna hitam. Bapak tiri Lia sempat bingung kenapa semua menjadi hening dan mengapa seisi ruangan penuh beling atau serpihan kaca.

Mamah Lia meninggalkan ruangan dan giliran bapak tiri Lia yang menjaga.

"Mau buah?." Tanyanya disamping Lia.
"Gak usah care sama gue". Berbicara lantang.
"Gak baik ngomong kayak gitu". Balasnya.
Lia terdiam dan membalikan badan seperti membelakangi papah tirinya.

Apa kalian tahu betapa sedihnya gue ini. Vino selingkuh sama sahabat gue sendiri, Kakak gue meninggal, hidup gue jadi kacau, ditambah papah yang baru gue lihat sendiri meninggal karena gue terlalu egois. Semua masalah itu dari diri gue sendiri, gue yang perbuat gue juga yang harus menyelesaikan tapi bagaimana gue bingung harus mulai dari mana. batin Lia

*****

Vino datang seorang diri dikala jam besuk sudah habis. Iya dia memberanikan diri mengunjungi Lia pada jam 9 malam. Dia melongok didepan pintu yang ada sebuah jendela kecil mengarah arah dalam ruangan. Dia ketuk pintu itu dan berharap Lia belum tidur. dia membawa sebuah martabak red velvet kesukaannya.

"tok tok tok". mengetuk pintu.
Bapak tiri Lia membukakan pintu.
"eh om". Vino tersenyum sambil mencium tangan.
"Vino bukan?". mengingat-ngingat.
"iya om, Lianya udah tidur ya". menjawab.
"belum kok, dia lagi dengerin musik ayo masuk-masuk". mempersilahkan Vino masuk kedalam.

Sekali lagi Vino melihat Lia yang tampak pucat dan tak bersemangat. Bapak tiri Lia yang bertugas menjaganya hari itu pamit keluar, agar mereka berdua bisa mengobrol bersama. Vino menarik kursi agar bisa lebih dekat dengan Lia. Lia seakan acuh tak acuh kedatangan Vino.

"Lia aku bawain kamu martabak kesukaan kamu, dimakan iya". menunjukkan martabak kearah Lia.
"Gak usah repot-repot kamu kesini. Aku gak butuh kasihani dari kamu". Lia jawab sewot.
"aku kesini tulus buat jenguk kamu bukan rasa kasihan". Vino menatap dalam-dalam mata Lia.
"aku gak peduli sama alasan kamu yang pasti setelah kamu pacaran sama Faras. Dunia aku dimulai hancur dari situ". Lia meluap-luapkan emosinya.
"aku kesini tujuannya untuk menjenguk kamu, bukan membahas masalah pribadi kita". Vino menahan emosinya.
"whatever aku peduli".

Vino tak tahan oleh sikap Lia yang begitu arogan. Ia bangkit dari kursinya dan meninggalkan Lia sendiri.

RASAWhere stories live. Discover now