DUEL VINO

235 15 0
                                    

Agar penulisanya tetap semangat yuk teman klik tombol bintang  ⭐️ dan share  📲 keteman-temanmu supaya novel ini banyak yang membaca. Oh iya jangan lupa kritik dan saran ditunggu ☺️______________________________
______________________________

"Yuk vin". Ajak Faras, namun Vino tetap bergeming.
Ia berjalan menghampiri Lia dan menampar wajahnya sangat begitu keras.
"Plak!!!!".
"Dasar cewe murahan". Bentaknya didepan mereka.

Lia mengelus pipi mungilnya yang sudah kemerahan. Sementara Vino larut akan emosinya, sampai Faras menyuruh Vino supaya lekas pergi dari situ.

"Lo gak papa ia". Tanya Fauzan.
"Gapapa udah biasa kok". Jawabnya dengan wajah datar.

Semenjak kejadian diparkiran sekolah kemarin. Lia tampak mengurungkan diri dikamar, dia menyesali perbuatannya selama ini. Bahkan dia malu dengan dirinya sendiri, kenapa melakukan hal itu didepan Vino. Jujur Lia sangat mencintai Vino tetapi kenapa Vino cepat move on darinya.

Sore itu Lia berjalan seorang diri ke pemakaman kakaknya. Sembari membawa bunga sedap malam dan air mawar. Mamah tidak mengetahui kalau hari ini ia akan kepemakaman kakaknya.

Lia berdoa untuk kakaknya yang disana. Setelah itu ia taburkan bunga didepan pusaran nisan.

"Hai apa kabar bang? Bisakah abang denger disana? Lia sangat rindu abang!!". Lia mencium pusaran nisan kakaknya sembari menangis disana.

Masih ingatkah Lia dengan orang ini. Dia datang dengan memakai kursi roda, kelihatan dari raut wajahnya yang belum 100 % pulih. Ia dibantu oleh seorang yang sangat Lia kenal.

"Lia". Panggilnya.
Lia menoleh ke suara itu apa jadinya ia melihat papahnya sudah terbangun dari tidur panjangnya. Mimpikah ini atau Lia hanya melamun saja, Lia tak percaya ia tercengang akan semua kejadian ini bertubi-tubi.

Papah Lia merangkak jauh lebih dekat dengan anaknya. Lia bangkit berdiri dan memasang wajah penuh amarah lalu Leon mencengkram tangan Lia agar jangan pergi.

"Aku sekarang udah gak peduli lagi sama papah". Bentaknya didepan pusaran nisan Tian.
"Lia maafin papah". Dia berusaha untuk berdiri.
"Lepasin tangan gw!!! Biarin gw pergi dari sini". Lia makin menjadi ia berteriak diarea pemakaman.
"Dia masih ayah kandung loh! Gak seharusnya lo ngomong gitu". Leon makin marah sampai menunjuk kearah Lia.

Lia melirik papahnya dengan tatapan angkuh, ia terdiam disana dan berusaha untuk cepat-cepat pergi.

"Lia papah tau papah salah. Maafin papah Lia". Memohon-mohon.
Lia gak semudah itu melupakan semua kejadian yang pernah papah lakukan terhadapnya. Apalagi kini ia baru saja ditinggalkan kakak yang sangat berpengaruh dalam hidupnya.

"Lia jawab!!". Leon.
Lia tidak mau menjawab dia terus menangis. Sulit baginya memaafkan seseorang yang terlalu banyak kesalahan kepada dirinya.

"Leon lepaskan tangan Lia biarkan dia pergi". Pinta papah Lia.
"Tapi!".
"Lepaskan! ". Jawab lagi.
Leon melepaskan cengkraman tanganya yang sudah membuat tangan Lia merah. Lia berlari pergi dari sana tak ada ucapan selamat tinggal yang ada dia menyesal bertemu papahnya disini.

🌷🌷🌷🌷🌷
Pak Dion baru saja memarkirkan mobilnya didepan pagar rumah Lia. Anehkan kenapa pak Dion datang kerumah Lia ada kepentingan apakah itu. Pak Dion turun dari mobilnya. Ia memperatikan rumah yang Lia tempati, rasanya seperti sudah lama tak mengunjunginya ada rasa rindu.

"Maaf mas ada keperluan apa ya sejak tadi melongok rumah saya". Keluar Bima ayah tiri Lia.
"Oh ini rumah bapak?". Jawab pura-pura polos.
"Iya betul ada keperluan apa ya mas?".
"Eee ini rumah Lia juga kan?". Tanya balik didepan pagar.
"Iya betul Lia anak saya".
Setelah lelaki itu menyebutkan Lia adalah anaknya. Pak Dion tak menyangka justru kaget tak percaya.

Belum juga 40 hari rumah itu sudah ditempatin oleh suami tiri dari ibu kandung Tian. Tian sendiri memasuki tubuh Pak Dion tanpa orang lain tau. Mungkin tak lama Tian akan keluar dari tubuh itu saat orang lain sudah mengetahuinya.

🌷🌷🌷🌷🌷

RASAWhere stories live. Discover now