Vino

423 21 2
                                    

Vino tak enak dengan Faras, sebab karna dia Lia memperlakukan kasar ke padanya. Padahal Faras sudah terlalu baik kepadanya, dia yang selalu setia temani Vino dari pada Lia.

Lia sosok gadis posesif, pemberani, keras kepala, menurut Vino. akhir-akhir ini, banyak percecokan diantara mereka berdua. Vino tak melihat Lia yang dia awal kenal Masa Orientasi Siswa dulu / biasa disingkat (MOS). Manis, lembut dan baik.

Lia gampang emosi, selalu ngomong kasar ke Vino. Jarang membalas Whatsapp Vino, ditelfon pun jarang menjawab. Disekolah selalu menghindar, berusaha menjauhi dirinya. Vino sudah menemuinya dirumah tapi tak membuahkan hasil. Dia seakan bosan dengan Vino.

Vino sudah berusaha menjadi yang terbaik untuk Lia, tetapi apa sepertinya Lia tak memperdulikan usahanya dan nyaman pada kesendiriaanya.

Faras Almira adalah sahabat Lia sejak SMP hingga SMA, Lia lah yang memperkenalkan Vino dan juga Faras. Faras sosok apa adanya, tak banyak bicara, pintar. Sedikit humoris dan seringkali menjadi tempat curhat antara Vino dan juga Lia.

                     🍂🍂🍂🍂

"Ini kan rumah sakit?, kenapa kamu bawa saya kesini!." Sindirnya didepan lobby rumah sakit.
"Saya bisa jelasin kamu jangan pergi dulu". Menahan Lia agar tak pergi.
"Siapa sih sebenernya kamu itu". Bentaknya.
"Ikuti saya dan saya akan kasih tau kamu siapa saya sebenarya". Tantang.

                  🍂🍂🍂🍂

Tian berlari mengejar bos nya yang sudah berada didalam lift. Detik demi sedikit pintu lift menutup, pada saat itu juga Tian memasukan badanya yang hampir saja terjepit pintu lift.

"Tian". Panggil bosnya dan buru-buru membuka pintu lift.
"Maaf pak, jadi menganggu perjalananya. Saya cuma mau minta tanda tangan bapak". Memberikan file dokumen yang harus ditanda tangan.
"Oh yaudah sini". Mentanda tangani.

Tian merupakan karyawan baru diperusahaan bergerak di bidang diproperti, dia kuliah sambil bekerja demi membiayai hidup dirinya dan juga adik semata wayang ialah Lia.

Orangtua mereka sudah lama berpisah, sejak Tian masuk kuliah semester pertama dan Lia duduk dikelas 3 SMP. Ibu mereka menikah lagi di Malang dan menatap disana sedangkan papahnya semenjak cerai, ia keluar dari rumah dan tidak ada kabar, juga tidak diketahui lagi keberadaannya hingga sekarang.

Sekarang Tian lah sebagai tulang punggung bagi Lia. Adik satu-satunya yang amat Tian sayangi.

                    🍂🍂🍂🍂

Lia sudah berdiri didepan ruang pasien bernomer 802. Permainan apalagi ini yang sama sekali tak dia inginkan, Lia seperti terjebak didalam permainan ini. Kenapa dia harus mengikuti?

Leon membuka pintu kamar pasien itu mengajak Lia untuk masuk, namun Lia menolak. Dia tak ingin terjebak lagi dalam permainan itu.

"Saya gak mau masuk". Berdiri selayaknya patung.
"Ayo masuk, mau tau kan saya siapa sebenarnya gak?". Tanya lagi.
"Gak deh, udah cukup ya permainanya sampai sini. saya mau pulang". Lia berjalan menuju lift.
Tapi pria itu, menarik tangan Lia sangat kencang hingga adegan tarik menarik berlangsung sangat alot.

                  🍂🍂🍂🍂

Pria yang sedang terbujur kaku ditempat tidur dibantu alat pernafasan. Seakan menghadapi antara hidup dan mati. Sosok pria masalalu yang kembali hadir setelah Lia sudah berjuang mati-matian melupakan dia.

Dia tak lain adalah pria yang tak bertanggung jawab, mentalantarkan Lia dan Tian, tak memberi nafkah, tak ada kabar dan tiba-tiba datang tanpa diundang.

"Enggak, saya mau pulang". Teriak Lia saat dia melihat papahnya terbaring tak berdaya disana.
"Ini papah kamu, Lia". Memohon untuk tetap disini.
"Terus? Kenapa kalo dia papah saya, dia sudah jahat sama saya dan abang saya". Suara dia semakin tinggi, emosi semakin memuncak.
"Sudah maaf kan segala kesalahan papah kamu Lia, sudah lama dia koma dan terakhir dia sadar dia memanggil nama kamu dan juga abang kamu". Memohon hingga berlutut didepan Lia.
"Intinya saya sudah tak peduli lagi dengan dia, dia saja mana pernah cari saya dan abang saya." Lia berlari keluar.
"Lia......" Leon mengejarnya.

Lia berhenti dikoridor rumah sakit, dia berbalik badan. Menyadari bahwa Leon mengejarnya.

"Seburuk apapun papah kamu, dia tetap papah kamu tak ada mantan anak dan tak ada juga mantan papah". Leon berteriak menjaga jarak dengan Lia.
"Lo bisa ngomong kaya gitu, karena lo belum pernah diposisi gw".
"Kalo pun saya diposisi kamu, saya akan menerima dengan lapang dada semua segala kesalahan papah saya dan memulai hidup baru alangkah baiknya kita saling memaafkan". Tangkasnya.
"Gw gak peduli, siapa sih lo sebenarnya. Jangan so care sama gw". Bentaknya.
"Saya adalah adik tiri dari ayah kamu, maaf kalo selama ini saya jarang terlihat diantara keluarga. Karena saya tinggal diluar kota tepatnya di Bali. Saya bisa seperti ini, karena saya gak punya siapa-siapa lagi disini. Ibu dan ayah saya sudah meninggal sedangkan saya masih membutuhkan papah kamu sebagai penyemangat hidup saya".

Lia terdiam tampak bingung harus berbicara seperti apa.

"Saya sudah lama mencari kamu dan juga kakakmu, tapi tak berbuah hasil. Rumah semasa kecil kamu tinggal sudah saya datangi, namun ternyata rumah itu sudah dihuni orang lain dan orang itu juga tidak tau tentang keberadaan kalian".
"Sudah cukup!! Saya muak akan drama ini". Lia berlari pergi.

RASAWhere stories live. Discover now