Chapter 31 || Hope

39 13 0
                                    

Chapter ini mengandung konten yang sensitif, pembaca di mohon bijak dalam menanggapi isi dari cerita

"Kita sering kali lupa kalau kata-kata dapat menyakitkan seseorang, bahkan candaan bagi kita bisa menjadi alasan seseorang merasa buruk akan dirinya sendiri."

"Kau sudah dengar, kan? Tentang anak dari group itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kau sudah dengar, kan? Tentang anak dari group itu."

"Ah, yang meninggal karena bunuh diri?"

Feby dan juga Vika yang sedang berada di kantin mendengarkan celotehan anak-anak yang ada di sekitar mereka. Memang berita tersebut sedang ramai dibicarakan, tapi banyak yang membicarakannya seperti ingin mencemooh idol yang sudah meninggal dan juga group-nya. Bahkan mereka tidak segan-segan mengatai agensi asal idol itu. Mereka semua mengucapkan semuanya dengan senyum yang terukir di bibir mereka.

Mereka mungkin berkata kalau mereka merasa khawatir dan juga ikut merasa sedih, tetapi ekspresi yang mereka berikan ketika mereka mengucapkan itu membuat semua orang pasti akan berpikir dua kali sebelum mempercayai perkataan mereka. Air mata yang juga mengalir di beberapa wajah juga terlihat seperti kepalsuan, membuat beberapa dari mereka merasa muak dengan semua itu.

"Memuakkan," celetuk Feby yang masih menatap ke arah anak-anak yang heboh membicarakan kabar terbaru tersebut. "Mereka semua berpura-pura."

"Mau berkata apa? Mereka juga menginginkan perhatian, bukan? Saat seperti ini adalah saat yang tepat."

"Eonnie semua tidak tahu apa yang terjadi di kelas!" seru Clara yang mengejutkan kedua kakak kelasnya itu. "Eonnie tahu? Salah satu anak di kelas tiba-tiba saja menangis di kelas dan berkata kalau selama dia hidup, dia selalu menjadikan idol itu panutannya, dia membual di hadapan guru sehingga dia diperbolehkan ke UKS karena katanya dia terlihat tidak enak badan."

"Menjijikkan," balas Feby kecil.

"Apa kita juga salah jika mengatai mereka seperti itu?" Elia menatap ke arah anak-anak yang sibuk dengan urusan mereka. "Perkataan adalah hal yang mengerikan, saat kau bilang 'bunuh saja dirimu' kepada seseorang, orang tersebut mungkin akan benar-benar melakukannya. Dan kita di sini juga ... mengatai mereka yang terlihat berpura-pura."

Mereka semua terdiam atas ucapan Elia. Ucapan itu seperti pisau, jika kau salah bicara akan terasa tajam, di beberapa kesempatan akan terasa sangat berguna untuk berkata seperti itu, tetapi di saat tertentu, hal tersebut salah untuk diucapkan. Kesehatan mental seseorang bukanlah hal yang bisa dibuat bercandaan, tapi tidak sedikit yang melakukannya hanya karena mereka adalah public figure, seseorang yang harus menjadi panutan dan harus terlihat sempurna selalu.

Mereka berempat kembali fokus dengan makanan mereka hingga waktu istirahat sudah selesai. Tidak ada satu pun dari mereka yang memiliki minat untuk melanjutkan pelajaran. Menjadi idol tidaklah mudah, akan banyak masalah yang harus mereka hadapi, salah satunya adalah haters. Mereka akan memberikan komentar pedas tanpa berpikir dua kali. Mereka akan semena-mena berucap sesuai dengan kemauan mereka.

Just Fans {COMPLETED}Where stories live. Discover now