Chapter 32 || Mysterious Boy

49 15 0
                                    

"Mimpi adalah hal yang paling berharga yang akan pernah dimiliki oleh manusia. Ketika mimpi tersebut telah hilang, sama saja seperti orang tersebut telah kehilangan jati dirinya."

Kyuri yang memang sudah terbiasa dengan baju hitam kini melengkapi pakaiannya menjadi serba hitam

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kyuri yang memang sudah terbiasa dengan baju hitam kini melengkapi pakaiannya menjadi serba hitam. Dari atas hingga kepala, hanya warna hitam saja yang bisa dilihat. Rambutnya juga terlihat menggunakan sebuah pita berwarna hitam. Ekspresi wajahnya yang datar kali ini terlihat seperti sedang berusaha keras untuk menahan sesuatu, sebuah emosi, amarah dan kesedihan.

Langkahnya yang sedang menuju suatu tempat terlihat sangat lamban dan juga berat. Seperti menunjukkan kalau hatinya tidak ingin pergi menuju tempat yang dia tuju ini. Meski emosinya seperti bermain-main dengannya, Kyuri tetap menyusuri jalan yang membawanya ke tempat tujuannya. Dia tidak berbalik dan melarikan dirinya.

Sebuah papan pengenal nama tempat tersebut tersematkan di tanah, papan yang cukup besar itu menarik perhatian beberapa orang, namun semua ekspresi akan sama ketika membaca papan tersebut. Siapa yang tidak akan merasa sedih ketika membaca bahwa tempat tersebut adalah rumah duka? Tempat di mana mereka yang sudah meninggalkan orang-orang terkasih berada.

"Annyeong, akhirnya aku datang." Kyuri mengeluarkan sebuah tawa kecil, seperti mentertawakan dirinya sendiri. "Aku sungguh bodoh, sudah berapa tahun aku tidak ke sini karena rasa takut? Aku harap kau mengerti."

Semua ucapan Kyuri tentu saja dibalas dengan kesunyian. Kyuri menghembuskan napasnya dan menyematkan bunga yang dia bawa. Selama dia menempelkan bunga tersebut, dia memperhatikan foto yang ada di dalam, menemani abu dari orang yang dia sayang. Satu-satunya foto yang ada di sana adalah fotonya bersama dengan orang itu. Kyuri tersenyum kecut ketika melihat foto itu.

"Kenapa juga harus yang ini, aku terlihat jelek di sini." Kyuri berusaha dengan sebisa mungkin untuk tidak menangis, tapi hal tersebut sulit dilakukan. "Dunia ... terasa beda tanpamu. Kau pasti sangat kecewa denganku sekarang, benar, kan?"

"Eonnie tidak perlu menemaniku, lagi pula Eonnie seharusnya menjaga YiTian oppa."

"Gege akan baik-baik saja bersama dengan Anna dan Hana. Kau yang seharusnya aku khawatirkan." Kedua suara baru itu memasuki ruangan di mana Kyuri berada. Kyuri yang menyadari siapa pemilik kedua suara itu langsung mengusap wajahnya dan memalingkan wajahnya.

"Oh ...." Suara Mina adalah satu-satunya yang dapat terdengar. "Kyuri Eonnie sibuk karena ada urusan di sini? Kalau tahu, kita bisa pergi bersama. Apa Eonnie mau makan siang bersama?"

"Tidak, aku sibuk." Jawaban yang diberikan oleh Kyuri entah mengapa terasa menyesakkan bagi Mina. Meski dia tahu sifatnya yang dingin itu seperti apa, kali ini jawabannya seperti ingin membuang Mina jauh-jauh.

"Hati-hati di jalan, Eonnie," ucap Mina yang melihat Kyuri berjalan pergi meninggalkan rumah duka. Rain yang sedari tadi hanya diam terus memperhatikan Kyuri yang memiliki mata merah karena habis menangis. Rain menatap ke tempat semula Kyuri berdiri dan menatap apa yang ditatap oleh Kyuri sebelumnya.

Just Fans {COMPLETED}Where stories live. Discover now