Chapter 9 || Notice? I Guess Not

251 58 7
                                    

"Karena berharap adalah satu-satunya hal yang membuatmu terus kuat hingga akhirnya harapan tersebut sudah tidak ada artinya."

Rain menggenggam tangan YiTian yang masih berbaring di atas kasur rumah sakit terlelap dengan tenang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rain menggenggam tangan YiTian yang masih berbaring di atas kasur rumah sakit terlelap dengan tenang. Sebuah senyum kecil terukir di bibirnya seperti menunjukkan kalau dia memiliki mimpi yang indah. Meski tidak sekalipun orang tuanya datang untuk menjenguk setelah atau sebelum bangun, YiTian tahu mereka masih peduli kepadanya.

YiTian dikabarkan akan segera keluar dari rumah sakit karena dia sudah melakukan pemulihannya dengan baik, hanya tinggal beberapa hal kecil saja. Rain yang mendengar kabar tersebut tentu merasa sangat senang, karena itu dia menghabiskan hampir seluruh waktunya untuk menemani YiTian hingga dia sembuh.

"Aku tahu kau sudah bangun," ucap Rain dengan nada yang sedikit menggoda. YiTian membuka matanya dan terkekeh kecil. " Apa yang lucu?"

"Hanya kau dan dirimu yang khawatir itu." YiTian bangkit dari posisinya dan mengacak-acak rambut Rain. "Umurmu sudah 21, tapi sifatmu masih kekanakan. Maaf telah membuat khawatir dirimu selama ini."

Rain memajukan bibirnya dan menyilangkan tangan di depan dada. "Kau tetap menyebalkan!" Rain mengalihkan pandangannya sebelum ekspresinya melunak. "Gege yakin sudah merasa baik-baik saja?"

YiTian hanya mengangguk sebagai balasannya. Dia mencubit pipi Rain karena merasa gemas yang mendapat protes dan pukulan-pukulan maut dari adiknya itu. Semua itu berlangsung hingga seseorang membuka pintu dan merusak momen bersama mereka. Anna dan Hana adalah pelaku tersebut.

"Ey ... apa ini? Orang yang sakit tidak boleh disakiti." Hana terkekeh atas ucapan Anna yang menarik Rain menjauh dari YiTian dengan bercanda. "Bagaimana kabar Gege?"

Anna duduk di kursi yang semula diduduki oleh Rain, membuat orang yang bersangkutan kembali merajuk. Meski tubuhnya besar, dia dengan lihai naik ke atas kasur dan bersandar pada YiTian yang terduduk dan menatap Anna dan juga Hana secara bergantian. Sebuah ekspresi yang tidak dapat dimengerti oleh ketigagadis itu tergambar di wajah orang paling tua di kamar itu.

Rain bertatap-tatapan dengan Anna selama beberapa saat sebelum merasa tahu apa yang menjadi masalah. Dia sudah memiliki beberapa dugaan, tapi dia berharap besar bahwa semua itu hanya sebuah omong kosong belaka. YiTian tahu kalau Mina selalu menjadi orang paling pertama yang menanyakan kabarnya, dan sekarang melihatnya tidak bersama mereka pasti akan membuat dia kebingungan.

"Gege mencari Mina?" celetuk Hana tanpa berpikir dua kali.

Semua mata menatap ke arah Hana yang terlihat terperanjat dengan ucapannya sendiri. Dia menatap Rain dengan takut-takut, mengira dia akan marah. Perasaannya menjadi lega ketika melihat Rain hanya menghembuskan napas pelan dan menggenggam tangan YiTian, membuat dia menatap adik yang sangat dia sayangi itu apapun yang terjadi.

"Kalian bertengkar? Ada apa? Bagaimana bisa?"

Anna bangkit dari kursi dan berpura-pura menyiapkan makan siang untuk mereka semua. "Kami juga tidak tahu bagaimana bisa, tapi ... tiba-tiba saja dia sudah bersama dengan Kyuri eonnie. Sewaktu-waktu, dia pernah mencelakai Hana." Mata YiTian membesar ketika mendengar nama anak itu disebut.

Just Fans {COMPLETED}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang