Chapter 6 || Fansign

363 76 4
                                    

"Sekecil apapun harapan tersebut, akan aku lakukan agar aku bisa menggapai dirimu. Sekecil apapun kemungkinan untuk bertemu denganmu, aku akan berusaha untuk melakukannya."

Mengikuti fansign seperti ritual wajib bagi para fans untuk mendukung dan merasa lebih dekat denga idol mereka

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

Mengikuti fansign seperti ritual wajib bagi para fans untuk mendukung dan merasa lebih dekat denga idol mereka. Namun tidak sedikit yang tidak bisa melakukannya. Hanya orang-orang tertentu saja yang bisa mengikuti fansign tersebut. Dan mereka yang bisa ikut fansign disebut dengan lucky fans. Mereka beruntung karena dapat berinteraksi langsung dengan idola mereka.

Tidak sedikit yang dapat bersentuhan dengan mereka, walau hanya salaman, atau ketika idol itu mengusap wajah fansnya dengan lembut, belum lagi yang memiliki keberuntungan untuk mendapat usapan di kepala oleh idol mereka. Di saat fansign juga, bukan hanya mereka yang mendapat kesempatan berinteraksi, tetapi mereka yang menonton acara itu kerap dinotis oleh idol mereka. Walau begitu, dari sejuta umat yang ada, walau banyak yang ternotis, ada saat di mana seseorang tidak bisa menjadi bagian salah satunya.

"Vika," panggil Ara yang sedang membaca buku di kamar sahabatnya itu. Vika menjawab panggilan tersebut dengan mendongakkan kepalanya sedikit sebelum kembali fokus kepada bacaannya itu. "Apa kau pikir kita bisa jadi lucky fans?"

"Mengapa tiba-tiba?"

"Clara," jawab Ara singkat. Vika yang mendengar nama anak itu disebut langsung terdiam. Memang benar, janji tersebut merupakan salah satu janji yang sulit untuk dilakukan. Tapi, mereka juga ingin menepatinya, bagaimanapun caranya. Pasti ada suatu cara yang membuat mereka dapat mewujudkan mimpi Clara sebelum dia harus pergi meninggalkan segalanya.

"Elia berkata kalau kondisinya belakangan ini memburuk, kan?" Vika menutup bukunya yang semula menarik, tapi sekarang semua tulisan tersebut terkesan menyebalkan. Dia menghembuskan napas pelan dan meletakkan buku yang dia pegang di pangkuannya. "Kita tidak tahu apa dia bisa sembuh atau tidak."

"Dia pasti sembuh."

Ucapan singkat Ara membuat Vika merasa kalau dia tidak menjadi teman yang baik. Dia selalu berpikiran negatif belakangan ini. Padahal biasanya dia yang lebih dikenal memiliki sifat percaya diri, meski terkadang dia terbully oleh beberapa anak yang menyebalkan. Vika mengambil buku bacaan Ara dan menyelipkan pembatas buku tersebut sebelum dia mengerucutkan bibirnya. Mereka harus berbicara serius.

Nyawa seseorang bukanlah hal yang bisa dijadikan bahan becandaan. Bahkan seseorang yang terlihat baik-baik saja tanpa ada penyakit pun  dapat pergi begitu saja. Gunakanlah waktu sebaik mungkin, itulah yang Vika pikirkan. Dia tidak pernah tahu kapan akan menjadi hari terakhir dia melihat sahabatnya, menghabiskan waktu bersama, tertawa, dan menangis, tapi dia ingin menghabiskan segala waktunya bersama dengan orang-orang yang dia sayangi, yang selalu mengerti akan dirinya.

Vika menarik Ara keluar dari kamarnya dan mengajaknya untuk makan bersama, mencoba untuk melupakan segala masalah yang ada dengan memasang lagu NCT sebagai penenang dan sebagai teman di kala suasana menjadi sepi. Ara mendapat bagian untuk memilih lagu yang dia suka, dan tanpa ragu, dia memilih lagu di mana Winwin ikut partisipasi yang cukup banyak. Sebuah senyum jahil tergambar di bibir Vika ketika mendengarnya. Vika sangat berharap kalau dia dapat menghabiskan seluruh waktunya seperti ini dengan sahabatnya.

Just Fans {COMPLETED}Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora