Part 35: I wanna make you mine

11.9K 1.1K 109
                                    

Demi apa hampir 2,000 words?

Sorry banget gue lama ga update guys.. tapi jujur situasi mencekam gegara Covid akhir2 ini beneran bikin gue susah banget nge-build energy positif buat nulis. Dan akhirnya tulisan gue berakhir suram dan bikin gue yang nulis jadi sedih. Lah gimana gak sedih kalo disaat mendekati ending gini tulisan gue malah balik konflik padahal mestinya masa – masa itu udah lewat, ga adil banget buat Ethan sama Bintang. Jadilah gue meralat dan menulis ulang chapter ini. jadi deh molor sehari up nya, wkwkwk... Niwey, Happy reading...


Put your hand in mine

You know that I want to be with you all the time

You know that I won't stop until I make you mine

Until I make you mine

- Public, Make you mine



"Pak... kita sudah sampai."

Ucapan Rajat membuat Bastian Marra melangkah keluar dari Bentley nya. Dengan gagah ia melangkah ke lobby utama rumah sakit pusat milik Finest Hospital. Saat ini ia akan menandatangi perjanjian kerjasama dengan direktur Finest Hospital. Suatu deal yang cukup besar karena kali ini Marra Group akan menangani pembangunan 10 rumah sakit milik Finest Hospital di Sumatera, Sulawesi dan Kalimantan.

"Pak Bastian.." ucap Rajat membuka pembicaraan. "Mengenai Sutjipto, pemilik Finest Hospital. Ada informasi penting yang belum sempat saya sampaikan."

Bastian menoleh dengan bingung ke arah Rajat disampingnya. Menaikkan sebelah alis sebagai tanda bahwa Ia mendengarkan.

"Jadi Pak, putri Pak Sutjipto sebenarnya adalah..."

"Pak Bastian Marra. Akhirnya saya berkesempatan bertemu langsung dengan anda."

Panggilan dari depan Bastian Marra membuat Rajat sontak terdiam. Dihadapan mereka berdiri dua orang dokter muda menyambut mereka.

"Perkenalkan, saya dr. Rhenaldi Lubis, partner Sutjipto group untuk project ini" Ucap sosok gagah dengan rambut klimis di sebelah kanan sambil mengulurkan tangan.

Bastian menyambutnya dengan mantap. Ia kenal siapa Rhenaldi Lubis, keluarganya cukup terpandang di Sumatera Utara.

"Dan saya dr. Banyu Sutjipto. Orangtua saya sudah menunggu anda, silahkan ikuti saya." Ucap sosok tinggi yang tampak lebih kaku di sebelahnya.

Bastian mengikuti sambil mengamati dengan cermat. Dia pernah bertemu dengan Rimba dan Rana Sutjipto, kedua orang tua Banyu. Mereka berdua pasangan dokter profesional yang terpandang di negeri ini, dan keduanya sama – sama kaku. Sepertinya Putra mereka, Si Banyu ini, juga mewarisi kekakuan yang sama.

Melihat Banyu membuatnya mengingat dirinya dulu semasa muda dan juga kedua orangtuanya, para pebisnis ulung yang juga sama kakunya dengan dirinya. Tanpa terasa langkahnya membawanya ke ruang rapat besar di lantai 5 rumah sakit itu.

"Pak Bastian, apa kabar?" sapaan hangat dari dr. Harimba Sutjipto membuat kenangannya memudar begitu saja.

"dr. Sutjipto." Sapa Bastian sambil tersenyum hangat.

"Silahkan duduk. Mungkin kita bisa mulai duluan sebelum putri saya hadir."

"Putri anda?" Bastian tidak ingat kalau Rimba dan Rana punya anak perempuan.

OBSESSEDWhere stories live. Discover now