Part 7: Even ice can melt

13.8K 1.2K 28
                                    



Only you can make me feel this way and our time is right now.

-        Marshmello ft. Dualipa, Here




"Kamu gak ngantuk?" tanya Bintang saat mereka berkendara ke Bandung keesokan paginya, Ethan benar – benar menepati kata – katanya untuk berangkat ke Bandung pagi – pagi benar.

Ethan menoleh ke arahnya sesaat sebelum mengembalikan pandangan ke depan. Tol jagorawi menuju Cikampek masih lengang sepagi ini. Masih jam 5, masih banyak waktu.

"Elo bisa gak sih ber-gue elo aja ngomongnya sama gue Bin. Aneh tau gak aku – kamu-an sama laki. Gue berasa Gay" ucap Ethan jujur. Well, ya itu dan juga karena entah mengapa cara Bintang mengucapkan aku – kamu kepadanya bikin dia berdesir. Dan itu gak bagus.

Dia gak nyadar kalo di sebelahnya wajah Bintang sudah memerah. Bukannya Bintang gak sadar kalo ini bakalan awkward, tapi sepanjang karir profesionalnya sebagai dokter dia teramat jarang memanggil siapapun dengan gue – elo. Aku - kamu adalah panggilan teramat santai yang bisa digunakannya. Seringkali jika berbicara dengan profesornya atau dengan pasiennya, Ia malah memilih kata panggil saya-anda.

"Bin.." panggil Ethan memastikan.

Bintang menghela nafas panjang sebelum menjawab "Iya.. aku coba."

"Elo kalo masih ngantuk tidur aja Bin, nanti sampe Bandung elo langsung on duty kan?"

Bintang mengangguk sambil membenarkan posisinya, Ia benar – benar butuh tidur karena Ia nyaris tidak tidur semalaman.


Flashback on

Bintang baru saja menyelesaikan sesi pelajaran masak memasaknya dengan ibu Ethan. Sempat ngobrol – ngobrol singkat juga dengan Milan dan Alexa serta tante Sarita tadi. Dia baru tau kalo ayah Ethan menamakan anak – anaknya sesuai dengan nama – nama kota tempat mereka 'dibuat'. Athens, nama asli Ethan dari kota Athena di Yunani. Lantas Milan dari kota Milan di Italy dan Alexa yang lengkapnya adalah Alexandria. Sungguh kebetulan mengingat Ia dan Banyu juga dinamakan berdasarkan nama kota tempat mereka dibuat. Banyu dari kata Banyuwangi dan nama tengahnya sendiri: Lima, dari kota Lima di Peru.

Dan selama perbincangan yang gak sebentar itu, Ethan sama sekali tidak kelihatan batang hidungnya. Dia pasti lagi bener – bener keasikan main game konsol.

Setelah cukup berbincang, Bintang memutuskan untuk kembali ke kamar.Ia melangkah masuk ke dalam kamar yang kini sudah temaram dan bingung karena tidak menemukan Ethan dimanapun. Ia sebenernya terbiasa untuk cuci muka dan gosok gigi sebelum tidur, tapi mengingat Ethan tidak terlihat dan dari pintu kamar mandi yang tertutup maka Ia menduga Ethan sedang ada disitu.

Sambil mengendikkan bahu Ia melangkah menuju sofa di sudut ruangan. Dia gak bisa tidur bareng Ethan di ranjang yang sama. Ethan mungkin gak tau kalo dia perempuan, tapi dia tahu. Dan dia yang akan membatasi diri semampunya.

Bintang sudah nyaris memejamkan mata saking lelahnya ketika telinganya menangkap suara – suara aneh dari arah kamar mandi. Ia berusaha mengacuhkan tapi semakin lama suara itu semakin keras. Dengan penasaran Ia berjalan ke arah kamar mandi sambil menempelkan telinganya di pintu. Takut kalau – kalau Ethan mendadak sakit dan butuh bantuannya, namun apa yang di dengarnya membuat bukan hanya telinganya, tapi juga seluruh wajahnya memerah.

Ia bukan anak kecil lagi, Ia yakin ia baru saja mendengar desahan dan erangan konstan dari arah kamar mandi. Shit! Is Ethan 'play' with himself in there?

Dan seluruh sisa malam itu Ia habiskan dengan berbaring nyalang tanpa bisa benar – benar tertidur. Terlebih saat Ethan akhirnya keluar dari kamar mandi dan menemukannya tertidur di sofa lantas menggendongnya dan menidurkannya ke ranjang sambil menyelimutinya.

Flashback off


"Lo udah bangun?" tanya Ethan saat Bintang pertama kali membuka mata. Bintang mengucek mata sambil menatap ke sekelilingnya, mereka masih di dalam tol, jam di dashboard menunjukkan pukul 6 lewat. Ternyata ia tertidur cukup lama, pantas badannya agak segar.

"Gue kebelet pipis nih, kita mampir dulu ya" ucap Ethan mendadak sambil berbelok ke rest area yang kebetulan mereka lewati.

Ethan bergegas berjalan ke arah toilet terdekat saat menyadari bahwa Bintang tidak mengikutinya. Ia berbalik dan menemukan Bintang berdiri diam sambil memandangi toilet umum di hadapan mereka.

"Bin, elah... elo ngapain malah diem aja disitu. Toilet gak?"

"Emmm... errr... anu... aku... maksudnya.. gue.. gue ke Starbucks dulu ya Than, ngantuk banget gue butuh kopi" sela Bintang membuat Ethan hanya mengendikkan bahu dan melanjutkan langkahnya ke toilet.

Saat Ethan tiba di Starbucks Ia melihat Bintang baru saja keluar dari toilet Starbucks.

"Tadi katanya gak kebelet" tegur Ethan.

"Tadi nggak, tapi sampe sini malah kebelet" jawab Bintang santai. Ethan tertawa di sebelahnya.

"Lo udah pesenin gue sekalian kopinya? Lo pesen apa? gue suka macchiato."

"Belom, ini baru mau pesen" jawab Bintang santai.

"Laaahhh??"

"Jadi Milan sama Alexa itu adek kamu?" tanya Bintang saat kembali ke hadapan Ethan sambil membawa Macchiato Ethan dan Caramel Latte nya sendiri. Ia sudah tau sebenarnya, tapi daripada gak ada bahan obrolan maka Ia memutuskan mengulang topik pembicaraan semalam.

Ethan menatapnya sekilas sambil menyalakan rokok. Mereka memutuskan untuk istirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan. "Adek tiri, beda nyokap"

"Oh, pantesan"

"Kenapa?" tanya Ethan tertarik.

"Nggak. Cuman.. kalian bertiga gak terlalu mirip."

Ucapan Bintang langsung disambut dengan tawa keras Ethan.

"Kenapa?" tanya Bintang bingung.

"Tunggu sampe elo ketemu adek gue yang 3 lagi, semakin gak mirip."

"Kamu.. eh maaf, elo... 6 bersaudara?" tanya Bintang kaget. Bukan apa – apa, cuman jaman sekarang agak sulit menemukan keluarga yang masih memiliki banyak anak. Rata – rata teman Bintang 2 bersaudara seperti Ia & Banyu, bahkan tidak sedikit yang anak tunggal.

"6 bersaudara dari 5 ibu" jawab Ethan santai.

"Apa?" tanya Bintang spontan sambil tanpa sengaja menyemburkan lattenya. "Eh.. sorry.. gue gak maksud." Dia langsung panik melap baju Ethan yang terkena semburan kopi.

Bukannya marah, Ethan malah tertawa terpingkal – pingkal bikin Bintang cemberut dan akhirnya ikutan tertawa bareng Ethan. "Ethan ah, udah deh.."

"Sorry Bin, aduh sumpah tapi reaksi loe epic banget. Gue harusnya ngerekam pake video terus gue sebarin di You Tube, pasti yang nge-like banyak" ucap Ethan di tengah tawanya, ia masih sibuk memegangi perutnya menahan tawa.

"Tau ah.." balas Bintang kesal sambil meninggalkan Ethan begitu saja.

"Bin.. bentar.. aduh.. jangan ngambek elah, kayak cewek deh lo" teriak Ethan di belakangnya, Ia tidak perduli dan terus berjalan ke arah mobil Ethan.

"Bintang kopi lo ketinggalan" teriak Ethan lagi. Kali ini Bintang berbalik dan mengambil cup Latte nya yang masih agak penuh. Sepenuhnya mengabaikan Ethan yang kembali terbahak "Dasar ogi, ogah rugi" cela Ethan.

Bintang menatapnya datar lantas membalik badan, kali ini dengan seulas senyum di wajahnya.


---


Eciyeeee.... Bintangg.... Ethan ngegemesin ya? Emanggg...

Makanya dari semua geng Aric dia yang terakhir diceritain, suka nyebelin tapi ngangenin gitu sih orangnya. Wkwkwk...

Voments gaes, si Bintang minta dipencet tuh...

Published on 22 June'19

OBSESSEDWhere stories live. Discover now