Part 17: Intuition

12.2K 1.1K 79
                                    



my stressful week just past, phew...
Long chapter with more than 1400 words. Sangat tidak gue sekali. Happy reading guys!



Follow your heart

Your intuition

It will lead you in the right direction

- Jewel, Intuition




[ETHAN]

"OK senor, feliz de hacer negocios contigo" ucap pria di depannya. – OK sir, nice doing business with you

"Yo tambien. Te Veo Pronto." – Me too, see you soon. Balas Ethan sambil membalas genggaman rekan bisnisnya tidak kalah erat.

Ia membiarkan asistennya mengantar tamunya keluar sebelum menarik lepas simpul dasinya dan merebahkan diri di sofa sambil memijat pelipisnya pelan. Astaga, baru 2 minggu dia disini tapi mengapa rasanya sudah seperti 2 tahun.

Ethan memang ada di Costa Rica untuk memperluas bisnis resortnya. Khusus untuk resort, bukan hotel. Sebagai seorang pebisnis property, Ethan memang sudah punya rencana sendiri dengan negara – negara yang Ia sasar sebagai lokasi.

Beberapa tahun lalu Ethan berlibur ke negara ini dan langsung terpesona oleh kecantikan panorama alamnya, dan sejak saat itu juga Ia sudah berniat memiliki resort di negara ini. Setelah beberapa kali penjajakan, usahanya mulai membuahkan hasil. Dia berhasil menjalin kerja sama dengan pemilik resort lokal yang nyaris gulung tikar karena manajemen yang lemah, namun punya lokasi yang teramat strategis. Alejandro, partner bisnisnya, telah setuju mengganti nama resort lamanya dengan nama Marra resort yang lebih terkenal di berbagai belahan dunia dan membiarkan Ethan menjadi partner penuh dengan kepemilikan saham yang cukup besar.

Pertemuan siang ini juga adalah untuk menandatangani kesepakatan bisnis mereka. Setelah penanda tanganan, otomatis Ethan resmi memiliki resort di Costa Rica. Ia semestinya senang, karena setelah ini Ia akan bisa turut campur langsung memeriksa seluruh system operasional resort. Hal yang biasanya selalu membuatnya bersemangat, tapi tidak kali ini. Kali ini Ia hanya ingin pulang ke Bandung, Ia kangen Bintang, teramat sangat.

Dering di ponselnya yang menampilkan nama ayahnya membuat Ethan mendengus kesal. Hubungannya dengan ayahnya tidak pernah harmonis, tapi biar bagaimanapun Ia tetap menghormati ayahnya. Setelah menarik nafas panjang Ia memutuskan untuk mengangkat telpon itu.


"Pacar kamu yang baru emang tomboy, atau kamu sekarang juga mau coba main sama laki – laki?"

Ethan mendengus mendengar kalimat pertama yang diucapkan oleh ayahnya, sama sekali tidak ada unsur basa – basi.

"Selamat siang Ayah" jawabnya menyindir.

"Disini subuh Ethan. Jawab pertanyaan Ayah."

"Siapa yang bilang sama Ayah? Om Rajat?" tanya Ethan walau ia sudah tahu pasti jawabannya. Rajat adalah tangan kanan ayahnya sejak dulu. Orang yang selalu memantau apapun yang dilakukan oleh Ethan dan adik – adiknya dan melaporkan jika ada yang tidak lazim ke ayah mereka. Ayahnya bisa saja kawin cerai berkali – kali dan cuek dengan mantan – mantan istrinya, tapi tidak dengan anak – anaknya. Beliau ayah yang teramat protektif.

"Jawab Ethan." Tegas ayahnya.

Ethan memejamkan mata sambil menguatkan hati. Dia beneran suka sama Bintang, tapi mengakui yang sebenarnya ke ayahnya juga bukan pilihan bijak. Dia tahu persis sekeras apa ayahnya.

OBSESSEDWhere stories live. Discover now