Part 27: Love hurts

12.2K 1.1K 81
                                    

Okay, let's try longer chapter today *wink*

So, karena cerita ini adalah tetralogi terakhir dari 4 cogan Aric-Adrian-Oliver-Ethan, jadi gue bakal nyelipin semua temen2nya Ethan di ceritanya dia. Itung2 obat kangen sebelum beneran say goodbye. Coz as I always said in every epilog, I never make extra chapter. So, enjoy!


I wish I could do exactly what you did

I wish I could hurt you back

Love, What would you do if you couldn't get me back

You're the one who's gonna lose

- Jessie Reyez, Figures





[ETHAN]

Ethan terbangun dengan salah satu hangover terparah yang pernah dia alami. Mengerjap beberapa kali saat pandangan matanya malah bersirobok dengan makhluk mungil berseragam kotak – kotak di hadapannya yang menatapnya penuh minat.

"Faith?" tanyanya bingung.

"Hi Om Ethan. What happen to you?" tanya wajah imut di hadapannya.

"Where am I?" tanya Ethan sambil mencoba memperhatikan ruangan sekitarnya. Memutuskan untuk tidak menjawab pertanyaan Faith. Gimana juga coba nyeritain soal hangover ke anak SD?

Untunglah gak berapa lama terdengar suara familiar yang memanggil Faith sehingga gadis cantik itu keluar setelah sebelumnya mengecup pipinya penuh sayang, disusul dengan langkah kaki seseorang dan seraut wajah tampan yang memasuki kamar yang Ia tempati saat ini.

"Ric.."

Aric menggeleng samar di depan Ethan "Sampe detik ini, gue masih gak bisa ngerti kenapa Faith tergila – gila sama om Ethan nya lebih daripada dia sayang sama bapaknya." Sungutnya.

Ethan mencoba duduk sambil terkekeh. Menerima obat pengar dan air mineral yang diberikan Aric dan menenggaknya cepat.

"Jawabannya gampang banget padahal. Gantengan om Ethan daripada papa Aric."

Jawaban asal yang langsung mendapat keplakan di kepala dari Aric.

"Better?" tanya Aric sambil menatap Ethan prihatin.

"Yep. Thanks Ric."

"Wanna share me what happen last night?" tanya Aric sambil berjalan keluar kamar.

Ethan mengikuti dengan malas – malasan.

"Kenapa lo bawa gue pulang ke rumah lo?" tanya Ethan saat mereka tiba di dining room. Menuang jus jeruk murni di pitcher di atas meja makan sambil celingukan ke sekeliling ruangan. Si Aric emang maniak jeruk.

"Ayu nganter Faith sekolah" ucap Aric menanggapi pertanyaan Ethan yang tak terucap.

Ethan mengangguk. Mulai mengolesi roti dengan nutella.

"Ya gimana lagi Than? Masa gue gotong lo balik ke apartment? Password lo aja gue gak tau, elo nya mabok kagak bisa ditanyain. Mau gue anter ke rumah lo, semua CCTV nya connect ke Om Rajat. Bisa digantung lo sama bapak lo kalo udah tua gini masih pulang mabok aja."

Ethan meringis. Aric benar. Om Rajat, tangan kanan ayahnya, memantau Ia dan kelima adiknya dengan ketat. Bahkan di saat usia mereka sudah tidak kecil lagi tetap saja pantauan itu tidak berkurang sedikit pun. Satu kejadian aneh saja, dan tidak sampai 5 menit kemudian ayahnya sudah pasti langsung tahu.

OBSESSEDWhere stories live. Discover now