Part 1: The horny bastard

22.7K 1.3K 29
                                    

Warning 21+

Anytime, anywhere, baby boy, I can misbehave. He giving me that good shit, that make me not quit, that good shit.
- Ariana Grande, Everyday



[BINTANG]

Bintang tiba di Marra Resort Lembang lebih awal dari yang dia perkirakan, hari ini adalah hari pertamanya di Marra Resort. Belum kerja full seharian sih, dia baru masuk senin besok sebenarnya, tapi sabtu ini dia diminta masuk oleh Chef Evan, bos nya, untuk kenalan dengan seluruh staf kitchen sekalian perkenalan area – area Resort. Sengaja dilakuin lebih awal biar senin besok dia bisa langsung kerja tanpa perlu perkenalan ini itu lagi.

Setelah memastikan Mini Coopernya terparkir dengan benar dia bergegas masuk ke dalam hotel dan langsung celingukan mencari toilet. Sebelum akhirnya memutuskan untuk mencari toilet yang lebih dekat dengan kitchen karena pastinya lebih sepi dibanding toilet lobby yang saat dia masuk tadi sudah penuh terisi. Sepertinya ada grup korporat yang lagi check out karena lobby resort dipenuhi banyak manusia dan koper – koper mereka.

Sesampainya di depan toilet areal kitchen, Bintang malah terpekur dan menatap bingung 2 pilihan toilet di depannya. Ada toilet pria dan wanita. Sebenarnya, Bintang ini perempuan, tapi karena saat melamar sebagai sous chef 2 minggu lalu, syarat utamanya adalah laki - laki, maka Bintang memutuskan untuk berpura – pura menjadi laki – laki sesuai persyaratan yang diberikan. Siapa yang nyangka ternyata dia malah diterima. Well, secara udah kepalang basah, ya mendingan nyebur aja sekalian kan. Lagipula, cuma buat setahun ini, apa susahnya sih. Iya kan?

Maka setelah menarik nafas panjang ia pun masuk ke dalam toilet pria dan langsung terpana melihat deretan urinal di depannya. Bagaimana mungkin? Biar gimana dia kan perempuan, dan dia gak punya.. itu... ya kali dia pipis disana. Untunglah dari ujung matanya dia berhasil menemukan 2 bilik tertutup di ujung ruangan. Pasti ada toilet duduknya.

Bintang baru saja melangkahkan kaki ke arah salah satu bilik yang pintunya terbuka saat telinganya menangkap suara – suara janggal dari bilik toilet di sebelahnya. Shit, Did someone fuck in there? Kok... bisa? Mendadak gak lagi kebelet pipis, Bintang melangkah menjauh, dia malah pengen buru – buru keluar dari sana.

Sayangnya belum sempat dia keluar, pintu bilik tadi terlanjur terbuka, dan alih – alih keluar Bintang akhirnya memutuskan untuk mencuci tangan di wastafel. Kan aneh kalo dia yang keluar, lah yang berbuat aneh – aneh aja bukan dia, kenapa malah dia yang kabur?



[ETHAN]

"Aaghhh... uhhh... Oh fuck! Danielle, shit..." lenguhan dan desahan terdengar menggema di ruang sempit ini.

Sang perempuan yang disebut – sebut namanya, Danielle, merapatkan kakinya ke badan kekar di depannya. Berhati – hati agar ia tidak terjatuh apalagi terbanting ke lantai. Punggungnya terasa sakit karena terbentur – bentur dinding di belakangnya, tapi nikmat yang ia rasakan di area intimnya membuatnya melupakan rasa sakit di punggung dan terus mengejar puncak kenikmatan.

"Ethan... I'm close, ahh..."

Gak butuh waktu lama buat Danielle untuk mendapatkan puncaknya, dan saat ia melenguh nikmat detik itu juga pria kekar di hadapannya menahan pinggulnya erat dan menurunkannya dari gendongan. Danielle yang lemas terduduk di kloset sambil menatap nanar ke pria tinggi besar yang kini sedang meracau sambil bermain sendiri. Sejenak kemudian pria itu sampai.

Keringat mengucur di dadanya, dan ia berusaha mengatur nafas sejenak sebelum kemudian melepaskan pengaman, mengikatnya dan melemparnya ke tempat sampah kecil di sudut ruangan.

"Thanks Baby, you're the best" bisik pria itu sambil mencium pipi Danielle sekilas sebelum membersihkan diri seadanya dan bersiap melangkah keluar dari toilet.

Hell yeah. They've fucked in the toilet.

"Ethan.." panggilan Danielle membuat sang pria tidak jadi melangkah keluar. Dengan satu alis terangkat naik ia menolehkan kepala.

"Aku gak ngerti kenapa kamu gak pernah mau keluar di dalam. Aku gak keberatan hamil anak kamu." Ujar Danielle kemudian.

Ethan terdiam sejenak sambil menatapi Danielle sebelum berkata sadis, "Well, aku yang keberatan kamu hamil anak aku. Gak usah contact aku lagi, kamu tau pembicaraan tadi off limit" Sebelum akhirnya beneran berbalik dan keluar dari toilet.

Sial! Maki Ethan dalam hati saat keluar dari bilik toilet. Hilang lagi 1 partner bercintanya, padahal Danielle adalah salah satu favoritnya untuk melepas hasrat. Ethan bertemu Danielle 2 tahun lalu, wanita itu adalah salah satu rekan bisnisnya. Dan sejak hari mereka menandatangani kontrak kerja sama, di hari itu juga Danielle mulai menjadi salah satu partner bercintanya. Setelah 2 tahun bersama, Ethan tahu betapa berharapnya Danielle agar bisa menjadi satu – satunya wanita buat Ethan. Tapi apa daya, sejak kecil Ethan sudah terbiasa menulikan hatinya dari kata cinta. Walau nafsu adalah hal lain. Dia pria dengan kebutuhan biologis yang harus dituntaskan.


Ethan mencuci tangan di wastafel sambil mengaca dan memastikan dirinya cukup rapih untuk keluar toilet saat menyadari bahwa ia tidak sendirian di ruangan itu. Ada seorang pria lain dengan postur mungil yang juga sedang mencuci tangan di wastafel di ujung.

Ethan berdehem. Sial! Padahal dia sudah memastikan dia berada di toilet tersepi di areal hotelnya ini. Siapa sangka ada orang lain yang kebetulan juga ada disini. Dia menatap pria mungil itu sejenak, berusaha menerka apakah pria itu karyawan ataukah tamu hotel saat pria itu tiba – tiba bersuara. Suaranya juga kecil, seperti suara laki – laki yang belum akil balik. Mereka bertatapan di kaca besar di depan wastafel.

"Gak nyangka ada juga orang yang gak tahan sampe milih make love di toilet hotel. Tanggung amat, kenapa gak di kamar sekalian?" ucap pria itu datar. Nada suaranya memang datar, tapi Ethan bisa menangkap sinisme yang kental di pilihan kalimatnya.

Ethan tersenyum miring sambil menepuk pelan lengan pria itu. "Make love emang bagusnya di kamar broe, tapi masalahnya gue gak pernah make love."

"I only fuck"

"Hard"

---

Uhuk... uhuk... Ealaahhh Ethannn... Dia yang ngomong, kok jadi gue yang ngebayangin? Kagak bener banget inimah...

Yang mau lanjut mana suaranya? Voments yak...

Published on 21 April'19

OBSESSEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang