Part 12: Misunderstood

12.2K 1.2K 140
                                    

Mulai dari part kemarin onwards, gue akan mulai nulis dari sudut pandang Bintang dan Ethan langsung karena interaksi di antara mereka bakal mulai intens. Biar lebih 'berasa' aja feel nya.


---

Why am I like this again

I thought it was only when distance kept us apart

Why you do that again, babe

Look at me don't you understand

I'm here with a million chances

-        Rapyourbae feat. Kittendust, Misunderstood







[BINTANG]

"Thanks for coming Bintang."

Aku mendongakkan wajah dari buku menu di hadapanku dan langsung bertatap muka dengan wajah ganteng yang kini tampak muram. Wajah milik seseorang yang pernah nyaris menjadi pelabuhan terakhirku.

"I do this for Rania and your mom, Putra." Jawabku singkat. Sinisme terasa kental dalam setiap kata yang kuucapkan.

Ya, sejak pertemuan kami di rumah Rania beberapa waktu lalu, Putra beberapa kali berusaha untuk bertemu denganku. Usaha yang selalu berhasil kupatahkan. Karena... ya, buat apa lagi. Antara aku dan dia emang udah gak ada apa – apa lagi. Di hari aku menemukan dia selingkuh, hari itu juga aku memutuskan apapun itu yang tersisa antara aku dengan Putra.

Well, emang gak segampang yang terdengar. Aku butuh waktu beberapa bulan untuk recover. Puluhan kotak tissue menjadi saksi bisu betapa perlakuan Putra menghancurkanku. Aku menghabiskan waktuku dengan mendekam lama di kamar, aku bahkan sempat cuti praktek beberapa waktu.

Ya, jadi chef kali ini bukan pelarian pertamaku. Aku pernah 'break' sekali saat bubar dengan Putra beberapa tahun lalu. Break yang direstui oleh kedua orang tuaku. Karena seperti juga aku, merekapun menghadapi kekagetan yang sama. Well, siapa yang gak kaget denger Putra selingkuh kalau undangan sudah dicetak, gedung sudah di DP dan bahkan menu catering sudah di pilih.

Tapi, kalau kupikir – pikir ada untungnya juga aku bubar dengan Putra saat itu, karena saat itu aku memilih kabur ke Prancis dan saat disana memutuskan untuk mengambil kursus memasak di Le Cordon Bleu yang tersohor itu untuk mengalihkan kesedihanku. Siapa sangka, ijazah kursus itu jugalah yang membuatku di terima jadi sous chef di Marra resort.

"Besok aku akan kembali ke Bahrain."

Aku terdiam, I don't need to know that.

"Aku mau kamu tahu kalau aku benar – benar menyesal. Aku.. khilaf Bin." Ucapnya lagi.

Aku mendengus.

Yeah right, pria mana yang pacaran lama namun memutuskan untuk selingkuh dan meniduri wanita lain hanya beberapa bulan sebelum menikah. Dan gak tanggung – tanggung wanita yang ditidurinya adalah mancan pacarnya sejak SMP dulu. Lisa, wanita pertama yang pernah hadir dalam hidup Putra.

"Aku sudah memaafkan kamu." Ucapku akhirnya sambil menutup buku menu dan melambaikan tangan ke waiter terdekat.

"Black coffee, no sugar." ucapku ke waiter tersebut. Putra mengernyit di hadapanku.

"Sejak kapan kamu minum kopi hitam?" tanyanya penasaran.

Aku berdecak. "Sejak dulu. Isn't it funny how eventually there are small things you don't know about me Putra." Sindirku.

Putra terlihat tidak senang dengan kalimatku barusan tapi memutuskan untuk tidak memperpanjangnya. Dia menghela nafas sebelum akhirnya berkata "Kamu gak pernah benar – benar memaafkan aku atas semua yang terjadi Bin."

Aku menggeleng gemas. "Sekarang udah."

"Gimana?"

"Dulu memang sulit Put, we were close. So close. I've loved you back then dan aku kasih semuanya ke kamu Putra, semuanya. Dan lihat apa yang aku dapat sebagai balasannya. Kamu selingkuh. Hanya 2 bulan sebelum kita menikah. Udah bagus aku gak gila."

Dadaku terengah – engah dan jantungku berdentam kuat. Aku baru sadar bahwa aku memang harus mengeluarkan ini. Selama ini aku memendam semuanya dan hanya berusaha bertahan dan terus maju, terus hidup. Tapi ternyata mungkin masalah ini justru menggerogotiku dari dalam.

"Maafin aku Bin.." ucap Putra sambil meraih tanganku dan menggenggamnya.

Aku mengeleng. "Sudahlah, toh semua sudah berlalu."

"Apa yang sudah berlalu? Lo siapa?" tanya sebuah suara di belakangku.

Aku menoleh dan membelalak kaget saat menemukan Ethan Marra sedang berdiri di belakangku dan menunjuk Putra. Matanya menatap tajam ke tangan Putra yang sedang menggenggam tanganku. Dengan gugup aku menarik tanganku kembali.

"Ethan?"

"Lo siapa?" ulang Ethan masih sambil menunjuk Putra.

Putra tampak bingung walau kemudian berdiri sambil mengulurkan tangannya ke arah Ethan. "Saya Putra."

"Ethan" ucap Ethan tegas sambil membalas uluran tangan Putra.

Aku menatap mereka bingung tepat saat mas waiter mengantarkan black coffee pesananku.

Ethan dan Putra berhenti bersalaman lantas menarik kursi dan duduk.

Great, Ethan bahkan mengundang dirinya sendiri dan ikut duduk diantara aku dan Putra.

"Ini gulanya teh." Ucap waiter tersebut sambil menaruh satu wadah berisi campuran sachet gula putih, gula diet dan brown sugar.

"Dia gak butuh gula ini, cukup kopi hitamnya saja." Ucap Ethan sambil mengembalikan gula ke waiter tersebut. Aku menatapnya bingung, demi apa Ethan tahu kalau aku prefer kopi hitam tanpa gula.

"Dan jangan panggil dia teteh, mestinya kamu panggil dia A'a, dia laki."

Kali ini Putra menatapku heran, aku menggelengkan kepalaku samar. Biar gimana, Putra gak tahu menahu soal samaranku menjadi pria. Dan tampaknya kali ini aku justru harus bersyukur sempat pacaran lama dengan Putra dulu, karena dia jadi hafal bahasa tubuhku. Dia pasti tahu ada yang aku sembunyikan soal status genderku sehingga dia hanya mengangguk samar ke arahku tanpa menyanggah ucapan Ethan.

"So Putra, elo siapanya Bintang?" tanya Ethan lagi setelah kang waiter berlalu sambil mengucapkan maaf.

"Elo pacarnya?" kejar Ethan karena Putra masih saja terdiam. Dia terdengar emosi.

Putra menghela nafas lalu menjawab jujur. "Gue mantan calon suaminya."

Aku tercekat, kaget sama jawaban jujur Putra.

"Maksud lo?" tanya Ethan bingung.

Aku sudah pucat dan mematung di kursiku, berharap ada sapu terbang yang bisa membawaku pergi dari sini. Where is Harry Potter when I need him most? This is really really bad.

"Gue mestinya menikahi Bintang 3 tahun lalu." Jawab Putra.

"The fuck! And you told me you are not gay. Really Bintang?" Kali ini Ethan membelalak ke arahku.

I'll be damned, Ethan sound pissed.


---


Published on 31 Jul'19

Aishh... Jadi kepo deh.. Emang yang waktu itu abis dicium Ethan si Bintang ngomong apa sih?

Ini si mamak author emang kerjaannya bikin kepo readers ya nulisnya longkap2, wkwkwk...

Yang kepo coba pencetin dulu itu bintang kecil dibawah *kedipkedip*

OBSESSEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang