Part 7 : Secretum

Start from the beginning
                                    

"Gimana ya Ann, Ziva itu cinta pertama gue gitu. Lo tau kan gue gak pernah menyukai apapun selain pisang sama pepaya," ucap Arif lemah.

"Tapi, Ziva berhasil buat gue suka dia. Ngalahin rasa cinta gue ke pisang sama pepaya.." kini Arif mulai menaruh kepalanya di sandaran bangku.

"Lo nggak inget?.." Anne berdiri berkacak pinggang menatap Arif.

"GUE GAK SUKA SAMA COWO. GUE LESBI.. GAK SELERA! SANA!" Anne memparodikan adegan dimana Ziva menolak Arif dengan tidak wajar. Membuatnya ingin terbahak sekeras-kerasnya.

"Anne sialaaaan?!!! Gausah diingetin lagi!!! Pergi kau anak monyet!!!" teriak Arif frustasi.

Anne terkekeh kemudian melangkah meninggalkan Arif yang sedang tidak berdaya. Kemudian matanya menangkap seseorang yang mencuri perhatiannya akhir-akhir ini.

■■■

Seorang gadis tengah berjalan santai di gedung jurusan MIPA. Memutar batang lolipop yang ada didalam mulutnya. Sesekali menanggapi sapaan yang dilontarkan, ntah itu adik kelas atau kakak kelas. Mengurai rambut yang sengaja tak ia kuncir. Membuat tatapan kaum adam melemah melihatnya.

Rasanya hari ini ada yang kurang sebelum bertemu dengan incarannya. Ia berharap semoga incarannya itu belum meninggalkan kelasnya lantaran sudah 5 menit bel pulang berbunyi.

Ziva tiba di kelas MIPA-1 dan langsung masuk kedalam. Awalnya banyak yang tak suka kehadirannya. Namun semua menjadi normal karena memang Ziva tak berniat jahat masuk ke kelas itu. Hanya sikapnya yang belum diterima dengan latar belakang Ziva anak IPS. Tau sendiri kan bagaimana kisah antara anak MIPA dan IPS dibeberapa kalangan SMA.

"Loh, kok Agra udah ilang?" tanya Ziva pada siapapun yang ingin menjawab.

"Belum bel tadi udah angkat kaki dari kelas tu anak," ucap salah satu siswa yang beranjak pergi.

"Tumben, anak MIPA bisa bolos juga yah?" Ziva yang sepertinya keceplosan lagi dan lagi.

"Tadi kelas jam kosong, jadi udah pada banyak yang keluar," Ziva hanya ber-oh ria.

"Yaudah, trims infonya!" langkah Ziva berbalik keluar kelas dan bergegas menuju tempat parkir. Ini adalah hari dimana ia akan meminta keputusan pasti dari Agra, ia tak boleh melewatkannya!

■■■

Langkah kecil gadis berponi tipis itu terhenti, tatkala otak imutnya mengingat sesuatu.

"Oh iya! Anne belum balikin buku, untung belum pulang. Tapi kalo aku balikin buku dulu, nanti ditinggal sama Tara," Anne resah, mau naik transportasi umum juga dia tidak terlalu suka. Setiap hari Anne nebeng Tara. Untuk info saja mereka tetangga dari masih jaman mengeja huruf.

"Dari pada denda, gapapa deh, liat nanti pulang pake apa," tubuhnya berbalik kembali menyusuri jalan yang sama saat ia lewati tadi. Matanya terpaku kala mendapati dua cowok yang belakangan ini sering Anne amati.

"Mereka lagi?" gumam Anne.
"Ke belakang sekolah, sepi sepi. Mereka ngapain, sih? Transaksi barang haram? Atau ngelakuin yang haram-haram?" Anne bergidik ngeri. Niat untuk mengikuti mereka terhenti saat melihat siswi penjaga perpus sudah akan bersih-bersih.

"Ck. Nanti aja deh," Anne berlari kecil menuju perpustakaan. Disela berlari kecil mata Anne masih mengekor kepada kedua pemuda yang berbelok di ujung perbatasan gedung belakang sembari bergandeng tangan. Ih.. kok pikiran Anne mulai tidak karuan.

"Selamat pagi. Ada orang?" Anne bergegas melepas sepatunya dan masuk kedalam perpustakaan. Dipikirnya kembali mengapa ia mengucapkan selamat pagi, ini kan sudah sore.

"Ini sudah sore. Ada perlu apa?" Gadis ber-mata kecil itu mengingatkan dengan wajah datarnya.

"Hehh Kasava, ini Anne mau balikin buku!" Anne menyerahkan buku kepada Sava yang masih datar, lalu menarik bangku dan duduk berhadapan dengan Sava.

"Tau Agra, kan? Kayanya dia temen sekelas..mu?" tanya Anne.

"Hmm,"

"Anne sempet liat beberapa kali dia di gedung belakang. Sama temennya yang adek kelas super imut itu loh!! Tau, kan?" Kini dagunya di tumpu oleh satu tangan dihadapan Sava yang masih mencatat.

"Hmm,"

"Mereka itu suka banget ke gedung belakang! Kamu ngira gak kalo mereka lagi transaksi barang haram?"

"Gatau" Sava melirik sebentar, hanya sebentar.

"Ihh Sava! Kok jawabannya gaada yang kreatif sih?!" keluh Anne.

"Agra itu pintar! Dia juga cowok baik, untuk transaksi barang haram kayanya ga mungkin. Gak tau lagi kalau ngelakuin yang haram-haram," kini Sava berkomentar kreatif.

"Agra juga sempet gandeng dedek imut itu!!" mata Anne memicing curiga.

"Mungkin aja nih ya--"

PYARR!

Jendela pojok pecah. Kedua gadis itu berlari dan menemukan sebuah bola.

■■■

Haiii!!! Update lagiii!!
Kuyy simak ceritanya! Makin banyak rahasia yang muncul!!
Enjoy your story!!

JANGAN LUPA KOMEN YEA..
PENDAPAT KALIAN SANGAT MEMBANTU PERKEMBANGAN HEHE!
NGGAK NGABISIN PULSA KOK KALO PENCET VOTE😅

-OppaThinking-

Gurl's [Omega High School]Where stories live. Discover now