Book ini berisikan oneshoot / twoshoot. Ini bukan berdasarkan pengalaman, ini pure hasil karya imajinasi dari saya.
Jadi saya harap anda semua tidak seenaknya untuk mengcopy paste atau republish cerita saya tanpa izin.
"Axel!!!" teriak seorang gadis berambut pendek seraya berlari menghampiri pria yang sedang asik berkutat pada laptopnya.
"Anterin beli makan dong. Laper hng~" seraya mengguncang lengan pria yang ada di hadapannya. Sedangkan sang pria masih berfokus pada pekerjaannya tanpa memperdulikan sekitarnya. Merasa diabaikan, akhirnya gadis itu mengutak-atik laptop sang pria lalu menutupnya asal pria di hadapannya menatapnya tajam.
"Apa? mau marah? masih untung aku simpan filenya bukan aku hapus langsung." semburku kesal seraya menatap tajam pria itu. Pria itu hanya mendengus melihat tingkah gadisnya.
"Hm.. ya..ya..ya" pria itu beranjak dari kursinya dan berjalan pergi keluar ruang kerjanya.
"Ih.. Acelllll kok ditinggal." Ia pun berdecak kesal seraya mengikuti kemana prianya pergi.
"Ih ayoo anterin, Acel" rengeknya pada pria itu. Namun, lagi-lagi tak mendapatkan reaksi dari sang pria.
"Ih bodo ah ga peduli. Aku berangkat sendiri. Acel jelek nyebelin." ujarku akhirnya karna sedari tadi diabaikan dengan kasar aku mengambil asal dompet yang ada di atas nakas dan pergi keluar rumah. Melihat hal itu, sang pria pun menghela nafasnya lelah dan kemudian menyusul gadisnya.
---🦙🦙
"Dasar jelek, nyebelin. Bilangnya libur, nyatanya dirumah pun masih urusin pekerjaannya. Ck, ngapain suruh aku nginep di apart kalau nyatanya di cuekin." Gerutuku kesal seraya menendang setiap ada batu kecil dijalanan.
"Bodo aku marah. Liat aja aku bakal abaikan dia, gamau peduliin dia."
"Yakin bisa?" sahut seseorang dengan tiba-tiba mengagetkanku.
