berbagi itu indah - [Taeby fams]

7 3 1
                                    

Disini setting cerita dimana Wonie, Kyungie dan Jungjung versi anak-anak ya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Selamat membaca


"Ma, bolehkah Wonie mendapatkan tiga buah ironman? dan memecahkan celengan babiku?" tanya Wonie pada Ruby yang sedang menyuapi Jungjung. Mendengar ucapan anaknya, Ruby pun langsung mangalihkan atensinya pada putra sulungnya.

"Bukankah mainanmu sudah banyak sayang? untuk apa membeli sebanyak itu? dan juga mengapa memecahkan celengan babimu?"

"Aku ingin memberikannya pada Seori dan kedua adiknya, Ma. Mama tahu, Seori bahkan bekerja dengan memunguti sampah dan menyimpan uang sakunya untuk membelikan kedua adiknya mainan Ma." jelas Wonie. Ruby yang mendengarnya pun terkejut. Ia tak menyangka jika hal itu terjadi.

"Mma, cudah Thungie tenyang. Thungie au ain agi." ujar Jungjung pada Ruby lalu melesat pergi bermain kembali.

"Memangnya kedua orangtua Seori kemana, sayang?"

"Ayah Seori sudah meninggal lalu ibu nya dirumah bekerja dengan mencuci pakaian milik orang lain. Tapi ma, sewaktu aku bermain kerumah Seori, aku tak sengaja melihat ibunya menangis sambil terbatuk." jelas Wonie.

"Lalu, dua hari yang lalu aku bertanya pada Seori, dan ia bilang kalau ibunya menderita kanker. Namun, karena tak punya uang, jadi ya seperti itu. Karna itu, Seori bekerja selain mencari uang untuk membeli mainan kedua adiknya, ia juga ingin membeli obat untuk menyembuhkan ibunya." jelas Wonie. Dan tanpa sadar, air mata Ruby pun menetes mengalir di kedua pipinya. Hatinya terasa sakit kala mendengar ada sosok kecil yang harusnya merasakan kebahagian di masa kanak-kanaknya, malah merasakan kesedihan dan kerasnya hidup.

"Mama kenapa menangis? Apa Wonie nakal karena meminta hal aneh-aneh pada Mama?" tanya Wonie seraya mengusap air mata Mamanya. Ruby pun menggelengkan kepalanya dan tersenyum seraya meraih bahu putranya yang ada dihadapannya.

"Wonie tidak nakal, Mama bangga pada Wonie karena Wonie mau berbagi dengan orang lain. Nanti sore kita membeli banyak mainan serta pakaian untuk Seori dan kedua adiknya lalu kita berkunjung kerumah Seori ya. Mama ingin berkenalan dengan Seori dan Ibunya."

"Benarkah? Mama tidak berbohong kan?"

"Memangnya kapan Mama berbohong pada kalian hm?"

"Mama sering berbohong jika kami bertanya kapan Papa pulang." ujar Wonie yang membuat Ruby terbungkam dan senyuman diwajahnya menghilang. Wonie bingung melihat perubahan Mamanya pun langsung mengecup pipi dan bibir Mamanya.

"Maafkan Wonie Ma. Mama jangan bersedih"

"Mama tidak bersedih sayang. Sudah sekarang Wonie beristirahat, kan nanti kita berkunjung kerumah Seori"

"Hm, baiklah Ma. Wonie sayang Mama" ujar Wonie seraya mencuri kecupan di pipi Mamanya dan dengan segera pergi berlari menuju kamarnya.

----🐢🐢

Saat ini Ruby dan ketiga buah hatinya berjalan mengitari salah satu Mall terbesar. Berberapa toko pakaian dan mainan sudah mereka masuki. Tak terasa satu jam mereka berkeliling, rasa lapar menyerang ketiga anak kecil yang sedari tadi aktif berbelanja.

"Mama, Kyungie lapar" ujar Kyungie seraya menarik ujung pakaian yang Ruby kenakan.

"Baiklah ayo kita ke restoran kesukaan kalian" ujar Ruby seraya menggiring ketiga buah hatinya menuju restoran.

---🐢🐢

"Mma, antuk. Au ndong" ucap Jungjung seraya merentangkan kedua tangannya pada ibunya.

"Tunggu sebentar ya sayang, Mama ingin ke toilet"

Le MomentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang