Hari Jadi - [Taehyung - Chaeyeon]

12 3 6
                                    

Hari ini entah mengapa kediaman keluarga Kim tampak begitu sepi. Bahkan suara teriakan khas anak-anak pun tak dengar sama sekali, sebab ketiga putra-putri pasangan Taejung-Ruby sedang berlibur dengan kakek dan neneknya. Namun, jika lebih jeli lagi, kita dapat mendengarkan suara ribut dari arah dapur.

"Eoh, Jungie bukan gitu cara motongnya." ujar Ruby lalu mengambil alih pekerjaan Taejung.

"Perhatikan ya, biar nggak salah lagi." ujarnya lagi seraya mencontohkan bagaimana cara momotong daging yang benar.

"Jungie faham nggak?" ujar Ruby lalu menolehkan kepalanya menghadap Taejung.

"Yakk... Jungie kenapa menatap Uby seperti itu?" teriak Ruby yang terkejut dengan jarak antara dirinya dan Taejung yang begitu dekat.

"Kamu bilang aku harus memperhatikanmu, ya aku melakukannya sayang. Tunggu sebentar, ada sesuatu di wajahmu." ujar Taejung yang sengaja menjeda perkataannya. Dengan perlahan, Taejung pun semakin merapatkan tubuhnya pada Ruby.

"A-apa?" panik Ruby. Taejung pun mendekatkan wajahnya dan dengan santainya ia mencuim dan mengigit pipi kiri Ruby.

"Akhh..." teriak Ruby kesakitan, dan dengan spontan ia mendorong Taejung.

"Menyebalkan. Aku membencimu." teriak Ruby kesal lalu pergi meninggalkan Taejung di dapur. Taejung yang melihat itu pun tertawa. Ia pun melanjutkan kembali acara memasak yang sempat terhenti. Sebenarnya Taejung bisa memasak, meskipun penampilannya tak terlalu sempurna, namun untuk rasa dapat diacungi jempol.

--🐢🐢

"Sayang, ayo makan." ajak Taejung pada Ruby yang asik bergelung didalam selimutnya seraya memainkan ponselnya.

"Hm.. kalau mau marah boleh saja, tapi tidak dengan melewatkan makan. Ayo bangun sayang." Ruby hanya mendengus lalu membalikkan tubuhnya memunggungi Taejung.

"Terserahmu jika memang ingin sakit lagi. Dan jangan mengeluh saat sa-"

"Iya-iya." ujar Ruby menyela perkataan Taejung. Dengan segera ia bangkit dari tidurnya. Saat berjalan melewati Taejung, ia pun menghentakkan kakinya dan tak lupa menatap Taejung dengan tajam. Sedangkan Taejung hanya menggelengkan kepalanya seraya tersenyum melihat tingkah kekanakan istrinya.

--🐢🐢

"kok gelap? Lampunya mati?" ujar Ruby saat memasuki ruang makan.

"Jungie, lampu nya mati. Masa iya makan gelap-gelapan." teriak Ruby pada Taejung. Merasa tak ada jawaban, Ruby pun berniat mengambil lampu sendiri dan membenarkannua. Namun, saat ia membalikkan tubuhnya, ia menabrak sesuatu. Dan tak lama terdengar alunan musik bersamaan dengan lampu ruangan tersebut menyala. Ia pun membalikkan tubuhnya kembali dan menatap sekitarnya. Tanpa ia sadari, airmatanya membasahi pipinya.

"Selamat tanggal 22 yang ke-18 sayang." ujar Taejung seraya memeluk Ruby dari belakang. Dan tak lupa ia menyematkan sebuket mawar merah berukuran sedang ke dalam tautan tangannya dan Ruby. Ruby pun membalikkan tubuhnya dan langsung memeluk Taejung dengan erat.

"Hiks... a-aku membencimu Jungie. Jungie, nyebelin hiks..." isaknya seraya meremat pakaian yang Taejung kenakan.

"Aku emang nyebelin kok sayang, sabar ya." ujarnya seraya tertawa.

"Hueee nakal.. Jungie nakal."

"Ahaha.. dasar bocah. Sudah berhenti menangis. Lihatlah, wajahmu akan semakin jelek, pendek." ejek Taejung saat ia pelukan mereka berdua terlepas. Mendengar hal tersebut, lantas Ruby menginjak kaki Taejung.

"Dasar kebo buluk, tiang menyebalkan. Sana jauh-auh dariku." teriak Ruby yang kesal akan kelakuan Taejung.

"Baiklah. Jangan nangis, kalau aku pergi."

"Tidak, sana pergi."

"Oke. Bye-bye." ujar Taejung lalu berbalik arah dan menjauh dari Ruby. Belum ada tiga langkah, Ruby langsung memeluk erat Taejung dari belakang.

"Jangan pergi, jangan pernah mencoba pergi untuk kedua kalinya." Tangis Ruby pun kembali pecah saat mengatakan hal ini. Taejung yang mendengarnya pun akhirnya membalikkan tubuhnya dan memegang kedua tangan Ruby.

"Sudah jangan menangis sayang. Aku ada disini untukmu. Dan maaf, aku tak bisa berjanji untuk selalu bersamamu. Yang harus kamu ingat, aku selalu menyayangi dan mencintaimu, sayang." ujar Taejung seraya mencium kening dan langsung memeluk tubuh Ruby.

"Aku mencintamu, Jungie." ujar Ruby yang terisak dalam pelukan Taejung.

"Sudah berhenti menangis ya. Ayo makan, aku sudah menyiapkan semuanya." ajak Taejung pada Ruby seraya menggiringnya menuju meja makan.

"Sejak kapan Jungie jadi romatis begini?"

"Sudahlah jangan banyak bicara, makan saja." ujar Taejung yang mulai menyantap makanannya. Ruby pun tertawa melihat Taejung. Ia pun mulai memakan makanan buatan Taejung. Mereka berdua menikmati makan dengan tenang diiringi dengan alunan musik " A Love Will That Last" milik Renee Olstead.

"Terima kasih untuk kejutannya Jungie." ujar Ruby saat ia menyelesaikan kegiatan makannya.

"Sama-sama sayang."

"Kemarikan piring kotornya, aku akan mencucinya. Jungie tunggu saja di kamar. Uby juga punya sesuatu untuk Jungie." ujar Ruby seraya membersihkan meja makan.

"Aku akan membantumu sayang." ujar Taejung lalu mengambil alih piring kotor yang sebelumnya Ruby bawam Ruby pun membersihkan meja dan membawa gelas kotor ke dapur. Mereka berdua mencuci piring bersama-sama seraya sedikit bermain busa sabun dan air.

Setelah kegiatan cuci piring sekaligus bermain mereka berdua langsung menuju kamar. Saat ini Taejung terduduk diatas ranjang dengan mata tertutup. Sedangkan Ruby menghilang entah kemana.

"Jungie, Uby datang lagi. Jungie ndak nakal kan?"

"Hm."

"Hng, sekarang Jungie boleh buka mata, lalu lihat kearah kiri Jungie." Taejung pun dengan segera melakukan apa yang diminta oleh Ruby nya. Ia terkejut menemukan sebuah kue dan sebuah kotak berukuran sedang. Ia pun membuka kotak tersebut dan menemukan sebuah surat berserta sebuah sweater berwarna putih.

"Jangan dibaca sekarang, nanti saja bacanya kalau Uby sudah tidur." ujar Ruby saat melihat Taejung akan membuka dan membaca suratnya.

"Baiklah. Terima kasih sayang untuk semuanya. Aku menyukai semuanya. Tapi kita makan kue nya besok ya, sekarang ayo kita beristirahat."

"Hng.. kalau begitu aku akan menyimpannya ke dalam lemari pendingin dulu" ujar Ruby lalu membawa kue tersebut ke dapur dan memasukkannya kedalam lemari pendingin. Saat kembali ke kamar, Ruby mendapati Taejung tertidur dengan pulas. Ia pun dengan dengan segera menaiki ranjang.

"Selamat beristirahat,sayang. Aku mencintaimu." ujar Ruby seraya mencuri kecupan dibibir Taejung. Setelah itu, ia membaringkan tubuhnya di samping Taejung lalu tidur dengan memeluk tubuh Taejung yang berstatus sebagai suaminya.

END







isi surat dari Ruby untuk Taejung.

Hi Jungie, ini Uby ehe.
Jungie, sekarang tanggal 22 loh, itu tandanya ini hari jadi kita wkwk.
udah yang ke berapa ya? Duh udah lama ya?
Selamat hari jadi ya sayangnya aku!
Jungie suka nggak sweaternya? itu Uby bikin sendiri loh, sampai tangan uby ketusuk jarum berkali-kali. Ahh sampe darahku habis karna mengalir keluar terus, aahh tolong akuu ~.

Jungie, jangan pernah bosan ya menghadapi tingkah absurd dan kekanakanku. Kuat-kuatin ya, kalau ga kuat, nanti aku kasih jamu buyung upik biar kuat lagi (:

udah ah, aku capek nulis. intinya,
i love u so much, babe.

Le MomentWhere stories live. Discover now