at night - [Eunsang - Arin]

25 2 0
                                    

Lee Eunsang - Nicko Arzenta

Choi Yewon as Cherry Arzenta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Choi Yewon as Cherry Arzenta

Choi Yewon as Cherry Arzenta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

" selamat membaca "


"Nick, temenin jalan-jalan dong" ujarku seraya menepuk pelan bahu pria yang sedang sibuk dengan kertas-kertas dihadapannya.

"Bentar ya noon, saya masih mengerjakan tugas sekolah." Ujarnya tanpa mengalihkan atensinya pada lembaran-lembaran yang menyebalkan itu. Mendengar hal itu, aku pun berdecak seraya menghentakkan kaki tanda kesal lalu pergi meninggalkan ruangan tersebut. Melihat hal itu, Nicko pun menghela nafas panjang sembari merapikan alat tulis dan bukunya. Ia pun, akhirnya memilih untuk mengejar Cherry.

"Ih Nicko nyebelin. Buku terus buku terus. Gak capek apa setiap hari mantengin buku.. buku dan buku terus. " Gerutuku sebal karena buku-buku itu yang selalu menjadi prioritas Nicko.

"Ngomel terus, gak capek apa itu mulutnya?" Ujar Nicko tiba-tiba yang berada disampingku.

"Aa- ih Nicko kebiasaan deh ngagetin mulu. Lagian kenapa kesini? Sana sibuk aja terus sama buku-buku jelek itu, sekalian aja pacaran sama mereka atau kalau kurang ajak nikah aja." Sungutku padanya. Tanpa menunggu responnya aku pun memilih pergi meninggalkannya.

"Maaf noon." Ujarnya seraya menahan tanganku. Ia pun membalikkan tubuhku agar menghadapnya.

"Maaf karena sering mengabaikanmu. Aku hanya ingin segera menyelesaikan semuanya agar kita bisa menghabiskan waktu bersama dengan berlibur ke tempat yang kamu inginkan, noon" jelasnya padaku.

"Sekali lagi aku minta maaf ya" ujarnya lagi seraya menggenggam tanganku.

"Maaf Nick.. harusnya aku mengerti keadaan dan bukan malah seperti ini." Ujarku seraya menundukkan kepalaku tanpa berani menatap Nicko.

"Maaf.. aku kakak yang egois ya ? Maaf aku belum bisa jadi kakak yang baik buat kamu, Nick. A-aku gagal jadi kakak buat kamu." Ujarku seraya terisak.

"Noona, jangan seperti ini. Noona kakak yang baik bagiku. Noona sudah melakukan tugasnya dengan baik. Saya malah bersyukur memiliki kakak sepertimu." ujarnya seraya mengangkat wajahku.

" Terima kasih karena selalu ada di sampingku. Terima kasih karena noona mau menjadi sosok ayah dan ibu untukku. Karena noona pun, aku bisa merasakan kasih sayang dari mereka meskipun nyatanya mereka sudah pergi ke rumah Tuhan."

"Jangan selalu merasa buruk, noon. Itu membuatku sakit." Ujarnya lagi seraya mengusap air mata yang membasahi pipiku.

"Aku menyayangimu, Noon." ujarnya seraya mengecup kedua mataku secara bergantian.

"Aku jauh lebih menyayangimu, Nick." Langsung saja aku memeluknya dengan erat.

--- 🚗🚗🚗

Saat ini kami berdua berada di taman bermain. Kami pun telah mencoba menaiki beberapa wahana permainan yang tersedia disana.

"Noon, lelah ga?" Tanyanya padaku yang sedang mengatur nafas setelah turun dari wahana roller coaster.

"Hhh.. b-bentar Nick." ujarku dengan nafas tersenggal-senggal aku pun memegang erat lengan Nicko. Serius, permainan gila ini membuatku lemas.
Melihat hal ini, Nicko pun membawaku ke salah satu kursi panjang yang tersedia disana.

"Noona tunggu disini sebentar ya." perintah Nicko, setelah itu ia berlari meninggalkanku sendirian disini. Namun, tak lama kemudian Nicko kembali dengan membawa dua botol air mineral ditangannya.

Ia pun memberikan salah satu botol yang sengaja ia buka padaku.
"Minum ini pelan-pelan noon."

"Lain kali, kalau memang tak berani tak usah sok menantangku menaiki wahana itu, Noon."

"S-siapa bilang aku takut? Aku hanya..."

"Hanya apa? Sudah Noon tak usah mencari alasan lagi. Lagipula sudah terlihat jelas diwajahmu kalau noona sebenarnya takut."

"Ih menyebalkan sekali." kesalku lalu memukul lengannya.

"Aku pulang, kamu menyebalkan." Ujarku seraya beranjak dari tempat itu. Namun, tangan Nicko menghalangiku.

"Aku mau pulang, Nicko." Ujarku penuh penekanan. Ia pun melepas jaketnya kemudian memakaikannya padaku.

"Nah sekarang jauh lebih baik karena kamu tak akan kedinginan, Noon. Ayo sekarang kita pulang" ujarnya seraya menggenggam erat tanganku dan membawaku pergi dari tempat tersebut.

-- END --

Le MomentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang