"Aku berterimakasih karena telah membesarkanku dengan baik selama ini.Tapi aku tidak bisa berpura-pura tidak mengetahui semuanya dan melupakan apa yang telah kalian berdua lakukan pada Ibu kandungku." Ujar Changmin menatap tajam kearah Ahra dan Yunho bergantian.
"Apa maksudmu Changmin-ah. Aku ini eommamu, aku tulus menyayangimu." Ucap Ahra meyakinkan Changmin.
"Aku sudah mendengar semua yang terjadi dimasa lalu. Aku tidak bisa memaafkannya. Ibuku menderita karena kalian berdua." Ucap Changmin menghentak, tidak terima dengan apa yang menimpa ibu kandungnya-Jaejoong dan juga fakta dimana selama ini ia telah dibohongi.
"Changmin-ah dengarkan eomma. Eomma memang merasa bersalah tapi itu semua sudah menjadi masa lalu. Tidakkah kau pikir eomma cukup menanggungnya." Ucap Ahra membela dirinya. Ia juga menderita selama ini. Setiap ia memikirkan apa yang terjadi di masa lalu ia selalu membenci dirinya, tapi ia tidak menyesal menikah dengan Yunho dan memiliki Changmin sebagai putranya.
Changmin meneteskan airmatanya. Ia terluka hanya dengan mendengar ucapan Ahra. Ia tidak percaya orang yang sudah membesarkannya adalah manusia yang sejahat ini. Ia merasa sedih untuk hidupnya dan mendiang ibunya.
"Kalian bukan orang tuaku. Aku akan memutus ikatan ini. Sudah cukup. Aku sudah tidak sanggup lagi." Ucap Changmin tegas dengan nada dinginnya.
Yunho yang mendengar ucapan Changmin hanya bisa menunduk diam. Dari awal ia memang telah gagal, wajar jika Changmin tidak menginginkannya dan membencinya sebagai ayah.
"Jung CHANGMIN!!!!" teriak Ahra pada Changmin. Ia marah sejadi-jadinya.
"Kau tidak tahu apa-apa Changmin-ah. Ya, aku memang wanita busuk dan licik. Ayahmu pun tidak jauh bedanya denganku. Tidakkah kau ingin mengasihani kami. Apa melihat kondisi appa mu ini tidak cukup untuk membuatmu sedikit memaafkannya. Apa semua usaha dan waktu yang kuberikan padamu tidak cukup berarti untuk kau bandingkan dengan ibu kandungmu yang sudah mati? Kau egois Changmin-ah." Ujar Ahra kecewa, usahanya sia-sia. Ia marah, ia kesal, namun ia juga sangat sedih. Semua kasih sayangnya semua perhatian yang ia berikan seumur hidupnya hanya berarti seperti ini. Ia merasa dibuang seperti sampah, oleh anak yang ia besarkan sendiri.
"Lalu apa yang kalian mau? Apa hidupku dan kebahagiaanku tidak sama berartinya?" ucap Changmin menahan tangisnya. "Apa aku harus mati agar semuanya adil?" lanjut Changmin menarik nafas dalam. Ia serius dengan kata-katanya.
Ahra hanya diam tidak mampu mengucapkan kata-kata apapun.
Sedangkan Changmin malah berjalan mendekat kearah Yunho. Ia berhenti tepat dihadapan Yunho. Changmin menatap mata Yunho dalam.
"Apa kau sudah sangat menderita selama ini? Apa kau menyesali perbuatanmu pada ibu ku?" tanya Changmin pada Yunho dingin.
Yunho hanya bisa menatap Changmin dengan kedua matanya yang berair. Ia mati-matian menahan air matanya.
"JAWAB AKU EOH!?" teriak Changmin mencengkram erat kerah baju Yunho. Menatap nyalang kedua mata pria tua dihadapannya. Sesaat hati Changmin melunak. Ia bisa melihat guratan kesedihan mendalam dari ekspresi dan kedua bola mata itu. Pada akhirnya, ia pun melepaskan cengkeramannya dan berjalan berbalik meninggalkan Yunho dalam isakan tangisnya pilu. Membiarkan pria tua itu merefleksikan dosa-dosa nya dan tenggelam dalam jurang dosa serta kesedihan itu selamanya.
"Changmin-ah? Kau mau pergi kemana eoh?" ucap Ahra yang tidak digubris sedikit pun oleh Changmin.
Changmin terus berjalan keluar, mengambil langkah yang begitu tergesa-gesa, ia sama sekali tidak memperhatikan sekelilingnya. Ia mengabaikan semua yang ada disekitarnya, teriakan Ahra yang memanggilnya untuk kembali membuat kepalanya malah berdenyut sakit. Hingga ia tidak menyadari jika ia sudah ada di persimpangan jalan raya. Ia menyebrang seperti orang linglung. Sedangkan Ahra masih terus berusaha mengejar Changmin.
"Changmin-ah?" ucap Ahra terakhir kalinya sebelum menutup kedua matanya. Hal yang terakhir ia lihat adalah putranya-Changmin yang berlari menghampiri dirinya yang sekarang terbaring di jalanan yang kotor dan dingin.
Ia bersyukur masih mendengar suara Changmin untuk terakhir kalinya sebelum semua inderanya dicabut sebelum ia tidak akan bisa melihat putranya lagi. 'Jadi inilah akhirnya' batin Ahra tersenyum.
"Eommaa...." teriak Changmin tanpa sadar memanggil Ahra dengan penuh rasa khawatir.
Changmin bisa mleihat senyuman Ahra padanya untuk terakhir kalinya. Sebelum ia sadar bahwa ia akan kehilang satu orang yang telah berbagi hidup dengannya.
"eomma....hikkss..eomma...." panggil Changmin menggoncangkan tubuh Ahra yang mulai memucat. Ia memeluk tubuh Ahra yang dipenuhi dengan darah segar. Mengabaikan kerumunan orang yang menghampirnya untuk melihat apa yang terjadi.
"Hikkkss.....hikksss...." bukan ini yang ia inginkan. Bukan ini akhir yang ia mau. Bukan ini....hikkksss....bukan ini...... sesal Changmin.
.
.
.
TBC (To Be Continued)
Don't Forget To Follow Hime ya dan
Vote Comment and Share This Story If U Enjoy It
.
.
See ya next Chap :)
.
.
*Nb: Hayo gimana Chapter ini?
Mau tahu bagaimana kronologi kecelakaan Ahra? Jangan Lupa pantengin terus Fanfic ini nnee biar kalau update langsung gercep tahu pastinya bisa FOLLOW Hime dulu bagi yg belum FOLLOW.
Jangan Lupa tulis komentar kalian tentang apa yang kalian pikirkan dan rasakan di Chapter ini.
YOU ARE READING
I'm Not The Only One
FanfictionCerita ini terinspirasi dari lagu sam smith yang berjudul I'm not the only one. Sumary : Jaejoong yang mengetahui suaminya telah selingkuh di belakangnya. Yunho yang memilih selingkuh dengan wanita lain. Telah mencapai babak baru dari flashback
'Changmin' Part 12
Start from the beginning
