Bab 20

2.5K 228 7
                                    

Wajah Harum terlihat khawatir saat memandang anak pertamanya yang sedang terbaring lemah di atas ranjang. Telapak tangannya kembali menyentuh permukaan kening Galaksi dan wanita itu menghela napas panjang saat masih merasakan suhu panas tubuh anaknya.

Gala jarang sekali sakit sedari kecil. Maka dari itu, kekhawatiran Harum akan meningkat dua kali lipat saat Gala sakit dibandingkan Bintang.

"Dokter kan sudah bilang kalau anak kita cuma kelelahan, Ma. Dia hanya butuh istirahat. Kamu nggak usah khawatir, sayang." Rayhan meremas kedua pundak Harum yang tengah duduk di pinggir kasur. Harum memberikan senyum terpaksanya sembari menyentuh tangan suaminya. "Anak semprul kita ini jarang sekali sakit, Pa. Tapi kalau sakit ya begini, pasti nggak bisa pergi dari atas kasur."

"Kerjaan dia akhir-akhir ini memang banyak. Sering bolak-balik Malaysia, Singapura, Indonesia. Aku sudah ajukan diri buat gantian, tapi dianya nggak mau. Dia bilang kalau aku sudah tua, pasti gampang capek. Eh malah dia yang akhirnya ambruk begini."

Sepasang orang tua itu kemudian sama-sama terdiam sambil memperhatikan anak pertama mereka yang sedang terbaring lemah. "Ayo keluar. Biarin Gala istirahat dulu." Rayhan akhirnya bangkit berdiri. Harum sekali lagi menghela napas panjang sebelum mengikuti tindakan sang suami. Ia memandangi Gala sekali lagi sebelum berbalik dan berjalan beriringan bersama Rayhan keluar dari kamar.

~~~~~~~~~~

Lexia tidak bisa berhenti mengumpat dalam hati saat matanya menangkap kehadiran seseorang yang sama sekali tidak diharapkannya. Orang itu adalah Raja. Keturunan Atmaja itu kini sedang duduk di seberangnya.

Lexia sedang mengikuti rapat proyek perusahaan Gagah Jaya yang menggunakan jasa perusahaannya. Ia sama sekali tidak menyangka jika Gagah Jaya juga menggaet perusahaan keluarga Raja untuk bekerja sama di proyek ini.

"Sebelum kita memulai rapat proyek terbayu Gagah Jaya, alangkah baiknya kalau saya memperkenalkan satu lagi anggota baru di proyek ini. Perusahaan Atmaja yang diwakilkan oleh Bapak Raja terpilih untuk menangani kemasan produk-produk makanan instant perusahaan kami. Silahkan berdiri, Pak Raja." pemimpin proyek mempersilahkan Raja untuk berdiri dan pria itu memperkenalkan diri secara singkat sebelum kembali mendudukkan dirinya di kursi. Pandangan Raja langsung ia alihkan kepada wanita di seberangnya. Pria itu memberikan senyum penuh artinya saat menatap Lexia yang sedang menunjukkan ekspresi malasnya.

"Waktu peluncuran produk baru akan dilaksanakan tiga bulan lagi. Untuk satu bulan ke depan, kita akan fokus ke produksi pembuatan produk. Bulan kedua, perusahaan Nugraha akan memulai proses memasarkan produk kami."

Seluruh peserta rapat memfokuskan pandangannya ke depan dan mengikuti jalannya rapat. Terkecuali satu orang yaitu Raja. Pria itu hanya sesekali mengarahkan matanya ke depan dan selanjutnya dia akan memperhatikan seorang wanita yang masih tetap nampak menawan dengan ekspresi datarnya.

"Sekian rapat hari ini. Kita akan selalu melakukan koordinasi kepada masing-masing perusahaan dan melakukan rapat di jadwal selanjutnya. Terima kasih."

Peserta rapat langsung membereskan barang masing-masing sebelum berdiri dan berjalan meninggalkan ruangan. Tak terkecuali Lexia. Wanita itu bahkan mempercepat langkah kakinya demi menghindari kontak dengan seseorang yang tadi duduk di seberangnya.

"Makan siang bareng yuk." ajakan itu dibarengi dengan siku Lexia yang terasa ditahan. Lexia menoleh dan langsung menghembuskan napas berat. "Anda pasti tahu jawaban saya. Jadi, permisi." Lexia menggerakkan tangannya untuk melepaskan diri, namun Raja malah mempererat pegangannya. "Aku nggak suka penolakan, Lexia. Jadi, sebelum aku melakukan sesuatu yang tidak kamu inginkan, lebih baik kamu ikut aku makan siang."

Lexia menatap tajam mata milik Raja. Pria itu kini menampilkan seringainya. Lexia terdiam sejenak sebelum membalas Raja dengan seringai yang sama. "Kamu pikir, aku akan takut, Bapak Raja ? Apa memangnya ? Kamu akan melakukan apa ke aku ?"

Once in A Blue Moon - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang