Bab 1

10.2K 453 1
                                    

Suara berisik akibat perseteruan alat-alat dapur memenuhi rumah minimalis bernuansa vintage. Dua orang pria penghuninya sedang bertempur, berlomba untuk menentukan siapakah yang berhasil membuat makanan terenak.

Sedangkan, sisa penghuni rumah lainnya yaitu dua orang perempuan, memilih untuk duduk santai di depan televisi yang letaknya tidak jauh dari dapur. Keduanya sudah merasa bosan dengan aktivitas kedua pria berbeda generasi itu. Karena melakukan perlombaan seperti ini merupakan rutinitas mereka setiap hari Minggu.

"SELESAI!" teriak pria yang berumur lebih muda, Galaksi. Pria itu menampakkan senyum lebarnya sambil berkacak pinggang.

"Papa juga udah selesai, wek." sahut Rayhan, ayah dari Galaksi tidak mau kalah. Mereka berdua lalu saling berhadapan dan bersedekap sembari memberikan tatapan persaingan yang begitu kental.

"Udahan woi! Nggak usah pandang-pandangan macam lomba masak antar chef di tv. Sini buruan bawa ke kita." teriak Bintang, perempuan yang berstatus sebagai adik Galaksi dan tentu saja anak dari Rayhan.

Kedua pria itu langsung kicep dan nampak terburu-buru mengambil hasil makanan mereka untuk dibawakan kepada dua juri tetap mereka.

"Silahkan para juri dicicipin." kata Gala yang telah meletakkan sepiring masakannya di atas meja.

Bintang dan Harum, mama dari kedua kucrut itu langsung menegakkan tubuh yang semula sedang bersandar manja pada sofa. Mereka kemudian mengambil sendok yang telah tersedia dan mulai melakukan penilaian terhadap dua masakan yang tersaji.

Wajah keduanya nampak serius layaknya juri profesional yang sedang menilai hasil karya para peserta.

"Bah, wajah kalian biasa aja, nggak usah serius macam juri master chef." kali ini Gala membalas ucapan adiknya tadi. Namun, kedua wanita itu sama sekali tidak menanggapi dan malah saling berdiskusi dengan rasa makanan yang telah dicicipi.

Lalu, seperti biasanya, Harum dan Bintang akan menjauh untuk berdiskusi siapakah pemenang dari perlombaan rutin ini.

Lihat, sudah mirip lomba masak di tv betulan, bukan ?

"Ehem, jadi kami berdua sudah memutuskan. Dan hasilnya adalaaah...."

Rayhan dan Galaksi sama-sama memajukan wajah mereka karena tidak sabar mendengar nama sang pemenang. Tanpa sadar, kedua lelaki itu kini sudah saling berangkulan, menahan detakan jantung mereka yang dug dug der macam petasan tahun baru.

"Yak, selamat kepada chef Galaksi. Andalah pemenang perlombaan minggu ini." Bintang mengucapkannya dengan suara lantang dan wajah sumringah menirukan presenter-presenter tv. Galaksi langsung meloncat-loncat senang dan jangan lupa lidahnya yang sengaja ia julurkan kepada sang ayah sebagai ejekan.

Rayhan nampak memberengut sebal.

Sial, anakku sekarang makin pinter masak. Jangan sampe istriku beralih hati ke Gala nanti.

~~~~~~~~~

Siulan sumbang yang begitu menyayat telinga langsung tertangkap oleh telinga Bintang ketika sang kakak memasuki kamarnya. Entah niat jahil apalagi yang membuat kakaknya itu memasuki kamarnya.

"BERISIK WOII! Lo pikir suara siulan lo bagus apa, Kak ?" protes Bintang yang sedang sibuk menstalking model-model tampan di akun instagramnya. Mendengarnya membuat Galaksi tersenyum jahat. Ia langsung berlari cepat dan memposisikan mulutnya di telinga Bintang agar adiknya itu semakin menderita.

"KAMVREEET YA LO KAK! Masa gue harus ke THT lagi minggu ini." sungut Bintang sambil menggosok-gosok kupingnya sayang. Mulut wanita itu tampak mengerucut karena kesal. Tapi, bukan Gala namanya kalau hanya dibegitukan saja langsung berhenti bertindak jahil.

Once in A Blue Moon - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang