Bab 10

2.1K 252 3
                                    

Lexia masih terlelap dalam tidurnya, ketika bell apartment berbunyi. Lexia membuka kedua matanya dengan paksa lalu berjalan dengan malas menuju pintu.

"Surpriseee!"

Ada yang bisa menebak siapakah tamu sialan itu ? Yap, benar sekali. Itu adalah Galaksi.

Wajah Gala yang cerah sangat berbanding terbalik dengan milik Lexia. Wanita itu masih dilanda rasa kantuk yang luar biasa akibat begadang semalam.

"Ngapain kamu ke sini ?" tanya Lexia dengan suara pelan. Bukannya menjawab, Gala malah mendorong Lexia sampai masuk ke dalam kamar wanita itu. "Mandi gih. Aku mau ajak kamu refreshing."

"Kemana ?"

"Rahasia."

Lexia berdecak, namun tak hayal ia menuruti perintah pria itu. Dia berjalan menuju lemari di dekat meja rias sebelum masuk ke dalam kamar mandi.

Setelah selesai mandi dan berpakain, barulah Lexia menyadari kebodohan yang ia buat.

Kenapa aku mau mau saja mengikuti perintah Gala ?

Entahlah, mungkin karena akhir-akhir ini dirinya terbiasa dengan keberadaan seorang Galaksi. Lexia kini sudah pasrah menerima kedatangan pria itu dan tidak kuasa lagi untuk mengusirnya.

Kalau boleh jujur, Lexia merasa kagum dengan kegigihan Gala. Karena meskipun berkali-kali mendapatkan penolakan dan kata-kata pedas darinya, pria itu sama sekali tidak terpengaruh. Gala masih tetap saja maju dan kini, sepertinya dia sudah mulai berhasil meluruhkan dinding tak kasat mata yang membentengi diri Lexia.

Untuk pertama kalinya, kini ada seorang pria yang berhasil melangkah sejauh ini. Tidak sedikit kaum adam yang mencoba mendapatkan Lexia. Kebanyakan dari mereka adalah relasi bisnis wanita itu. Biasanya, mereka akan beralasan mengajak Lexia untuk makan malam dengan tujuan bisnis. Padahal, pada akhirnya, mereka mencoba untuk merayu wanita itu.

Tentu saja, Lexia memberikan penolakan yang serupa dengan yang ia berikan kepada Gala. Memang, ada beberapa yang bertahan. Namun, tetap saja tidak ada yang bisa menyamai pencapaian seorang Galaksi.

"Udah selesai belum, Lex ?" Gala bertanya dengan kepalanya yang menyembul di pintu. Lexia yang masih fokus dengan lamunannya terhenyak. Ia kemudian menoleh ke belakang menatap Gala. "Sebentar, aku kunciran dulu."

"Dandannya nggak usah cantik-cantik."

"Kenapa memangnya ?"

"Nanti bunga-bunga di luar sana iri sama kecantikan kamu."

Sial, kenapa Lexia bisa lupa kalau pria itu gila ?

~~~~~~~~~~~

"Kenapa kamu nggak bilang kalau perginya sama keluarga kamu ?" bisik Lexia ketika mereka baru saja turun di sebuah vila di kawasan Puncak.

"Biar kamu nggak gugup. Biasanya kan waktu mau ketemu keluarga calon suami, cewek-cewek pada gugup." jawaban Gala membuat tangan Lexia bergerak memukul dada pria itu. "Calon suami dari mananya sih ?! Ngaco aja kamu."

Gala tersenyum lebar. "Namanya juga usaha, Lex. Ya udah yuk, kita ke sana."

Lexia tidak memiliki pilihan lain selain mengikuti Gala.

"Astaga, Gala! Kamu nyulik anaknya siapa ?!" Harum langsung meneriaki anaknya ketika menangkap kehadiran Gala bersama Lexia.

"Mama ih! Ini itu calon mantunya Mama Harum. Dia ke sini dengan senang hati, bukannya Gala culik."

Harum langsung mendesah lega. Ia kemudian menatap perempuan yang kini berdiri di samping anaknya. Dengan senyum keibuannya, Harum menyalami Lexia. "Ini ya, yang namanya mirip sama anak gila Tante ?"

Once in A Blue Moon - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang