Bab 4

2.5K 286 2
                                    

"Dek, temenin Kakak nonton, dong." Galaksi sudah meminta Bintang menemani dirinya menonton sejak beberapa waktu yang lalu. Pria itu bahkan sedang menggelesot pasrah di bawah adiknya yang sedang asik menonton drama korea.

"Aelah, nonton aja sendiri, ah. Gue mau maraton nonton ni drama. Babang Lee Min Ho cakep banget." tolak Bintang untuk yang kesekian kalinya. Galaksi mendesah lalu dengan lunglai ia bangkit dari posisi tidak elegannya.

"Makanya, cepetan cari pacar gitu lho, Kak."

"Ya kan lo tahu gue lagi usaha."

Bintang memutar bola matanya kesal. "Usaha lo kagak normal, Kak Gal. Coba deh normal dikit."

Gala terkekeh dan tak berniat membalas ucapan sang adik barusan. Pria itu kemudian berjalan menuju pintu kamar Bintang untuk keluar.

~~~~~~~~~~

Galaksi kembali berdecak sebal ketika tidak kunjung juga mendapati balasan dari kedua teman sengkleknya, Dafa dan Bara. Ia berencana untuk mengajak dua orang itu menemaninya nonton. Tapi ada daya, sudah sedari tadi Gala mengirim pesan, bahkan sampai membanjiri obrolan grup mereka. Dua-duanya sama sekali tidak menggubris.

Akhirnya, disinilah Gala sekarang. Berdiri sendirian, mengantri membeli tiket film bioskop.

Setelah mendapatkan tiketnya, Gala kemudian beralih membeli popcorn dan minuman. Yah, tidak ada Dafa dan Bara, snack pun bisa jadi teman Gala menonton.

Miris banget gue.

Sambil membawa kedua teman barunya, Gala langsung berjalan menuju theater 2 dimana film yang hendak ia tonton diputar. Setelah menduduki kursinya, ia kemudian berdiam menatap layar lebar di depan sana yang sedang menampilkan iklan. Tangannya kini bergerak mulai mengambil popcorn dan menyuapkannya ke dalam mulut.

Lampu di dalam akhirnya dimatikan, tanda film akan segera diputar. Gala pun memperbaiki posisi duduknya agar lebih nyaman. Lalu, disaat dirinya hendak kembali memakan teman barunya aka popcorn, tangannya tiba-tiba berhenti di udara. Matanya mengikuti gerakan seseorang yang baru saja menduduki kursi di sampingnya.

"Kita emang jodoh kayaknya." ucap Gala yang membuat orang di sebelahnya terhenyak. Wanita itu kemudian menoleh dan langsung mendesah sebal.

"Saya jadi curiga, kamu ngikutin saya." balas Lexia.

"Mohon maaf ya, Mbak. Kalau saya ngikutin kamu, seharusnya kamu duluan yang ada di sini. Lah, ini kan saya duluan. Jangan jangan Mbaknya nih yang diem-diem demen sama saya." sahut Gala tidak mau kalah. Lexia membelalakkan matanya kesal. "Diem-diem demen ? Kamu kali yang demen sama saya."

"Ya kan emang, Lex. Saya kan sudah terang-terangan nunjukin perasaan saya ke kamu." mendengar hal itu membuat Lexia memejamkan mata untuk menahan jengkel. Lexia diam-diam menghembuskan napas panjang lalu memilih untuk kembali menatap ke depan, menghiraukan pria di sampingnya.

"Kok nggak nyahutin, sih ? Oo, saya tahu, maaf ya tadi saya blak-blakan. Pasti kamu jadi grogi."

Untuk yang kedua kalinya, Lexia kembali memejamkan matanya karena rasa kesal yang begitu membumbung tinggi.

"Bisa kamu diam ? Saya mau menikmati filmnya dengan tenang."

Gala mengulum senyum, berusaha untuk menahan kekehannya. Ia lalu mengangguk. "As you wish, Miss."

~~~~~~~~~~

Lexia baru saja menduduki salah satu kursi kosong di tempat makan. Dan ia langsung dikejutkan oleh kehadiran seseorang yang seenak giginya duduk di kursi hadapannya.

"Mau apa kamu ?" tanya Lexia dengan pandangan horor.

"Kalo di tempat makan sih biasanya saya makan." sahut Gala seraya membuka buku menu yang sudah diletakkan di tiap-tiap meja.

Once in A Blue Moon - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang