Bab 15

1.9K 224 2
                                    

Lexia memberikan tatapan tajam kepada seseorang yang tahu-tahu saja masuk ke dalam ruangannya. Ia sama sekali tidak berniat untuk beramah tamah dengan orang licik itu dan memilih untuk menunggunya membicarakan maksud dan tujuan mendatanginya.

"Lexia, kamu kapan berencana pulang ke rumah ?" tanya wanita tua kembaran ular itu kepada anak tirinya. Lexia mendengus dalam hati lalu menyedekapkan kedua tangannya di depan dada. "Nggak usah basa-basi, Tante. Ada urusan apa sama saya ? Sampai-sampai Nyonya Lilian yang agung ini meluangkan waktunya."

Meskipun rasa kesal mulai merambati diri Lilian, namun wanita itu tetap menampakkan senyum palsunya. Ia melangkah pelan mendekati meja Lexia lalu mendudukkan dirinya dengan anggun di kursi yang tersedia. "Malam ini, kita sekeluarga mau makan malem bareng di luar. Kamu ikut ya ?"

"Tante ngajak saya ?" tanya Lexia dengan telunjuknya yang menunjuk dirinya sendiri. Lilian menganggukkan kepalanya pelan dan hal itu langsung dibalas dengan kekehan Lexia. "Wow, ada apa ini ? Tante kan nggak suka kalau saya merusak keluarga bahagia Tante itu. Lalu, kenapa tiba-tiba saya dilibatkan dalam keluarga baru Tante, hm ?"

"Lexia, semenjak Mama dan Papa menikah, secara otomatis kita menjadi keluarga kan ? Kamu masih menjadi keluarga ini, Lex. Kamu nggak pernah keluar dari keluarga Utama." balas Lilian dengan nada suara lembut yang Lexia yakini sebagai topeng palsu.

Tidak, Lexia sama sekali tidak percaya dengan kata-kata bullshit yang keluar dari mulut Lilian. Ia yakin sekali, pasti ada maksud tersembunyi kenapa sampai wanita licik itu mengajaknya dalam makan malam keluarga.

"Papa yang suruh Tante buat ajak saya ?" tebak Lexia kemudian. Lilian langsung menggeleng. "Ini murni inisiatif Mama. Mama malah yang mengusulkan makan malam keluarga ini."

Still, Lexia masih tidak bisa percaya. Ia menatap lurus mata Lilian, berusaha untuk mencari kebohongan yang disembunyikan oleh wanita licik itu.

"Ikut ya ? Kita sudah jarang sekali makan berempat." desak Lilian lagi. Lexia mengambil jeda sepersekian detik sebelum akhirnya menyetujui ajakan wanita licik itu.

Ia tahu, sangat tahu pasti ada sesuatu di makan malam nanti. Tapi karena Lexia sama sekali tidak takut menghadapi kelicikan Lilian, akhirnya ia pun memilih untuk menghadapinya saja.

Lilian semakin melebarkan senyumnya. Wanita itu lalu langsung bangkit hendak berpamitan. "Kalau begitu, nanti pulang kantor kita berempat berangkat bareng ya ke restorannya."

Lexia hanya membalas dengan anggukan malasnya. Dan setelah itu, Lilian pun langsung berbalik dan berjalan keluar dari ruangan sang anak tiri.

~~~~~~~~~~

Kecurigaan Lexia terbukti benar. Karena wanita licik itu membawa mereke ke restoran Bumi – salah satu restoran milik keluarga Galaksi.

Sekarang, Lexia hanya mampu berharap dalam hati kalau pria itu tidak sedang berada di Bumi. Jadi, rencana apapun itu yang akan dilaksanakan oleh Lilian, tidak akan mengganggu hubungannya dengan Galaksi.

Tunggu, memangnya kamu ada hubungan apa, Lex, dengan Gala ?

Lexia menggelengkan kepalanya keras. Ia berusaha mengenyahkan segala pikiran yang menjurus kepada lelaki gila itu.

Lexia berjalan bersisian dengan Abraham sang adik tiri yang cukup pendiam itu. Mereka berdua mengikuti Lilian dan Damar yang kini sedang berjalan menuju meja mereka. Firasat buruknya terbukti benar saat melihat ada satu keluarga yang sudah menduduki meja keluarganya.

Berengsek, sebenarnya apa yang sedang direncanakan oleh siluman ular itu ?

"Kamu tahu siapa mereka ?" bisik Lexia kepada Abraham yang kini sedang memperhatikan interaksi antara Lilian dan keluarga asing itu. Abraham langsung menoleh ke samping. "Mereka keluarga Atmaja, Kak."

Once in A Blue Moon - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang