36

874 80 3
                                    

Selamat membaca dan menikmati kisah Avner dan Maura


|chapter thirty six|

         Burung berkicau dengan riang hari ini, bunga-bunga bermekaran dengan cantik di setiap padang rumput. Bising suara manusia yang sibuk berlalu-lalang menjadi pelengkap melodi hari ini. Aula istana sudah di penuhi oleh berbagai rakyat dan pegawai kerajaan yang nampak sibuk, beberapa pemusik yang sibuk melatih melodi, koki yang berlalu lalang memastikan makanan sudah pas atau belum. Semua tampak sibuk namun berwajah senang.

"Tuan Puteri, sedang apa disini?"

Loucy yang semula termenung di ujung pilar tangga tersentak kaget, ia membalikkan tubuhnya. Menatap asing pada wanita bertubuh semampai dengan gurat wajah tajam itu. Asing, rasanya Loucy tak pernah melihat wanita ini.

"Kau ... siapa?"

Wanita itu tersenyum, tak berniat menjawab. Ia menatap sekilas kebawah, memandang remeh pada rakyat dan pegawai istana yang tampak sibuk di bawah sana.

"Tuan Puteri, saya hanya ingin memberi tahu sesuatu," ucapnya, "apapun yang terjadi, jangan memakan atau meminum semua yang ada disana."

Loucy menautkan alisnya bingung. "Apa maksudmu?"

Wanita itu tersenyum, menatap Loucy lamat-lamat kemudian berbalik. Ia berjalan menjauh, Loucy tersentak secara alami mengikuti wanita misterius tersebut. Loucy mengangkat sedikit ujung gaunnya agar memudahkan ia untuk berlari kecil, wanita itu cepat sekali berjalan, Loucy kewalahan.

Loucy terengah ketika sampai di belokan koridor, matanya menatap bingung. Ia berputar meneliti sekeliling dengan seksama. Ujung koridor ini buntu, dan wanita itu menghilang begitu saja. Loucy menatap pada sebuah jendela yang ada di koridor, tertutup rapat. Ia kembali kebingungan.

Wanita itu siapa? Dan ia menghilang kemana?



***





    Leta menatap sekelilingnya dengan raut wajah bingung, keringat dingin mengucur dari tubuh nya. Leta berjalan mundur, suasana tempat ini aneh sekali. Ada banyak kelelawar berterbangan, langit yang mendung pekat dengan kilat yang menyambar terus-menerus.

Leta mengalihkan pandangannya, ada begitu banyak gedung di sini, namun mengapa sepi sekali. Ia sama sekali tidak melihat satu orang pun sedari tadi.

Wushh!

Leta menunduk dengan cepat, angin besar baru saja melewati nya, jantungnya berdegup kencang. Ia mendongak ke atas, matanya membulat sempurna, di sana ramai sekali. Sangat ramai.

Bukan, bukan burung atau kelelawar, tapi manusia.

Atau Leta menyebutnya manusia bersayap yang memiliki tanduk dan berpakaian gelap. Mereka tidak hanya satu.

MEREKA ADA BANYAK!

Tidak, bagaimana ini? Apa yang harus Leta lakukan sekarang?

Ia menatap kesekeliling dengan cemas, tubuhnya bergetar dengan hebat. Leta takut sekali, ini bukan tempatnya, ini tempat aneh dan mengerikan. Kenapa Elvan harus datang kemari? Apa yang suaminya lakukan? Mengapa Elvan berbohong padanya?

"Kau tidak seharusnya berada disini, manusia."

Leta membalikkan tubuh nya, terlonjak kaget ketika seorang wanita tua berdiri di belakangnya. Wajah wanita itu menyeramkan, mirip dengan wajah penyihir yang sering di ceritakan di dongeng anak-anak. Bahkan ia juga memiliki tongkat kayu yang sama.

Binding destinyWhere stories live. Discover now