1 || How is begin (1)

7.1K 630 13
                                    


Indonesia, 13 April 2001





"Ah, menyebalkan sekali!"

Sosok pemuda bertubuh tegap yang tengah berdecak di peraduan itu tampak menatap langit-langit. Surai merah gelapnya tampak bergerak lembut terkena semilir angin yang masuk melalui pintu balkon yang terbuka. Pemuda dengan bibir penuh itu merubah posisi menjadi duduk matanya memperhatikan matahari yang perlahan hampir tenggelam menampakkan warna oranye yang indah di langit hari itu.

Pemuda itu menghembuskan napas panjang. Ia berjalan mendekati balkon yang berada tepat dua puluh kaki dari peraduannya. Pemuda itu memejamkan mata, tangannya terangkat menggesekkan ibu jari dan jari tengah sebelah kirinya. Sedetik kemudian sepasang sayap berwarna hitam kelam dengan beberapa bulu berwarna putih yang menyembul melalui kedua punggungnya. Pemuda itu berdiri di antara pembatas balkon, lalu melayangkan tubuhnya di atas udara. Mengepakkan sayapnya dengan pelan dan santai sambil menikmati pemandangan hutan dan beberapa sungai di bawah sana.

Pemuda itu bernama Avner, Avner Thares de lucifer. Keturunan kesekian dari Lucifer, iblis yang terkenal itu. Avner merupakan salah satu yang terkuat dari sekian banyak keturunan lucifer lainnya. Selain itu kehadiran Avner sempat di tentang sang kakek  karena memang ia lahir secara tak diinginkan. Ibu Avner adalah salah satu Putri Raja Asgard, Raja penguasa negeri putih yang terletak di atas awan. Sementara Ares, Ayah dari Avner adalah salah satu putra mahkota kerajaan kegelapan yang terletak di bawah bumi.

Hubungan keduanya di tentang keras, berbagai cara sudah di lakukan kakek  untuk memisahkan mereka. Namun, Ares yang keras kepala membawa Loucy ke negeri manusia. Mereka berbaur dengan baik selama bertahun-tahun, sampai Kakek berhasil menemukan mereka. Kakek  membawa paksa Ares kembali ke kerajaan begitu pula dengan loucy, yang saat itu tengah mengandung Avner.

Kerajaan sempat beradu mulut soal dimana Avner akan tinggal. Hingga Kakek  memutuskan agar Avner menetap saja di kerajaan kegelapan, meski loucy sempat menolak namun ia tak bisa berbuat banyak ketika sang Ayah menyetujui hal itu.

Avner memelankan laju kepakan sayapnya, Avner perlahan mulai terbang dalam jarak rendah. Mata Avner memperhatikan sebuah desa yang terletak di pinggir hutan. Avner sering mengunjungi desa ini, sekedar melihat seperti apa kehidupan manusia. Avner mendarat dengan pelan di sebalik pohon beringin yang cukup rindang. Avner menjentikkan jarinya, membuat sepasang sayapnya hilang begitu saja, menyisakan jubah hitam panjang yang melekat di tubuh atletis Avner.

Avner mengayunkan langkah menapaki jalanan desa yang temaram. Mata Avner memicing ketika melihat desa yang biasanya sepi pada malam hari justru tampak ramai sekarang. Avner mencekal tangan salah satu pemuda yang kebetulan berpapasan dengannya.

"Ada apa ini? Kenapa tampak ramai sekali?" tanya Avner bingung.

Pemuda itu tersenyum. "Oh, ini tuan menantu dari kepala desa baru saja melahirkan. Beberapa warga datang untuk mengucapkan selamat," jelasnya.

"Apa aku boleh melihatnya?"

Pemuda itu menautkan alis, sampai akhirnya ia mengangguk. "Tentu saja, tapi sepertinya Tuan tidak berasal dari desa ini. wajah tuan tampak asing, dan pakaian anda seperti bukan rakyat biasa."

"Ya, aku berasal dari kota. Aku tak sengaja lewat di sekitar sini." Avner berdehem. "Bisa kita pergi sekarang?"

"Tentu tuan, mari ikuti saya."

Avner berjalan dengan pelan di belakang pemuda itu. Ia sendiri juga tak mengerti mengapa ia harus mengikuti pemuda di depannya ini. Avner sama sekali tak mengerti mengapa ia mesti repot-repot melihat bayi dari manusia. Makhluk yang menurut Avner sangat menjijikkan itu.

Binding destinyOnde histórias criam vida. Descubra agora