2 || After begin and mysterious ring

4.9K 460 7
                                    

Indonesia, 10 April



Mata gadis itu menyipit saat cahaya yang menyilaukan menerpa Netra cokelat nya. Ia mengubah posisi nya yang berbaring menjadi duduk. Napasnya tersengal dengan keringat yang membanjiri pelipis hingga lehernya. Maura menatap ke setiap penjuru kamar dengan takut. Ini sudah yang kesekian kalinya ia mengalami mimpi yang sama. Dan lagi, semua itu terasa nyata.

Maura yang semula hendak bangkit mendadak terkejut. Ia menatap ke atas nakas di samping ranjang. Ada nampan berisikan susu dan juga roti cokelat kesukaan Maura. Ia menautkan alis saat menyadari jika sekarang tengah terbaring di ranjang. Padahal Maura ingat benar jika semalam ia masih di ruang tengah menonton TV sampai tertidur disana. Dan lagi, di rumah ini hanya ada Maura. Kedua orang tua nya baru akan pulang pagi ini.

Jadi siapa yang melakukan ini semua?

Maura menjadi bergidik takut. Ia menyingkap selimut berjalan cepat menuju ke kamar mandi. Maura semakin takut sebab ini bukan pertama kalinya hal aneh terjadi pada Maura, sudah hampir seminggu Maura selalu merasakan jika ia diawasi dan diikuti entah oleh siapa. Maura selalu merasakan jika setiap malam tubuhnya selalu hangat seperti dalam rengkuhan seseorang yang jelas-jelas tidak ada. Maura bahkan selalu merasakan jika setiap ia sendirian bayangan berwarna hitam itu selalu mengikutinya. Membuat Maura menjadi paranoid dan selalu berkumpul bersama teman-teman ditempat ramai.

Maura mengerjapkan mata saat sadar tengah melamun. Ia berjalan kembali menuju ke kamar mandi setelah mengambil handuk. Maura sengaja menyalakan musik dengan volume keras untuk mengusir rasa takutnya. Berharap keanehan itu tidak terjadi.

Namun, saar Maura baru saja ingin keluar dari kamar mandi, setelah selesai dengan ritual wajibnya. Ia tertegun sendiri. Pintu itu tiba-tiba saja terkunci dari luar, membuat ketakutan Maura menyeruak kembali. Ponselnya yang semula melantunkan melodi keras mendadak mati begitu saja. Di barengi dengan lampu di kamar mandi yang padam.

Maura gemetar ia semakin gencar berusaha mendobrak pintu sekuat tenaganya. Maura takut gelap, sangat takut sekali. Maura tersentak saat merasakan tubuhnya terdorong pelan hingga menyentuh dinding kamar mandi yang dingin. Maura semakin gemetar takut sekali. Ia hanya mampu menangis sambil memegangi handuknya erat. Maura tak dapat melihat apapun, kecuali Netra merah gelap yang terpampang didepannya.

Maura semakin ketakutan apalagi saat merasakan sebuah tangan mengelus lembut wajahnya. Naik menuju ke Puncak kepala Maura. Mengelusnya lembut dan penuh kasih sayang. Maura ingin berteriak namun ia merasa mulutnya seperti tertutup rapat tak dapat dibuka sama sekali. Tangan Maura ingin terangkat mendorong orang misterius ini, namun sepertinya kedua tangan Maura juga sama tak dapat digerakan.

Maura berulang kali menyebutkan permohonan dan permintaan tolong dalam hatinya, berharap ada yang dapat mendengar. Namun itu terlalu sia-sia. Getaran ditubuh Maura kian hebat saat merasakan terpaan napas hangat yang menyapu wajahnya, melewati pipi lalu berhenti tepat di bibirnya. Maura takut sekali, apalagi saat benda lembut nan kenyal itu bertemu dengan bibirnya. Maura tidak bodoh, ia paham betul apa yang sedang terjadi saat ini.

Maura di lecehkan!

Dan ia hanya mampu diam membeku, seolah ada mantra yang memaksanya tetap diam. Maura hanya mampu menangis dan merasa bodoh. Apalagi saat orang itu melumat bibirnya lembut dan hati-hati, Maura dapat merasakan kasih sayang luar biasa lewat ciuman ini. Tapi ia tetap takut. Ini ciuman pertamanya, dan di rebut orang tak di kenal. Maura takut akan dilecehkan lebih jauh lagi.

Tuhan, tolonglah Maura.



"MAURA! BANGUN UDAH PAGI!"

Lampu menyala, saat suara bernada tinggi itu mulai terdengar masuk melalui gendang telinganya. Maura mengerjap pelan, masih diam dengan pandangan kosong. Maura syok, apalagi saat melihat tak ada siapapun di kamar mandi saat ini. Ia takut dan menangis dalam diam. Tubuhnya semakin gemetar.

Binding destinyWhere stories live. Discover now