🌹rencana event pensi

30.8K 1.9K 13
                                    

Aisy tidak menyadari saat dia ngelamun tadi,abangnya arkan dan kakak kelas lainnya telah masuk kekelas nya.

Pov arkan.

Gue memang sengaja nukar ponsel aisy,supaya dia lebih terbuka dengam hidupnya tanpa ada lagi penyamaran-penyamaran yang bisa menjadi bahan bullya disekolah.

Bisa dibilang aisy itu orang yang sangat-sangat sederhana menurut gue. Kedua orang tua gue memang melarang anak untuk sombong dengan apa yang kami miliki,tapi nggak pernah melarang anaknya untuk memakai fasilitas yang disediakan karena memang itu semua milik kami dan hak kami.

Orang tua gue nggak pernah membedakan anaknya sama sekali,kalau dulu gue minta mobil maka anaknya yang lain juga harus dapat yang sama. Bahkan gue dan abang gue dulu selalu minta barang-barang yang bisa di bilang bukanlah hal yang murah, dengan syarat harus ada yang dicapai.

Kayak contohnya,abang gue yang minta sekolah diluar,awalanya nggak dikasih izin terus dia bilang akan ngurus perusahaan ayah ditempatnya kuliah dan ayah pun setuju. Gue juga sama,minta mobil dengan syarat prestasi disekolah gue juga harus meningkat.

Tapi berbeda denga aisy. Adek gue itu bisa aja minta apapun tanpa harus bersyarat kayak gue dan bang arsya. Tapi dia malah menolak barang yang dikasih,kecuali harus dipaksa,dan kita harus mengeluarkan nada memelas untuk memaksanya menerima barang tersebut.

Aisy lebih suka membeli semua barang yang dia gunakan menggunakan uangnya sendiri. Dan saat ada barang yang ingin dia beli tapi uang cashnya kurang maka dia akan minjem ke gue atau pun bang arsya. 'minjem' yang nantinya uang itu akan dikembalikan. Gue dan bang arasya udah sering bilang nggak usah diganti tapi aisy dengan kekeras kepalanya tidak bisa dibantah. Padahal dengan dia minta saja makan dalam sekali kedipan mata,maka barang itu didepannya.

Kadang gue juga bingung sama aisy, padahal uang jajan gue lebih banyak dari pada dia,tapi bagaimana dia bisa membeli barang-barang itu dengan uang jajannya.  Gue juga pernah tanya ke ayah sama bunda gue,apa aisy pernah minta uang ke mereka selain uang saku,dan mereka menjawab nggak pernah sama sekali.

Ayah bunda gue sempat khawatir kalau aisy akan berfikir kalau dia dibedakan dengan gue ataupun abang arsya. Tapi dengan lembut dan tenang aisy menjawab, "adek nggak papa bunda. Adek masih punya uang untuk barang yang adek mau. Nanti kalau uang adek habis,adek pasti minta ke ayah bunda atau juga para abang. Adek sering kok utang ke abang."

Aisy memang terkadang utang ke gue ataupun bang arsya,tapi itu selalu dibawah 500 ribu,bahkan pas di 500 ribunya dan tidak pernah lebih dari itu. Contohnya camera canon yang aisy beli di amerika waktu kami liburan,yang kalau dirupiahkan berharga 79jt,dan dia membelinya dengan kartu miliknya yang ternyata kurang waktu itu,jadilah dia minjem kartu gue. Yang waktu gue periksa ternyata hanya berkura 250ribu,itupun besoknya langsung aisy ganti Dengan uang cash.

Aisy memang jarang berbelanja layaknya anak orang kaya lainnya,tapi sekali belanja dia akan menghabiskan berpuluh-puluh juta,dengan satu barang ataupun dua. Dan perlu di garis bawah kalau barang yang aisy beli itu adalah barang yang memang dia perlukan dan akan selalu digunakannya sampai barang tersebut benar-benar rusak tidak memiliki fungsi lagi.

Gue nggak masalah dengan sifat aisy. Yang jadi masalah adalah sejak aisy memutuskan bersekolah yang sama dengan gue. Bukan gue malu dengan adanya aisy sebagai adek gue. Bahkan gue akan mengumumkan secara besar-besaran kalau dia adalah adek gue tersayang.

Tapi aisy melarang gue bahkan mengancam kalau dia akan mogok bicara sama gue selama kami masih bersekolah ditempat yang sama. Awalnya gue nggak setuju karena takut dia akan dikucilkan, karena sekolah yang akan dia masuki adalah sekolah elite dengan popularitas yang dipandang dari harta yang mereka miliki.

muslimah cold✔Where stories live. Discover now