#26 - Teman Bagas?

253 17 1
                                    

Aku menyadari hal ini, bahwa kita saling mencintai dengan cara yang berbeda.

***

Arta dan Afra duduk saling berhadapan dengan Arta yang sibuk dengan ponselnya. Sepulang sekolah tadi, Afra yang awalnya bahagia malah kembali murung dengan sikap Arta yang seakan tidak memperdulikan kehadirannya.

Afra meneguk minuman yang ia pesan, dan menopang kepalanya dengan kedua tangan. "Arta," panggil Afra dengan lembut.

Tidak ada sahutan, Arta hanya melirik sesaat dan kembali fokus dengan permainan yang ada di ponselnya. "Artaa," panggil Afra lagi namun dengan nada yang lebih tinggi.

"Apa," sahut Arta kemudian dengan perhatian masih terfokuskan pada layar ponselnya. "Ngapain lo bawa gue kesini kalo ujung-ujungnya juga lo nge-date sama tu ponsel."

Kembali tidak ada jawaban. Afra mengepalkan tangan kanannya menahan amarah. "Yah mati," ujar Arta sebelum meletakkan ponselnya diatas meja.

Arta beralih fokus menatap Afra, "Kenapa?" Tanyanya. "Lo tanya kenapa?" Heran Afra.

"Marah-marah mulu."

"Ya abis lo sama hp mulu." Kesal Afra tidak mau kalah. "Ya mendingan gue sama hp daripada lo sama. " Sindir Arta.

"Gue apa coba?"

Arta kembali tidak menjawab. "Sama Ali? Lo cemburu? Iya?" Afra kembali melontarkan pertanyaan.

"Tu tau."

"Udah ah, mendingan pulang aja. Udah males gue ketemu lo." Malas Afra dan mengambil tas untuk pergi menuju parkiran.

Arta mendesah, ia menyusul Afra dengan berlari kecil. Dan menghentikan Afra tepat setelah Afra keluar dari pintu.

"Ya udah gue minta maaf deh."

"Lo nyeselin tau gak?"

Arta mengangguk pasrah. "Iya-iya."

"Gue pengen deh, sehari aja lo gak buat masalah." Arta mendengarkan Afra sembari tersenyum. "Dibilangin malah ledek." Kesal Afra bertambah.

"Iya deh iya, ya udah aku antar pulang ya." Dengan mudahnya, Arta mengubah kosa kata menjadi 'aku' dan menggandeng Afra menuju motornya.

"Gue gak suka ya, lo cuekin kayak gitu."

Arta menoleh dan mengangguk. "Game nya seru ra," alasan Arta sembari naik keatas motor.

"Kan lo bisa main pas gak bareng gue." Afra ikut naik keatas motor.

"Kalo ada lo, tambah seru gamenya."

"Alasan lo!" Kesal Afra.

Arta tertawa kecil, menutup kaca helmnya dan menancap gas tanpa memberikan aba-aba hingga Afra refleks langsung memeluk Arta.

"Yang bener bawa." Arta mengangguk, "Iyaa," sahutnya dibalik helm dan tersenyum puas.

***

Tanggal merah membuat Afra harus bermalas-malasan diatas kasur sembari bermain cacing diponselnya. Berkat Arta, Afra telah mengunduh beberapa permainan yang bahkan belum pernah ia mainkan.

Sibuk bermain, Afra mendengar suara riuh dari kamar Reno, dan sepertinya suara tersebut terdengar tidak asing. Masih dalam mode bermain, Afra melangkah dengan kedua mata yang melirik jalan sesekali.

Bukannya ke kamar Reno, Afra melangkah menuju ruang tengah karena suara mereka terlalu menganggu Afra, meskipun ia yakin diantara mereka pasti ada Arta.

Its Over ? (TAMAT)Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum