#2- Dia Lagi

384 32 4
                                    

Aku memilih untuk membuka awal yang baru, kamu ingin mendampingi atau pergi?

***

"Maaa, lihat bang Reno gak?" Afra bertanya pada mamanya yang berada di dapur. "Kenapa?"

"Mau minta antar ke toko buku."

"Telfon aja,"

"Gak aktif nomornya." Melas Afra kembali mengambil ponsel yang ia masukkan kedalam tas selempang yang sudah ia pakai.

"Di mini market palingan, kumpul sama anak komplek. Kamu lihat ke sana aja." Ujar sang mama sembari mengaduk adonan. "Gak mau ah, pasti ada banyak temennya di sana."

"Ya udah tunggu Abang mu balik,"

"Pasti tengah malam, keburu ditutup maa," Rengek Afra dan membanting diri pada sofa yang terletak diruang tengah.

"Ya jadi mau gimana? Kamu mau mama antar? Tapi mama gak jamin keselamatan ya." Afra segera menggeleng karena tau kemampuan mengemudi mamanya.

"Ya udah deh aku ketempat abang dulu yaa," pamit Afra seraya kembali membenarkan pakaiannya sebelum pergi.

Afra berjalan kearah persimpangan yang tidak jauh dari rumahnya. Memang terkadang, Bang Reno suka menongkrong di market yang terletak tidak jauh dari rumahnya, mengingat lingkungan kawanan Reno yang rata-rata tinggal di daerah yang sama.

Sebelum samapi, Afra berhenti dan mengamati dari jauh. Motor Reno terparkir disana, namun sepertinya Rebo tidak berada disana.

Hanya ada satu orang, yang tengah duduk dimeja bundar seraya bermain ponsel tanpa menyadari kehadiran Afra.

Afra menyipitkan matanya dan memberanikan dirinya untuk bertanya. "Temennya bang Reno ya?"

Baru saja mendongak, Afra langsung kaget dengan pria yang masih ia kenang sebagai seseorang yang harus ia jauhi dari kehidupannya. Arta.

"Bang Reno mana?" Lanjut Afra berubah dengan nada kesal. Bukannya menjawab, Arta mengabaikan Afra dan kembali memainkan ponselnya.

"Bang Reno mana!" Kesal Afra masih bertanya dengan hal yang sama.

Pada akhirnya Arta menutup ponselnya dan duduk tegak mengamati penampilan Afra yang tampak berbeda dari apa yang ia lihat disekolah. Afra tampak jauh lebih cantik.

"Buat apa lo tanyak?"

"Suka-suka gue lah." Cetus Afra.

Arta tertawa pelan mendengarkan Afra yang terlihat masih kesal dengannya. "Duduk dulu." Tawar Arta dan menyeret kursi disampingnya.

"Ogah. Cepetan jawab, Bang Reno mana?"

"Pergi," jawab Arta singkat. "Kemana?" Arta mengangkat kedua bahunya tanda tidak tau.

"Terus motornya kenapa disini?" Tanya Afra lagi. "Dia pinjem motor gue." Jawab Arta.

"Ya terus dia kemana?"

"Gue gak tau sayang," Geram Arta dengan pertanyaan yang terus saja sama. "Lah kan dia pake motor lo."

"Terus?"

"Lo kenapa disini sendiri? Bang Reno tinggalin lo kan? Dia gak bilang kemana gitu?"

Arta lagi-lagi menghela nafas, dan membalas Afra dengan senyuman. "Kalo gue tau, udah gue susulin dari tadi."

"Tolong telfonin,"

"Minta nomor," Afra menyerahkan ponselnya pada Arta setelah mencari kontak Bang Reno. "Lo gak punya nomor Bang Reno?" Heran Afra.

"Punya lah."

"Terus kenapa lo minta!" Kesal Afra lagi-lagi pada Arta yang hanya membalasnya dengan jahil.

Arta menelfon seseorang dan tampak ponsel Afra yang malah berdering. "Save, itu nomor gue." Ujar Arta.

Merasa dibodohi, Afra hampir melemparkan Arta dengan ponselnya namun tertahan saat mendengarkan suara motor yang datang dengan riuh.

Ada 3 motor ninja yang sudah terparkir dengan rapi, Afra yang mulai merasa takut dan tidak nyaman dengan teman-teman Reno yang mulai ramai malah melangkah mundur untuk menjauh.

Satu persatu turun dari motor, dan yang membuat Afra semakin takut adalah Reno tidak menjadi salah satu dari mereka.

"Reno mana?" pertanyaan Arta seakan mewakili Afra. "Mau jalan sama cewek katanya, dia titipin kunci nih buat lo." Naufal melempar sebuah kunci motor kearah Arta.

"Adek nya Reno ya?" Tidak asing dengan wajah Afra, beberapa orang mulai mengenali Afra.

"halo? Lo dimana?"

"Adek lo nih cariin."

Arta melirik kearah Afra, "Kenapa? Ditanya abang lo ni,"

Afra mendengus, dan tidak menjawab apapun. Afra tidak mungkin menunda, karna ia juga harus membeli seragam baru untuk besok karna seragamnya sudah kotor yang disebabkan oleh Arta.

"Adek lo gak jawab." Ujar Arta kembali berbicara dengan Reno. "Iya. Motor gue jangan lecet." Ujar Arta terakhir sebelu menutup panggilan.

Sedikit berharap, Afra melihat kearah Arta yang masih tidak mengatakan apapun. "Bang Reno bilang apa?"

Menatap Afra lama, sebelum akhirnya berbicara. "Dia suruh gue temanin lo kalo penting."

"Gak ah!" Cepat Afra menolak. "Yee, kalo lo mau juga gue yang repot."

"Ya udah biar gue temanin aja yuk?" Goda Haikal sembari tertawa pelan.

Arta tidak lagi memperdulikan Afra. Tiba-tiba, Arta bangkit dari tempat duduknya setelah sekian lama dan itu sedikit membuat Afra kebingungan.

Afra tidak mungkin memakai baju lamanya yang sudah sempit dan juga kotor, dan Afra tidak mungkin memakai baju bebas sementara ia adalah anggota OSIS yang harus menuruti peraturan.

Dan Afra tidak mungkin harus pergi dengan teman Reno yang bahkan belum ia kenal.

Namun untuk sekarang, orang yang bisa ia ia percayai hanyalah Arta.

Apa Afra harus memberhentikan Arta sekarang?

***

Tbc..

Its Over ? (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang