Bagian 25

30.5K 1.7K 203
                                    

Pagi tiba, matahari sudah menyeruak masuk melalui jendela membuat tidur seorang gadis terganggu. Aca mengerjapkan matanya perlahan dan kemudian terbuka, Aca memutar pandangannya mencari eksistensi seseorang yang sudah semalaman suntuk menjaganya. Kemana dia?

Hingga pintu kamar mandi terbuka, menampilkan sang Ibu yang tengah mengelap tangannya dengan tissue.

"Ibu, sejak kapan ibu disini?"

Hera terlonjak dan menengok kearah putrinya. "Eh, kamu udah bangun sayang?"

Hera buru-buru mendekati putrinya, mengecek suhu tubuh kemudian meneliti gulungan perban yang menutupi luka di pergelangan tangannya kemudian menatap penuh kelegaan.

"Ibu pagi-pagi banget datang kesini, di telpon temen kamu. Katanya dia mau sekolah, dan kamu gak ada yang nungguin."

"Oh, Rafa pulang ya."

"Iya, kamu gimana? Udah agak mendingan?"

Aca mengangguk, tubuhnya tak selemah kemarin dan Aca rasa ia sudah baikan. Hingga pintu ruangan terbuka, Yendra-ayah Aca berjalan memasuki ruangan dengan sebelah tangan menggenggam ponsel dan sebelah tangannya lagi membawa kantung plastik.

"Anak ayah udah bangun?"

Aca mengangguk dan menampilkan senyuman manisnya, Yendra menghampiri Aca dan tak jauh berbeda dengan Hera. Lelaki itu pun ikut memeriksa keadaan putrinya.

"Apa Bima tadi kesini Bu?" tanya Aca.

Hera menggeleng, sedang kedua perempuan itu tak menyadari perubahan mimic wajah Yendra.

"Yah padahal Aca kangen." ucapnya kemudian mengundang kekehan dari sang ibu.

"Uuuh, putrinya ibu udah kangen-kangenan aja sama tunangannya."

Aca memajukan bibirnya. "Ya gak papa lah, Bima kan tunangannya Aca." uh bukan Aca sekali berbicara selebay ini, tapi serius Aca sangat rindu pada tunangannya itu.

Tiba-tiba ponsel Yendra berdering, yang kemudian segera di angkat dan Yendra segera berlalu keluar dari ruangan.

Dan selang beberapa lama, Yendra kembali masuk dengan raut wajah yang tak terbaca. Hera tengah merapikan rambut Aca, sedang Aca yang baru menyadari perubahan mimic wajah ayahnya menekukan kedua alisnya.

"Kenapa yah?" tanya Aca, Hera yang mendengar pertanyaan Aca ikut menatap kearah suaminya.

Yendra terlihat gusar dan resah, membuat Hera mendekat kearah suaminya dan mengelus lengan suaminya.

"Ada apa yah?"

Yendri menghela nafasnya kasar, kemudian berjalan mendekati Aca dan mengelus rambut kepala putri semata wayangnya itu.

"Ayah mendapatkan berita yang tidak mengenakan." Tiba-tiba jantung Aca terasa berdegup begitu kencang, ada sesuatu yang membuat Aca ikut merasa resah.

"Tapi janji sama Ayah kamu harus tenang." Demi apapun, perasaan Aca makin tidak enak.

"Ada apa yah?" tanya Aca lagi.

"Tadi di kafetaria ayah ketemu sama Tio- ayah Bima, katanya Bima dirawat di rumah sakit ini juga. Dan barusan ayah mendapatka telpon kalau Bima koleps, padahal kemarin ia sadar dari pingsan dan ak mengalami apa-apa."

Dara Aca terpompa semakin cepat, nafasnya semakin memburu tak teratur. Bima koleps? Bimanya sakit? Kenapa bisa? Apa yang terjadi pada Bima? Bukannya sekarang ia harus persiapan pertandingan? Kenapa bisa?

"Ayah, Aca mau ketemu Bima." Aca hendak turun dari tempat tidurnya, tapi Yendri menahannya.

"Tenang dulu sayang, kamu harus tenang."

Betrayal of Love [LENGKAP☑️]Where stories live. Discover now