Bagian 1

46.1K 2.6K 301
                                    

Aca berjalan menyusuri koridor, senyum terus menghiasi bibirnya. Sesekali Aca menyapa beberapa siswa dan siswi yang ada di sepanjang koridor, Aca selalu menegaskan pada hatinya bahwa hati akan bahagian jika diawali dengan senyumannya dan Aca selalu menerapkannya.

Aca menyimpan tasnya di meja dan ia mendudukan tubuhnya dikursi, Aca mengeluarkan ponselnya dan mengecak seduatu disana. Tak ada! Tak ada satu pesanpun dari Bagus untuknya.

Aca mencoba berfikiran positif pada Bagus, mungkin saja Bagus sibuk dan belum sempat mengabarinya. Aca mengetik sesuatu disana.

Tasya
Sayang, udah bangun belum.

Aca mengirim pesan itu karna mungkin saja Bagus belum bangun hingga tak mengirim pesan padanya, tak lama dering ponselnya terdengar. Aca segera membuka pesannya dan ternyata dari Bagus.

Bagus
Udh

Singkat memang, tapi setidaknya ada kabar yang membuat Aca tak lagi hawatir pada pacarnya itu.

Jika boleh dikata, Bagus sedikit berubah padanya. Jarang mengirim pesan, sekali mengirim sangat singkat, sering membatalkan janji. Aca takut Bagus bosan padanya, Aca selalu berusaha untuk menjadi yang terbaik untuk Bagus. Keluarganya sudah saling mengenal dan Aca takut Bagus meninggalkannya.

Berbicara tentang keluarga, sepertinya ini waktu yang pas untuk membicarakan hal yang Ayahnya bahas semalam.

Tasya
Kita ketemuan di taman belakang ya, ada yang mau aku omongin.

Bagus
Ya, aku jg

Aca segera beranjak dari duduknya, ia berjalan menuju taman belakang. Seperti biasa senyumnya selalu mengembang, ia tak bisa membayangkan jika Bagus bersedia bertunangan dengannya dan mereka menukar cincin didepan seluruh anggota keluarganya.

Aca sudah sampai di taman belakang, belum ada siapa-siapa, mungkin Bagus masih di perjalanan mengingat kelasnya dan kelas Bagus terpisah.

Aca duduk di kursi taman, menatap indah bunga yang tumbuh di sekitarnya. Rasanya sangat bahagia bisa bertunangan dengan pacarnya, pacar yang sudah mendampinginya selama dua tahun lamanya.

Aca berfikir sepertinya tak akan ada lelaki lain lagi yang mampu menggantikan Bagus di hatinya, lalaki yang selalu berada disampingnya dan memahami setiap apa yang Aca mau. Aca ingin Bagus lah lelaki terakhir untuk Aca dan Bagus lah yang menemani Aca hingga hari tua nanti.

Aca merasakan suara derap langkah dari arah belakangnya, dan Aca yakin itu adalah langkah milik Bagus dan jantung Aca berdegup kencang setiap kali ia bertemu dengan Bagus. Dari awal mereka bertemu sampai detik ini jantingnya memang selalu memacu saat berada didekat Bagus dan sepertinya rasa cintanya tak pernah sedikitpun berkurang untuk lelaki itu.

"Ca."

Terdengar suara Bagus, Aca menengok kearah suara dengan senyuman mengembang dibibirnya. Tapi tiba-tiba senyuman itu semakin memudar saat ia melihat Bagus berdiri dan menggenggam erat lengan Sahabatnya.

"Hey." sapa Aca.

Aca berusaha untuk berfikiran positif, mungkin saja sahabatnya itu ingin mencarinya juga atau ada keperluan juga, atau sahabatnya jatuh dan harus dibantu berjalan oleh Bagus. Yang pasti Aca mencoba berfikir positif dengan apa yang ia lihat.

Bagus menyuruh sahabat Aca duduk di samping Aca sedang Bagus hanya berdiri membuat Aca mendongkak.

"Gus, ini masalah kita tapi kenapa dia ada disini?" tanya Aca heran.

Betrayal of Love [LENGKAP☑️]Where stories live. Discover now