Bagian 14

31K 2K 100
                                    

Bell istirahat berbunyi, baru saja Aca dan Billa hendak keluar kelas. Seorang anak laki-laki berlari menghampirinya, membuat Aca dan Billa menghentikan langkahnnya.

"Kak Aca!"

"Iya?"

"Ikut kita yuk."

Aca melirik Billa, ikut kemana? Dan anak itu siapa? Aca tak pernah mengenalnya sebelumnya.

"Ah, saya temen sekelasnya Bima Kak. Kita mau ke SMA Harapan mau support Bima, tapi katanya kita suruh ajak kakak."

Aca lagi-lagi melirik Billa, dan sahabatnya itu hanya mengangguk mengiyakan.

"Yaudah, aku ambil barang-barang dulu ya. Bill titip absen ya."

"Oke Princess." Dan Aca segera berlari memasuki kelas.

*****

Aca turun dari mobil yang membawanya serta membawa teman satu kelas Bima ke sekolah yang menjadi tempat Bima bertanding, sekolah itu sangat-sangat ramai. Dan ingatkan Aca jika ia hanya sendirian di sana, ia tak kenal adik kelas yang ikut kesana. Dan kenapa pula ia tak mengajak Billa?

"Kak, Yuk!"

Aca melirik kearah samping dimana seseorang mengajaknya dan ya, itu anak lelaki yang tadi menyuruhnya ikut. Aca mengangguk dan segera mengikuti anak lelaki itu memasuki bangunan sekolah, dan sampailah mereka didepan lapangan in door sekolah itu.

Aca menaiki satu persatu tangga dan memilih duduk di kursi terdekat dengannya, disampingnya kini di apit oleh teman satu kelas Bima. Acara sepertinya sudah di mulai, di tengah lapangan sana sudah ada matras khusus juga juri dan panitia lainnya. Tribun penonton pun sudah penuh dengan seragam yang berbeda-beda, sepetinya merekapun dari sekolah yang berbeda untuk mendukung jagoannya.

"Kak Aca, kalau butuh apa-apa bilang saya ya. Saya duduk di belakang Kak Aca."

Aca menengok kearah suara, dan masih anak yang itu. Mungkin ia merasa bertanggung jawab pada Aca karna sudah membawa Aca kemari, dan Aca hanya mengangguk. Hingga suara MC menyebutkan nama sekolahnya.

"Dan inilah jagoan dari SMA Purna Bakti, Bima Reksana Abrama."

Suara tepuk tangan gemuruh, teman satu kelas Bima heboh saat Bima berjalan memasuki arena. Aca tertegun, ini baru pertama kalinya Aca melihat Bima bertanding, dan anak itu terlihat sangat menawan dengan kostum silatnya. Baju serba hitam di lengkapi dengan rompi pelindung.

Sebelum bertanding, Bima memberi salam dengan membungkukan tubuhnya kearah supporter, juri dan lawan. Dan saat kearah tribun supporter dari sekolahnya, tatapan matanya bertemu dengan mata Aca. Bima tersenyum tipis dan pertandingan di mulai.

Aca harap cemas di kursinya, demi apapun jantungnya berdetak cepat dengan ras khawatir yang kentara. Ini pertandingan satu lawan satu dengan mengandalkan kemampuan fisik dan trik juga jurus, dan Aca benar-benar khawatir jika Bima terluka. Mungkin menonton olahraga lain ia akan biasa saja, tapi ini sangat-sangat berdeda. Dan ini adalah kali petamanya menonton pertandingan seperti ini.

Aca hampir berteriak saat lawan menjatuhkan Bima, tapi oke Aca harus santai. Lagi, pergulatan diarena itu sangat-sangat menegangkan hingga boom. Bima menjatuhkan lawan dan menguncinya hingga wasit memisahkan mereka, dan pertandingan selesai. Pendukung makin heboh sedang Aca bersyukur bisa menghela nafas lega, Bima masih bisa berdiri dan berjalan tegap kearah samping arena.

*****

Pertandingan demi pertandingan sudah di laksanakan dan kini giliran pengumuman kemenangan, Bima menunggu dengan santai. Kalah menang dalam pertandingan sudah biasa, jadi Bima tak banyak berharap untuk itu. Kalau menang yang bersyukur, ia bisa membanggakan nama sekolahnya. Kalau kalahpun masih ada pertandingan-pertandingan lainnya.

Betrayal of Love [LENGKAP☑️]Where stories live. Discover now