Tasya Gania Sacita

110K 2.9K 51
                                    

Terik matahari sudah berada tepat di atas ubun-ubun, seorang gadis yang bernama Tasya atau yang kerap di panggil Aca itu berulang kali mengelap keringat yang turun membasahi wajah cantiknya.

Hari ini adalah hari kesialan untuk Aca, tadi siang Ibunya telat membangunkannya dan alhasil ia harus menerima hukuman karna keterlambatannya.

Aca bersekolah di SMA Purna Bakti dan menduduki kelas Akhir, putri tunggal dari pasangan Yendra Hazman dan Hera Hazman.

Aca adalah gadis cantik dengan rambut hitam legam sepunggung dan mata bulat yang selalu berbinar jika melihat hal yang ia sukai, sifat Aca yang periang membuatnya disukai siapa saja, mulai dari adik kelas sampai satu angkatan. Dan hal yang paling ia sukai adalah menonton pacarnya main basket.

"Huh panas banget anjir." keluh Aca untuk yang kesekian kalinya.

Demi apapun rasanya Aca ingin pingsan saja, sudah terik begini tapi guru piketnya itu belum juga menghampirinya dan menyuruhnya menyudahi perih ini-eh.

Saat sedang asik mendumel dan mengusap keringat di keningnya, sesuatu teduh menghalanginya dari panas matahari. Aca mendongkak untuk melihat sesuatu itu, dan ternyata tangan besar yang melindunginya. Dan saat Aca tahu siap pemilik tangan besar itu, mata bulat Aca berbinar dan senyumnya mengembang.

"Bagusssss." pekik Aca.

Bagus yang melihat tingkah konyol Aca hanya terkikik Geli.

"Panas ya? Kasian." ledeknya.

Aca mengerucutkan bibirnya, bukannya menghibur lelaki ini malah meledek.

Tubagus Guntara Abrama atau Bagus adalah pacar Tasya, mereka sudah menjalin hubungan selama dua tahun. Semuanya berawal dari Mos saat memasuki SMA Purna Bakti ini, Bagus dan Aca di masukan dalam satu tim dan mereka sering membantu satu sama lain. Dan siapa yang tahu cinta hadir diantara mereka hingga waktu terlalui sampai dua tahun lamanya.

"Kalo cuma mau ngeledek, mendingan pergi deh." Aca memalingkan wajahnya dan melipat kedua tangannya di dada.

"Cup cup sayang, jangan marah dong." Bagus menarik pundak Aca agar berhadapan dengannya.

"Udahan yuk panas-panasannya, kita kekantin aja mau gak? Aku bayarin deh." bujuk Bagus pada Aca.

Mata Aca kembali berbinar lalu segera menatap Bagus.

"Aku mau bakso pedes sama es jeruk yang asem ya ya." ucapnya semangat
Bagus menggeleng membuat Aca kembali mengerucutkan bibirnya.

"Baso pedes sama minuman asem gak sehat buat lambung kamu sayang, bubur aja atau-"

"Nggak Bagus! Aku maunya bakso dan apa tadi bubur? Emang aku orang sakit apa." ketus Aca.

Bagus menggaruk tengkuknya, apapun yang Aca inginkan harus di turuti jika tidak ngambeknya sampai lebaran monyet pun gak sembuh-sembuh.

"Yaudah bakso sama es jeruk, tapi gak boleh pedes-pedes dan gak boleh asem-asem ya." ucap Bagus dengan lembut.

Aca terdiam seperti berfikir sesuatu hingga ia mengangguk cepat dan segera menarik lengan Bagus menuju kantin.

Sampai kantin, Bagus menarik kursi untuk Aca dan Aca duduk di kursi itu. Bagus segera memesankan apa yang Aca mau dan tak lama ia kembali membawa sebuah nampan berisi semangkok bakso dan dua gelas es jeruk dan menyimpannya di atas meja.

"Nih, pokoknya jangan pedes-pedes oke." ucap Bagus mengingatkan dan Aca segera menyantap bakso di hadapannya dengan lahap.

Bagus menggelengkan kepalanya melihat Aca, sifat Aca yang terkadang kekanakan membuat Bagus harus ekstra sabar dan selalu mengelus dada.

Betrayal of Love [LENGKAP☑️]Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα