1. D-1

90 7 1
                                    

Satu hari sebelum turnamen basket antar pelajar SMA Jakarta diselenggarakan, yang menghadirkan sejumlah 8 tim untuk bertarung di ajang kompetisi basket berhadiah total puluhan juta rupiah.

Sudah menjadi kewajiban jika ada turnamen pasti disitu ada tim basket dari SMA Cakrawala yang diberi nama Orbit.
Sudah 2 tahun berturut-turut mereka menjuarai turnamen peringkat pertama, hal itu menjadi alasan kuat mereka akan berpartisipasi lagi tahun ini, selain itu rasa percaya diri mereka meningkat setelah berhasil menempati juara pertama.

Orbit diketuai oleh Malvin Sebastian. Kata sang pembina,Orbit menjadi berkali-kali lipat lebih baik dari sebelumnya semenjak diketuai oleh Malvin. Hal itu terbukti dari tim mereka menjadi lebih solid,kuat, dan sering menang dibeberapa pertandingan, karena tim sebelumnya saat masih dijabat oleh kakak kelasnya, Orbit benar-benar dipandang sebelah mata.
Tapi dengan rendah hati Malvin mengatakan bahwa itu semua terjadi karena anggota timnya yang bermain dengan baik.

Baru beberapa menit bel pulang berbunyi,Orbit segera berganti baju,lalu melakukan pemanasan sebelum latihan ringan.
Dua hari ini mereka hanya latihan ringan agar saat turnamen seluruh anggota lebih berenergi,dan takutnya saat latihan ada yang cedera.

Meisha Adisty Karyl, biasa dikenal sebagai Meisha. Ia menghampiri Malvin dengan wajah yang tampak jelas terlihat sedikit kesal,membuat Malvin dan teman-temannya bertanya-tanya.

"Nih! Botol minumnya ketinggalan!" kesal Meisha sambil menyodorkan botol minum Malvin. Menyadari kebodohannya,sang pemilik hanya bisa tersenyum membodohi dirinya.

"Sengaja biar disamperin," alasan Malvin sambil tersenyum manis,yang sukses bikin iri anggota timnya.

Oh iya,mereka ini hanya sebatas teman. Mereka sudah berteman mungkin dari sekitar umur 5 tahun?
Meisha dan Malvin sudah satu sekolah sejak SD hingga sekarang,SMA.
Semua orang juga tahu jika mereka hanya sebatas teman tanpa status yang serius. Terbukti dari bagaimana perlakuan Malvin yang sering menghampiri temannya daripada menghampiri Meisha jika bertemu di kantin atau dimana pun. Bahkan jika berpapasan mereka tidak saling bertegur sapa, sekedar melihat pun mereka tidak perduli.

"Daniel sayang," panggil Raka dengan nada yang terkesan manja "air minum gue abis,isiin dong!" lanjutnya yang sukses membuat anggota Orbit dan Meisha bergidik ngeri.

"Najis!" balas Daniel singkat dengan penuh penekanan.

"Gue balik ya." Baru saja membalikkan badan, langkahnya terhenti saat mendengar pertanyaan Malvin, "sama siapa?"

"Sama Ratu,Fida lah, siapa lagi?" jawab Meisha. Mendengar itu Malvin hanya tersenyum lalu mengangguk sambil melambaikan tangannya yang kembali dibalas hal yang sama oleh Meisha.

Meisha berlari kecil menuju dimana kedua temannya menunggu.
Namun sorot matanya hanya dapat menangkap keberadaan Ratu yang sedang berteduh di pos satpam karena tiba-tiba dicuaca yang cerah namun menitikkan air hujan.

"Mei, si Fida tadi udah dijemput terus sekarang gue lagi nunggu jemputan. Lo gimana? Sorry ya, kita juga minta jemput dadakan. Lo mau sekalian minta bokap gue anter?" ujar Ratu dengan rasa khawatir sekaligus rasa bersalah. Pasalnya hari ini mereka berniat untuk pergi ke suatu tempat makan yang baru saja buka, katanya tempat itu cocok sekali untuk anak muda,dan lagi hits banget.

Mendengar itu Meisha sedikit kecewa karena sejak kemarin ia ingin mengunjungi tempat itu,namun cuaca hari ini membatalkan rencananya.

"Gapapa ko, gue minta jemput juga." Mei segera mengeluarkan ponselnya dari tasnya lalu mengetikan sesuatu untuk dikirimkan pada sang ibunda.

"Mei! Ayo naik, cuacanya ga baik!" Tiba-tiba dibelakangnya sudah ada Malvin dengan motornya yang terbilang tidak nyaman jika dibuat untuk boncengan, karena Malvin menggunakan motor sport warna hitamnya yang jarang dibawa ke sekolah.

Benar,cuaca cerah namun hujan itu benar-benar tidak baik, seperti halnya wajah tersenyum namun meneteskan air mata.

"Tuh Malvin! Gapapa gue nunggu sebentar lagi," ucap Ratu saat menyadari wajah Meisha yang merasa tidak enak meninggalkan dirinya menunggu sendiri.

Sudah sering Malvin mengantarkan Meisha pulang,hanya sebatas mengantarkan pulang tidak ketempat lain atau berangkat sekolah bersama. Entah kenapa walaupun mereka teman sejak kecil,namun tidak pernah ada pikiran untuk pergi ke suatu tempat bersama.
Malvin lebih memilih pergi bersama temannya,begitu juga dengan Meisha.

Meisha segera duduk di jok belakang. Walaupun sering diantar pulang oleh Malvin,tapi ia tidak pernah diantar dengan motor ini. Biasanya Malvin menggunakan motor matic yang nyaman untuk dibuat berboncengan.

"Bukannya nyari kesempatan, tapi pegangan gue nanti lo jatuh kebelakang kan malu," celetuk Malvin sebelum menancap gas.
Meisha menuruti ucapannya,tapi ia memegang tas ransel Malvin dengan erat.

"Udah, ayo gas!" perintah Meisha.

"Yah..., tas mah bisa lepas kalo gue kan ga pernah lepasin lo," godanya, yang berhasil bikin jantung Meisha berdetak kencang. Wajar perempuan merasakan itu saat diberikan kalimat manis, walaupun sudah berteman sejak lama.

"Mau tancep gas doang banyak amat dramanya! Untung ujannya ga deres,coba aja kalo deres, makin-makin dah tuh dramanya," celetuk Ratu yang masih setia menunggu jemputannya.

Tanpa membalas ucapan Ratu, Malvin segera mengantarkan Meisha pulang menerobos rintik gerimis di sore hari.

"Jadi sekarang kalian ga latihan?" ucap Meisha ditengah keheningan.

"Enggak, nanti pada flu kan bahaya," balas Malvin, "besok lo dateng ya Mei?" lanjutnya.

"Emang pernah gue ga dateng kalau lo turnamen?" sarkas Meisha.

Hening seketika selama sisa perjalanan. Malvin mengambil jalan yang berlawanan menuju rumah Meisha tinggal. Menyadari itu,Meisha menepuk pundak Malvin takut-takut ia lupa jika sedang membonceng anak gadis sekarang.

"Vin, ada gue dibelakang lo. Lo ga lupakan?" tanya meisha meyakinkan.

"Inget lah! Ya kali gue ga ngerasain beban berat badan lo," canda Malvin.

"Terus lo mau bawa gue kemana?"

"Ada tempat tongkrongan baru,gue belum pernah ke sana. Lo anterin gue ya?"

Kembali hening.

"Iya atau ga? Nanti kalo gue ngajak lo nanti dibilang gue culik lo, giliran dianter pulang nanti nanya 'ko pulang?' dasar cewek," cerocos Malvin yang bikin Meisha tanpa sadar memanyunkan bibirnya

"Iya Malvin," jawab Meisha dengan penuh kesabaran. Ia sedikit sensitif jika seseorang menyalahkan perlakuan perempuan yang unik dan kadang terkesan menjengkelkan. Ia setuju dengan itu, tapi jika kaum Adam yang membahasnya, entah mengapa Meisha jengkel.

—★—

Untuk part pertama sedikit dulu yaa hehe, next part bakal lumayan panjang ceritanya.

Jangan lupa vote komen💗

Terlanjur Mencinta [On Going]Where stories live. Discover now