11

1.9K 148 4
                                    

Happy reading!

Seorang gadis tengah berjalan santai sambil menikmati angin malam. Terlihat sekali bahwa gadis itu sedang dalam suasana hati yang baik.

Ekor matanya tak sengaja saat melihat keluarga kecil dengan satu anak pria dan dua anak kembar perempuan. Sepertinya usia mereka masih dibawa sepuluh tahun.

Gadis itu menghentikan langkahnya lalu menatap keluarga kecil yang sedang bercanda gurau. Ia tersenyum. Andai saja dia merasakan seperti itu juga.

Gadis itu ingin bersama keluarganya. Namun jarak yang memisahkan dirinya dengan keluarganya sangatlah jauh. Lagipula ia masih sekolah. Ibunya berkata kalau dirinya sudah tamat sekolah maka dia bisa tinggal bersama mereka.

Betapa tidak sabarnya dirinya untuk bertemu keluarganya. Bertemu ibu, ayah, kakak laki-lakinya dan kembarannya yang sama sekali tidak diketahuinya.

Siapa kembarannya?

Dia juga tidak tahu. Bahkan saat ia berkunjung ke rumah keluarganya, kembarannya sama sekali tidak ada. Ibu dan ayahnya bahkan hampir menyerah untuk mencari kembarannya yang mengilang sejak mereka dilahirkan.

Dia adalah gadis yang mempunyai keinginan besar untuk mempunyai kembaran. Aneh? Biarkan saja!

Saat usianya mencapai sepuluh tahun, di saat itu juga ibunya memberitahunya ia memiliki kembaran.

Ia senang? Tentu saja!

Tapi rasa senang itu tak bertahan lama karena ibunya mengatakan kalau kembarannya hilang. Dan bahkan sampai sekarang belum ada kabar kalau kembarannya ditemukan.

Gadis itu mempunyai satu janji yang sudah ditanamkan sejak ia berusia sepuluh tahun. 'Setelah ia tamat sekolah, ia akan mencari keberadaan kembarannya dan menghancurkan siapapun yang menculik apalagi menyakiti kembarannya. Bahkan jika nyawanya yang menjadi taruhan pun akan tetap dilakukan'

Tak terasa satu tetes air mata meluncur dengan mudahnya dari pelupuk mata gadis itu.

"Twins...."




~~~

3 bulan kemudian

"LISA!!"

"Hahaha, maaf" ucap Lisa sambil sesekali tertawa.

"Sudah puas mengerjaiku, huh?" Kesal Rose.

"Hei, aku hanya merias wajahmu, apa salah?"

"Tentu saja! Bagaiman bisa kau meriasku dengan tinta marker?" Tanya Rose kesal sambil melempar bantalnya kearah Lisa yang sialnya dapat ditangkis gadis itu.

Rose mendengus kesal. Sungguh, perlakuan sahabatnya yang satu ini benar-benar menjengkelkan.

Rose jadi menyesal saat menerima tawaran Lisa saat mengajaknya bermalam di rumah Lisa.

"Seharusnya aku tolak saja saat kau memintaku menemanimu disini." Gerutu Rose dengan bibir yang sedikit dimanyunkan.

"Sayangnya sudah terlanjur, hahaha"

Diam-diam Rose tersenyum. Kali ini biarlah wajahnya menjadi korban atas tingkah laku Lisa, asalkan gadis itu biasa tertawa lepas.

Setelah selama tiga bulan gadis itu murung terus karena merasa kesepian. Yah, orangtua Lisa sedang keluar negeri kata gadis itu. Padahal hal yang sebenarnya yang tidak diketahui Rose adalah ayah Lisa pergi bersama selingkuhannya, dan ibunya ke Thailand untuk membantu sang kakak yang sedang sibuk.

"Kenapa kau tersenyum?" Tanya Lisa heran.

"Apa ada larangan untukku tersenyum?"

Lisa hanya mengendikkan bahunya. Lalu pergi ke kamar mandi untuk mandi. Rose juga melakukan yang serupa, hanya saja gadis bersuara unik itu memilih mandi di kamar mandi di dekat dapur.

PAINFUL [HUNLIS]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن