17

1.8K 217 25
                                    

Aku pikir kalian tahu cara menghargai karya orang

SELAMAT MEMBACA!





Tangisan keluarga Manoban itu sangat memilukan. Ingin rasanya Lisa tertawa melihat betapa berantakannya keluarganya.

Ibunya terduduk menyender di pintu lemari es dengan sudut bibir yang berdarah. Dapat ia pastikan luka itu berasal dari ayah yang sedang memeluknya ini.

Oppa nya yang biasanya tersenyum kini terlihat sangat berantakan. Dengan wajah datar dan tatapan kosong, pria itu menangis.

Ayahnya juga menangis sambil memeluknya. Namun Lisa tak tahu alasan ayahnya menangis hingga terisak.

Lisa melepas pelukan ayahnya dan berdiri. Kembali menatap mereka semua miris. Lisa memilih berjalam menuju ibunya yang sangat mengenaskan.

"Ibu." Lirihnya.

Untuk pertama kalinya Lisa memeluk ibunya. Nyaman, sangat nyaman.

Sang ibu pun membalas pelukan pertama setelah beberapa tahun terakhir tak pernah dirasakannya. Bahu ibu dan anak itu bergetar. Lisa benci ibunya. Namun demi apapun Lisa sangat menyayangi ibunya itu. Lisa tak sanggup melihat ibunya.

Lisa melepas pelukannya dan memegang kedua bahu ibunya menuntun wanita paruh baya itu bangkit. Lisa membawa ibunya menuju kamarnya. Untuk saat ini biarkan Lisa memonopoli ibunya.

Sesekali Lisa meringis melihat lebam di pipi mulus ibunya. Lisa menoleh kebelakang sebelum menaiki tangga. Menatap miris oppa nya dan berubah benci saat melihat ayahnya.

Kali ini ayahnya sudah sangat keterlaluan. Ayahnya bahkan tak segan main tangan pada ibunya.

Saat sampai di kamar, Lisa mengunci pintunya. Lisa tidak ingin diganggu. Untuk saat ini Lisa ingin menghabiskan hari minggunya bersama sang ibu.

Lisa menuntun ibunya duduk di tepi ranjang miliknya. Ibunya sama sekali tidak mengeluarkan suaranya. Ia hanya diam sambil menangis. Percayalah lebih sakit rasanya melihat seseorang menangis tak terisak dari pada tangisan terisak.

Lisa duduk di lantai tepat didepan ibunya, ia memegang kedua tangan ibunya. Kini isakannya tak dapat ia tahan, seolah dia merasakan sakit yang ibunya rasakan.

Lisa memeluk pinggang ramping ibunya, dan menenggelamkan kepalanya di paha ibunya. Menangis sepuasnya,  bahkan tak jarang Lisa berteriak sakin kuatnya isakannya dan tersendat-sendat. Tangan kanannya ia gunakan memukul dadanya sebelah kiri, berniat mengurangi rasa sakit hatinya.

Ibunya turun dari ranjang dan langsung memeluk erat putrinya itu. Keadaan Lisa sangat tidak baik, ia takut mental Lisa goyah akibat masalahnya dengan sang suami.

"I-ibu."

"Ibu sakit."

"Sakit ibu."

Lisa meraung-raung dipelukan ibunya. Seumur hidupnya ia tak pernah merasa sangat hancur. Masalah oppanya, penolakan cinta Sehun dan pertengkaran orangtuanya benar-benar membuatnya tak bisa menahan diri untuj menangis.

Mereka semua masing-masing menorehkan luka di hatinya tanpa mereka sadari.

"Menangislah. Ibu ada untukmu."

PAINFUL [HUNLIS]Where stories live. Discover now