24. Tiga hari tanpa keterangan

10.8K 1.5K 131
                                    

Jangan kaget bacanya loh ya!!!!

Sudah tiga hari belakangan ini, Irene tak masuk sekolah, tanpa dengan keterangan. Untuk pertama kalinya untuk gadis itu tak masuk, bahkan dari sejak masuk SMA, gadis itu selalu hadir, disaat sakit sekalipun.

Wendy, sahabat terdekatnya pun tak tahu menahu. Sudah mencoba menghubungi gadis tersebut, tapi tak kunjung dijawab. Di grup chatting kelas pun, gadis itu tak sempat menongol sedikitpun.

Hal itu membuat seluruh anak kelas IPA 1 dipenuhi kebingungan. Mereka berasumsi banyak hal, kenapa Irene bisa tak masuk tanpa keterangan.

"Udah lo datengin kerumahnya, Wen?" Tanya Sehun.

Kini mereka semua berkumpul dimeja Sehun untuk membicarakan hal itu.

Wendy mengangguk, "Udah kemarin, tapi rumahnya kosong melompong, gue panggilin 5 kali gak ada yang nyaut, bahkan biasanya didepan ada satpam, kemarin gak ada. Kayak udah gak berpenghuni"

"Gak coba nanya tetangga-tetangganya gitu, Wen?" Tanya Sehun lagi.

"Rumahnya dia itu ada diperumahan elit, yang dimana jarang dihuni, dipake tinggal kerja, jadi sepi banget" jelas Wendy.

"Kayaknya Irene lagi ada masalah deh" ucap Rose berspekulasi.

Mereka semua mengangguk, "Ya pasti mikirnya gitu, gak mungkin dia kayak gini kalau gak ada masalah" balas Bambam yang tumben-tumbenan mau untuk diajak serius.

"Permisi"

Mereka semua menoleh kearah sumber suara, nampak dua sosok gadis yang sepertinya adik kelas mereka.

"Iya? Ada apa?" Tanya Tzuyu saat setelah menyusul kehadapan dua gadis tersebut.

"Mau nyari kak Sehun ada kak?"

Tzuyu mengangguk, "Ada, kenapa emang?"

"Itu, disuruh sama bu Kirani buat ke kantor guru, udah mau nyampain itu aja kak, permisi" segera dua gadis itu pergi dari sana.

Tzuyu kembali bergabung dengan yang lain, "Sehun, kamu disuruh ke ruang guru sekarang sama Bu Kirani"

"Untuk?"

"Gak tau aku, tadi adik kelasnya cuma nyampaiin itu aja"

"Oke"

Sehun mulai beranjak dari kursinya, dan segera meninggalkan kelas dan menuju ruang guru.

Sepeninggalan Sehun, mereka masih tetap membahas masalah Irene yang sempat terjeda tadi.

"Kalian ngerasa aneh gak sih? Belakangan ini, Irene jadi lebih pendiem gitu?"

Rose mengangguk semangat menjawab pertanyaan Joy tersebut, "Bener!! Sehari sebelum dia gak masuk, gue sempet ngajakin dia bercandaan, tapi dia malah diem, kayak lagi banyak pikiran gitu"

"Sama, waktu itu aku juga sempet ngajakin dia buat ngerjain tugas bareng diperpus, tapi dia malah diem aja tanpa ngejawab ajakan aku sama sekali"

"Kayaknya sih ini menyangkut keluarganya" ujar Jaehyun.

Saking pedulinya dengan masalah ini, lima serangkai bahkan mau ikut bergabung membahasnya, dan tak luput ikut memberikan pendapat mereka. Jarang-jarang mereka mau melakukan hal yang seperti ini.

"Sebenernya, gue sempet nguping obrolan Irene di telepon sehari sebelum dia gak masuk" ucap Chanyeol dengan sedikit keraguan.

"Apa?"

Chanyeol nampak berpikir terlebih dahulu, "Gue denger dia nyebut kalimat sakit gitu dan parahnya lagi, gue lihat Irene na-ngis"

Terkejut, itu yang mereka semua rasakan kini setelah mendengar penuturan Chanyeol tersebut.

"Dimana lo lihat?"

"Di belakang kelas"

"Pas kapan?"

"Istirahat kedua"

Wendy mengernyitkan dahinya, "Bukannya waktu itu dia bilangnya mau ke perpus ya?"

Yeri mengangguk, "Dia bilang kan mau nyari buku apa gitu disana"

Chanyeol mengedikkan bahunya, "Mana gue tau, yang jelas waktu itu gue lihat dia dibelakang kelas, terus gak sengaja denger obrolan dia, udah gitu doang"

Brakk

Seluruh atensi tertuju pada Sehun yang sedang berada diambang pintu dengan keringat yang bercucuran didahinya.

Sehun segera memasuki kelas, berdiri dihadapan mereka semua.

"Sekarang kita izin keluar sekolah buat kerumah sakit bareng-bareng"

Mereka mengernyit bersamaan.

"Ngapain?" Tanya Kai mewakili yang lain.

"Irene, ayahnya dikabarin meninggal dunia"

Seketika mereka membisu, tak ada satupun yang berkutik. Wendy dalam diamnya tak sadar mengeluarkan air matanya. Diikuti dengan kaum wanita yang lain. Mereka semua taksanggup mendengar kabar sangat buruk semendadak ini.

IPA vs IPS

IPA vs IPS [BlackVelvet]Where stories live. Discover now