18.Cukup sampai disini

11.1K 1.6K 154
                                    

Double update sebagai tanda permintaan maaf ku udah ngingkarin janji:), maaf bangett kawan-kawan, lagi dilanda kesibukan ulangan+tugas sana sini, tapi berharap kalian masih mau baca+aktif comment disini:)

Hembusan angin yang cukup kencang menerpa kedua orang yang saat ini sedang berada di rootop sekolah.

Mereka adalah Jungkook dan Lisa.

Seusai arahan sang ketua--Suho yang langsung dilaksanakan oleh mereka, disinilah mereka berada.

Suasana dengan penuh kecanggungan, sudah sekitar 15 menit mereka berada disini, tapi sampai sekarang masih belum ada yang memberanikan diri untuk membuka suara.

"Lisa"

Akhirnya, sebagai seorang pria tangguh, Jungkook memulai obrolan terlebih dahulu.

Lisa yang sejak tadi hanya berdiri sambil memandang kearah depan dengan badan yang ditumpu pagar pembatas itu menoleh. Dilihat pria yang memanggilnya itu.

"Apa?"

Entah mengapa, Jungkook merasakan perbedaan sikap gadis dihadapannya kini dengan sebelum-sebelumnya, mungkin kini tak akan ada lagi seorang Lisa yang manis dan pengertian padanya, dilihat dari jawaban datar gadis tersebut.

"Gue minta maaf" lirik Jungkook tak berani menatap lawan bicaranya.

Lisa kembali mengarahkan pandangannya kedepan, melihat pemandangan gedung-gedung yang menjulang tinggi.

"Gak capek minta maaf terus?" Tanya Lisa.

Jungkook terdiam, bingung harus menjawab apa.

"Gue yang denger aja bosen, masa lo enggak?" Lanjut Lisa.

"Gue minta maaf"

"Terus? Gue harus apa setelah lo bilang gitu? Gue harus maafin lo gitu?" Sarkas Lisa tanpa peduli bahwasannya hati pria disebelahnya kini mulai merasakan nyeri.

"Kook, minta maaf emang gampang, tapi buat ngembaliin ke seperti semula yang susah"

Lisa menjeda perkataannya, ditehnya pria yang saat ini sedang menunduk.

"Lo tau? Bahkan sebelum lo minta maaf udah gue maafin kok, lo tenang aja, gue gak sejahat lo kok"

Tepat sasaran, perkataan yang dilontarkan Lisa tersebut sukses membuat dada pria itu merasakan sesak, hatinya berdenyut nyeri, ntah mengapa rasanya dirinya ingin menangis saat ini juga.

"Ketika lo ngekhianatin gue gitu aja, gue masih mau berbaik hati untuk maafin lo, baik banget ya gue, sampai gak sadar apa yang gue lakuin itu nyakitin hati gue sendiri"

Tanpa Lisa sadari, satu tetes air mata mulai mengalir di pipi mulusnya.

"Jujur, kalau hati gue bisa, gue pengen banget ngebenci lo Kook, tapi sayang hati gue gak ngizinin untuk ngelakuin hal itu, segitu cinta matinya gue sama lo kalik ya" lirih Lisa diselingi dengan isak tangis.

Tangisnya semakin menjadi-jadi tatkala mengeluarkan segala isi hatinya.

"Gue pikir cinta gue gak bertepuk sebelah tangan, gue pikir selama ini apa yang gue rasain lo juga rasain hal yang sama, tapi nyatanya? Gue terlalu percaya diri, terlalu g-r sama diri gue sendiri, lo gak pernah cinta sama gue"

Jungkook terdiam masih menunduk, matanya kini ikut mengeluarkan cairan bening. Pria itu mendengarkan dalam-dalam setiap kata yang terlontar dari gadis dihadapannya kini.

"Ternyata bener, rencana Tuhan gak akan pernah ada yang tau, dari yang gue fikir kita bakal bersama terus ternyata harus berpisah kayak gini"

Mendengar kata 'pisah' membuat Jungkook mengadahkan kepalanya, menatap nanar Lisa dengan wajah basahnya.

"Maksud lo?"

"Jungkook lo perlu tau ini, untuk sebuah hati yang udah pernah dirusak, akan susah untuk hati tersebut membaik kembali seperti semula, mungkin akan tapi tidak sempurna, sedikitnya memori yang hati itu selalu ingat, bagaimana dirinya bisa menjadi serusak itu, itu yang akan selalu membekas dan tidak akan pernah terlupakan, dan hal tersebut menjadi poin penting alasan ketidakbisaan dirinya untuk membaik kembali seperti semula."

"Hati gue juga gitu, hati gue udah kadung rusak Kook, udah hancur, bahkan gue sendiri bingung gimana caranya untuk ngebuat itu utuh kembali. Luka yang lo ciptain disini" jeda Lisa sambil menunjuk dadanya "Terlalu dalam" lanjutnya.

"Lis, gue sama Yeri gak ada apa-apa, gue anggap dia sebagai teman baru yang enak untuk gue ajak curhat, percaya sama gue"

Lisa mendengus, air matanya masih tetap mengalir.

"Telat, sekeras apapun lo mengelak sekarang, tetap gak akan bisa ngubah yang udah terjadi"

"Ini batas kita, Tuhan gak ngizinin untuk kita lebih dari batas ini-

Gue mau cukup sampai disini, gue udah maafin lo, tapi untuk kembali seperti dulu, maaf gue gak bisa, bahkan lo minta untuk jadi teman selayaknya teman biasa juga sulit buat gue, cukup gue dan lo, bukan dengan kata kita, anggap gue orang baru yang bahkan gak lo kenal, sebaliknya gue juga bakal ngelakuin hal yang sama"

Setelah mengucapkan itu, dengan segera Lisa meninggalkan tempat tersebut dengan hatinya yang hancur.

Tak lupa, dirinya juga meninggalkan seseorang yang sama hancurnya dengannya.

IPA vs IPS

IPA vs IPS [BlackVelvet]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon