Setelah dia memakai jaketku, akupun kembali mengemudikan motorku.

Tak lama dari itu aku sampai tepat di depan rumahnya. Dia kembali turun dan mengucapkan terimakasih sebelum akhirnya aku pergi.

Khalisa Pov

Setelah mengucapkan terimakasih, Danapun melajukan motornya menjauh dari halaman rumahku.

Setelah punggung itu menjauh, aku sadar bahwa jaket kulit yang di bahuku milik Dana. Aku pun sedikit berteriak agar Dana mendengar dan berbalik, tapi nyatanya usahanya gagal maka dari itu akupun memutuskan untuk masuk ke rumah.

"Assalamualaikum," ucapku seraya masuk ke rumah dan menaruh sepatu sekolahku di rak dekat tv. Netra ku tak menangkap siapapun yang ada di rumah, mungkin saja Ibu dan Ayah sedang pergi.

"Lah, baru pulang ka? Pandu kira kaka udah pulang pas Pandu lagi ngaji di mushola" ucap Pandu yang keheranan mendapati aku yang baru pulang.

Sudah menjadi hal biasa, selepas sholat Maghrib pasti dia langsung lanjut pengajian yang baru akan berakhir setelah sholat Isya.

"Ibu sama Ayah lagi pergi ke bidan soalnya ade panas tadi takut ade kenapa kenapa" ucapnya saat hendak menyalakan televisi lalu aku hanya ber oh ria dan segera membersihkan badan

Saat sudah segar dan sudah sholat, aku kembali keluar kamar mencari sesuatu yang dapat ku makan entah itu semacam snack. Tapi mataku tertuju pada stick kentang yang masih beku, akupun memutuskan untuk menggorengnya dan membuat Ice Cappucino.

Setelah bergelut dengan es batu yang susah di pecahkan akupun selesai dengan tangan membawa satu gelas dan tangan satunya membawa kentang goreng yang sudah ku goreng sebelum membuat es tadi.

Aku kembali ke ruang televisi, Ayah dan Ibu masuk ke rumah dengan adikku yang sedang tidur. Aku pun segera menyalaminya dan menanyakan sakit apa sebenarnya. Ternyata adikku demam biasa dan sudah diberikan vitamin oleh bidan tadi.

Ibu pun membawa adik ke kamar, sedangkan ayah ia hanya berganti baju lalu menonton televisi bersama kami.

Aku menikmati film yang sedang tayang di televisi itu. Ibu juga sudah menyiapkan makan malam tapi sayangnya aku tak dapat ikut makan bersama karena perutku masih penuh dengan makanan di resto & Cafe tadi sore.

TING!

Suara notifikasi yang membuatku segera melihatnya. Rupanya dari Dana, entah dari mana ia mendapatkan nomerku. Ada rasa senang saat mendapat pesan dari Dana.

Dana :" Sa, Udah tidur. Aku Dana"

"Belum Ka, Kaka dapet nomer aku dari Nisa ya?"

Dana :"Iya sa, gapapakan?"

"Gapapa sih"

"Ka, soal yang tadi aku makasih banyak ya ka"

Dana :"Santai aja, Sa. Lagian aku juga gabakal biarin cewe kaya kamu nangis di depan aku"

"Tapi aku ga enak ka"

Dana :"Kalo gaenak kasih kucing, sa"

"Caelah ka,"

"Oiya ka, Jaket kaka ketinggalan tadi. Maaf ya"

Dana :"Gapapa sa. Pegang aja lagian jaket aku masih banyak di lemari, hehe"

Dana :"Kalo kamu mau ambil jaket itu juga gapapa sa. Aku ikhlas ko, haha

"Sombong"

"Ga ah, jaket kegedean gini dikasih ke aku. Tadi aja aku make udah kaya ondel ondel"

Dana :"Bukan sombong, aku cuma ngasih tau biar kamu ga kepikiran, hehe"

Dana :"Yaudah, simpen aja dulu nanti kapan kapan aja balikinnya kalo ketemu lagi"

"Iya ka,"

Chatpun berlanjut dengan semestinya, berkali kali juga aku menunjukkan senyumku bahkan sedikit kekehan ku saat membaca tulisannya.

Aku pun kembali memutuskan ke kamar tanpa meninggalkan hpku, bahkan mataku tetap mengarah ke benda berlayar pipih yang sedang ku genggam itu.

Dilain sisi, ......

***

Enjoy❤

KHALISAWhere stories live. Discover now