Chap. 12

15 1 0
                                    


"Halo..."

......

"Ada apa nis, tumben telepon"

.......

"Ngapain ke rumah jam segini?"

.......

"Yaudah yaudah gue siap siap dulu"

.........

"Yaudah, hati hati"

Ku tutup telvon itu dan segera bersiap sebelum Nisa dan Danu sampai di depan rumah. Kulihat jam sudah menunjukan pukul 8.15, aku keluar dengan menggunakan Celana kulot coklat dengan baju putih polos, kerudung coklat dan tak lupa jaket berwarna hitam serta tas hitam andalanku.

Aku keluar kamar dan melangkah menuju rak sepatu. Ayah menatapku seolah bertanya 'mau kemana' juga dengan Ibu.

Selagi mengenakan sepatu aku meminta izin, bahwa aku ingin keluar dengan Nisa juga Danu pacarnya Nisa. Ayah dan Ibu hanya mengangguk tanda mengizinkan, tak lupa memberi beberapa uang yang dikeluarkan dompet Ayah.

Aku mengambilnya dan lanjut keluar rumah tak lupa mencium tangan keduanya. Baru saja aku menutup pintu suara deruman mobil mendekat dan tak salah lagi bahwa itu mobilnya Danu, yang juga ada Nisa didalamnya.

"Hai, langsung masuk yuk keburu acaranya selesai" Ucap Danu yang membuka kaca jendelanya dan mempersilahkan aku masuk.

Akupun mendudukan bokong ku di bagian belakang, dan aku sadar apakah aku menjadi seorang nyamuk di dalam mobil itu.

Tapi nyatanya Nisa selalu mengajak ngobrol aku hingga Danu merasa sedikit terlupakan. Kitapun tertawa bersama sama.

Sampai di tempat yang di tuju, sebuah resto yang sangat instagramable dengan lampu tumblr juga dengan tulisan tulisan di dinding yang semakin menunjukan bahwa resto itu cocok untuk anak muda.

Kamipun turun dari mobil Danu, semua mata seakan menuju ke arah kami tapi lebih tepatnya kepada Danu. Ya, resto itu milik keluarga Danu yang saat ini akan diresmikan oleh Dana-Kakanya Danu.

Dana pun memotong pita dengan mengucap Alhamdulillah. Semua orang disana bertepuk tangan sekaligus kagum dengan Dana. Diumur yang cukup muda dia mampu menjadi pimpinan resto yang baru saja dibuka dan diresmikan tadi.

Kami semuapun dipersilahkan masuk dan mencicipi hidangan yang ada di resto. Begitupun aku dan Nisa, Nisa pun tak henti hentinya tersenyum bangga pada Danu.

Aku dan Nisa duduk di kursi dekat kaca yang menampilkan pemandangan di kota pada malam hari juga dengan mobil dan motor yang melanglang buana di jalanan itu.

Aku memesan Jus jeruk dan Kentang goreng tadi. Sedangkan Nisa, memesan makanan dan minuman favoritnya yaitu Milkshake Strawberry dan juga Spaghetti bolognese dengan taburan keju diatasnya.

Seseorang dengan tubuh tegapnya mendekati mejaku yang sedang hening heningnya menatap pemandangan yang sangat sangat indah itu.

"Hai, gimana suka ga sama menunya?" tanyanya yang membuat aku dan Nisa menengok dan tersenyum kearahnya.

"Suka ko, nu. Bagus juga pemandangan dari sini. Kaka lu keren juga nyari tempatnya" jawabku dengan takut takut salah

"Iya, sa. Sohib lu nih yang nunjukin tempatnya ke kaka gua" jawab Danu yang sudah duduk di samping Nisa selagi menatapnya yang membuat Nisa malu dan menunduk.

Nisa hanya diam dan menyiratkan 'jangan gitu dong Dan' membuat kita tertawa. Kami pun mengobrol hingga lupa waktu.

Sudah pukul 9.00 malam, Danu pun mengajak aku dan Nisa menemui keluarganya. Kami pun berjalan di belakang Danu yang mengarah ke ruang dimana keluarganya bertemu dengan kolega kolega sesama bisnisnya.

Setelah sampai di ruangan itu, Danu pun langsung memperkenalkan Aku dan Nisa kepada keluarganya termasuk Dana, kakanya.

"Selamat ya, Ka buat peresmian restonya" ucapku dengan menjabat tangannya sedangkan dia hanya diam tanpa ekspresi menatapku

Aku yang menyadarinya bahwa ia sedang menatapku pun hanya melambai lambaikan tanganku di depan wajahnya agar lamunanya buyar.

"Ehh iya, maaf ehh makasih ya udah dateng. Lain kali kalo mau mampir kabarin aja biar ditemenin sama aku" ucapnya sedikit terbata bata saat sadar dari lamunannya.

"Caelah bang bilang aja mau ketemu Khalisa, gausah bertele tele gitu dong" Ucap danu yang membuat aku dan Dana sedikit terkejut

Tatapan Dana pun beralih padaku yang entah sejak kapan menunduk karena malu. Dana pun mengantar kami ke depan resto, ia juga sempat memberiku pilihan ingin diantar atau tidak dengannya. Aku yang ditanya begitu hanya dapat menunduk malu dan sedikit melirik Nisa seakan meminta bantuan bagaimana menjawabnya.

Nisa hanya membalas anggukan dengan senyum yang cukup besar. Aku melihat Dana yang sedari tadi menunggu jawabanku dan mengangguk setuju.

"Kakak gapapa anter aku dulu?" ucapku menuju mobilnya yang membutuhkan jalan beberapa menit dari pintu masuk resto. Dana pun menenggok dan tersenyum.
Entahlah apa jawabannya, akupun hanya diam mungkin pertanyaanku salah.

Saat kami sudah berada tepat di samping mobil itu. Dana membukakanku pintu mobil nya dan memintaku untuk masuk. Aku pun mengikuti apa yang dia inginkan.

Setelah aku masuk mobil dengan sempurna dia kembali menutup pintu dan sedikit mengitari mobil untuk mencapai bangku kemudi.

Saat mobil telah berjalan, ia menanyakan alamat rumahku. Akupun dengan sigap memberitahunya. Setelah itu tak ada lagi perbincangan dalam perjalanan itu. Aku sibuk dengan memperhatikan pemandangan di luar lewat jendela. Sedang dia hanya fokus kedepan memperhatikan jalanannya.

***

Mobil yang ku tumpangi sudah berhenti di depan rumah. Kulihat lampu ruang tamu masih menyala berarti rumah itu belum dikunci oleh Ayah.

Sebelum aku turun, tak lupa ku ucapkan terimakasih atas tumpangannya. Sedangkan Dana hanya diam terpaku melihatku entah apa yang sedang difikirkan olehnya.

Tapi yang dapat kutangkap adalah, Dana memiliki ketertarikan untukku. Sebelum ia larut dalam lamunannya aku pun segera menyadarkan dengan beberapa kali mengguncangkan bahu kekarnya.

Setelah ia kambali sadar akupun segera keluar, mengingat sudah semakin larut malam.

"Langsung balik ke resto ya Sa." ucapnya dari dalam mobil sembari tersenyum saat aku sudah turun. Senyum yang ditampakkannya baru 2x pada malam itu. Akupun hanya mengangguk dan mempersilahkan pergi.

Akupun memperhatikan mobil yang perlahan menghilang dari mataku. Akupun masuk dan membuka pagar serta menguncinya kembali.

Saat sudah di dalam kamar, aku diam memandangi langit yang malam itu sedang dipenuhi oleh bintang bintang "indah" kata itu yang keluar dari mulutnya saat melihat keajaiban melalui jendela kamarnya.

Keindahan itu membuat khalisa lupa akan istirahat padahal itu sudah malam. Angin malam juga sudah berkali kali membuat badannya sedikit bergetar kedinginan.

Ditutupnya jendela itu dan mencoba untuk menutup mata berharap agar segera tidur. Tapi nyatanya pikirannya sedang melanglang buana entah kemana.

Aku meraih handphone ku yang sedang di charge dan membuka beberapa aplikasi di sana.

Mataku seolah tak ingin di tutup, seperti sedang memikirkan banyak hal tapi aku juga tak mengerti hal apa itu.

Aku keluar masuk aplikasi instagram beberapa kali men-scroll berandanya dan memencet love di kiri bawah setelah post foto itu.

Aku juga memutuskan untuk menonton youtube tapi juga tak mengungdang kantuknya.

Seakan semua sia sia, maka memutuskan untuk membuka binderku, binder dengan segala curahanku yang sudah lama ia tuangkan didalamnya.

Halaman per halaman aku membukanya. Terkadang juga membacanya ulang. Beberapa kalimat membuatku tersenyum tapi tak kalah banyak juga yang membuatnya akhirnya termenung.

Lalu mataku tertuju pada kalimat :

Ada banyak alasan untuk...

***

Enjoy

KHALISAWhere stories live. Discover now