Chap. 16

4 1 0
                                    

Baru saja aku mengerjakan 5 nomor, suara Pak Pandu pembinaku menyebut namaku dan memintaku segera ke ruangannya. Aku juga melihat Bu Lia mendengarkan pengumuman itu lalu Bu Lia juga mengizinkanku untuk keluar dengn syarat akan segera kembali. Akupun keluar ruangan lalu menemui Pak Pandu.

Sampai disana aku langsung di sodorkan amplop putih dengan cap Dewan Kerja Ranting (DKR), Pa Pandu juga menyuruhku untuk membacanya akupun bergegas membacanya. Inti surat itu adalah Permohonan anggota untuk kegiatan Refleksi Hari Sumpah Pemuda "RHSP"  sebanyak 1 sangga putra dan 1 sangga putri dengan masing masing anggota Sangga berjumlah 10 orang, beserta dengan hal hl yang perlu dibawa dan perlu disiapkan untuk kegiatan itu.

Saat ku rasa aku sudah paham apa yang ada di surat itu dan sedikit penjelasan dari Pak Pandu, akupun kembali ke kelas untuk melanjutkan ujian. Waktu mengerjakanku tinggal tersisa 30menit lagi sedangkan aku baru mengerjakan 5 soal, aku harus ngebut dan lebih teliti saat ini agar aku nilaiku tak terlalu jelek.

Ujian berlangsung dengan aman, bukan hal yang terlalu sulit sebenarnya bagiku mengerjakan soal Bu Lia terlebih karena IPA adalah pelajaran favoritku.

Aku dan Nisa langsung menuju kantin membeli asupan untuk cacing cacing di perutku. Jangan lupakan juga betapa lebay nya Nisa mengerjakan ulangan tadi. Hampir sepanjang jalan semua murid memperhatikan kita karena Nisa yang tak ada henti hentinya berbicara dengan sedikit teriak.

Sesampainya di kantin aku dan Nisa langsung memesan makanan, tak lupa aku mengabarkan kepada anggota Pramuka ku untuk segera mengirim daftar nama yang akan mengikuti kegiatan RHSP dengan 1sangga putri dan 1sangga putra,tak lupa juga hari Rabu baik sangga putri dan sangga putra untuk kumpul agar lebih mudah pembagian tugasnya.

Haripun berlalu, Nisa yang selalu mengeluh karena hubungannya dengan Danu sedang ada masalah. Biasalah Danu yang sibuk dengan tugasnya tapi Nisa selalu berlebihan hingga memikirkan hal hal yang kebenarannya belum jelas.

Waktu pm pun berakhir, seperti yang ku janjikan tadi. Aku langsung beranjak ke ruangan paskibra untuk melanjutkan pembahasan tadi pagi. Semua anggota sudah berada di ruangan dengan kesibukannya masing masing.

Tak lama pembahasanpun dimulai, perbedaan pendapat juga hal lainnya membuat ruangan tersebut sedikit mencekam namun akhirnya kami semua mendapatkan jalan tengahnya. Latihan dimulai hari Rabu sepulang sekolah atau sepulang PM bagi kelas 9,dengn formasi yang diusulkan oleh Pak Pandu.

Waktu menunjukan pukul 4.00 pm berarti 1jam lagi akan ada upacara penurunan bendera yang dilakukan oleh anggota paskibra. Hari ini adalah jadwal Diah, Salsabila dan Sari.

Selama menunggu waktu penurunan banyak hal yang kita bicarakan termasuk masalah dengan pacar nya masing masing. Aku hanya tertawa dan membetikn masukan setiap masalah yang mereka ceritakan.

Pembicaraan kita harus terhenti saat hp yang sedang ku cas berbunyi pertanda panggilan masuk. Ternyata dari Dana, rupanaya dia mengkhawatirkan aku. Segera ku balas pesannya dengn memberitahukan bahwa aku baru saja selesai kumpul Paskib dan sedang menunggu jam penurunan bendera. Diapun hanya ber oh ria dichat itu.

Waktu penurunanpun tiba, rekanku menjalankan tugasnya dengan baik. Lalu bergegas pulang. Jangan heran jika Ka Dana sudah ada parkiran dengan motor dan helm khasnya, karena dia memang memaksa untuk mengantarkanku pulang.

Dengan berpisah jalan aku pun izin pamit kepada teman temanku untuk tak pulang bersama mereka. Merekapun memakluminya, dengan sedikit godaan yang membuat pipiku panas, hehe.

Seperti biasa tak ada perbincangan antara aku dan Ka Dana. Saat tiba dirumah pun Ka Dana langsung izin pulang karena keluarganya sedang berkumpul dirumahnya. Maka setelah Ka Dana pergi aku langsung masuk dan melanjutkan apa yang perlu ku lanjutkan dirumah.

Setelah aku selesai mandi dan sholat akupun menuju ruang tv dengan sepiring makanan di tanganku dan segelas es jeruk. Ada Ayah dan juga Pandu yang sedang menonton tv,sedangkan Ibu tentu saja ia di kamar dengan Haikal.

Setelah makan selesai aku kembali kekamar lalu memutuskan untuk belajar. Tapi lagi lagi handphone membuat rencanaku berantakan. Sampai akhirnya aku tak sadar bahwa ini sudah jam 11 malam. Akupun memaksakan mataku untuk terlelap.

***

"Jangan lupa kumpul"
"No ngaret, Yes?"

Dini :"Oke ka"

Ayu :"Dimana ka?"

"Cari kelas ya gaes"
"Gue PM 1pelajaran dulu"

Bagas, Akbar :"Siap Ka"

Chat istirahat hari ini di grup Pramuka, lalu aku melanjutkan makanku dengan Nisa juga dengan bumbu curhatan curhatan Nisa yang sedari tadi menceritakan makin panjangnya masalah kemarin dengan Danu.

Sudut mataku menangkap sosok yang baru saja ku kenal, Ka Dana.
Laki laki itu ada disekolahku entah sudah berapa lama. Dia menatapku seolah ingin mengatakan sesuatu sorot mata yang tak bisa dijelaskan dengan kata kata, entah apa maksudnya membuatku kehilangan konsenterasi dalam pendalaman materi. Tak lama waktu pendalaman materi selesai, aku bergegas menemui Ka Dana untuk menanyakan ada apa tapi yang aku dapat hanya senyuman, lalu berkata "Sa,aku minta maaf. Makasih buat waktunya selama ini udah nemenin aku" lalu baru saja bibir ini ingin berucap dia sudah beranjak pergi dan hilang dari mataku.

Aku dibuat kacau saat itu, hatiku remuk melihat laki laki yang selalu ceria di depanku berubah menjadi sosok yang dingin dan pendiam.

Terdengar jauh di belakangku ada seseorang yang memanggilku untuk masuk ke ruang rapat. Ya, seperti agenda seharusnya hari ini aku harus memberi tahukan info yang sudah kudapat sebelumnya.

Berbagai nama dan tanggung jawab sudah terselesaikan dengan baik. Bahkan dari mereka juga sudah ada yang mulai mencari apa saja yang di butuhkan dan perlu dibawa pada perkemahan itu.
Setelah semua terbagi rata akupun izin keluar dan lanjut kegiatan lainnya.

Hatiku yang sedang diporak porandakan oleh sikapnya membuatku kehilangan fokus dan sering saja ditegur oleh teman temanku. Pertanyaan "kenapa" selalu muncul di hadapanku, dan aku hanya bisa menjawab "gapapa ko".

Kali ini aku harus pulang dengan angkutan umum seperti sebelumnya, tak ada seseorang lagi yang memaksaku untuk diantar pulang, tak ada rem mendadak lagi yang membuatku spontan memeluknya.


***

Hai... I'm sorry
Sekarang lagi berusaha buat up terus. Doain ya temen temen♡

Dont forget for like, comment and support me♡

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 22, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

KHALISAWhere stories live. Discover now