Chap. 6

14 2 0
                                    


"Oke guys. Ini latihan terakhir kita sebelum tanggal 30september ya. Gue harap kalian latihan yang bener dan konsentrasi" ucap Yanti yang saat itu memimpin latihan

Ya,hari ini adalah tanggal 28 september sekaligus hari dimana status JOMBLO ku kembali.

Kita latihan dengan cukup baik dan menyenangkan. Setidaknya membuatku lupa akan hal yang telah terjadi olehku tadi siang.

Tanpa terasa jam pun menunjukan pukul 5sore. Dan latihan harus segera disudahi. Sebelum pulang kita membagikan baju seragam kabanggaan yang nantinya dipakai.

Lalu kita pulang menuju rumah masing masing. Aku pulang naik ojek online karena kakiku sangat sakit pada saat itu.

***

"Sa, maafin aku ya"
"Aku janji aku akan jadi lelaki yang lebih baik lagi"

"Udah dimaafin ko, Fii."

"Berarti kita bisa balikan kan? Aku udah putusin cewe itu ko, sa"

"Memaafkan bukan berarti melupakan, Fii. Mungkin kita lebih cocok jadi teman,hehe"

"Gitu ya sa? Kalo itu mau kamu. Aku akan terima sa"

"Bagus"

Chat yang membuatnya menangis kembali dikamar yang sunyi itu. Chat yang menghancurkan mood baiknya.

Aku tak mau berlarut larut. Ku hapus seluruh pesan yang Raffi kirimkan. Dan ku masukkan hadiah juga foto  yang dia berikan ke kotak penyimpanan di bawah kasurku.

Entahlah aku hanya ingin benar benar lepas dari bayang bayangnya. Apapun caranya.

'Fii, maafin aku ya aku ga mau inget kamu lagi' ucapku dalam hati dan tak terasa butiran air mata mulai membasahi pipiku.
Bagaimanapun Raffi pernah menghiasi hari hariku.

Entah berapa lama aku menangis. Mataku pun mulai lelah dan aku memutuskan untuk tidur.

***

"Sa, nanti ada Pendalaman Materi?" Tanya seorang wanita yang sedang menggendong bayinya yang baru berumur 6bulan itu

Bayi yang sedang di gendongnya itu adalah adikku. Adik yang baru lahir bulan April tahun ini.

"Ada mah" jawabku tanpa mengalihkan pandanganku yang tertuju pada adikku yang gemas itu

"Belajar yang bener biar bisa masuk SMA negri" titah ibu berbarengan dengan disuguhkannya sarapan itu

Aku hanya mengganguk dan menyantap sepiring nasi yang menggiurkan itu. Aku memutuskan untuk membuka handphone ku. Ku lihat banyak notif whasapo disana.

Buru buru kulihat lalu kubaca.

* Raffi : Pagi, sa
* PASKIBRA
   Sari  : Berangkat sono jan ganggu gua mamdi
* PRAMUKA
    Ibnu : Oii usetdeh kalo bacot

Entah apa yang mereka obrolkan. Teratas adalah Raffi. Ku buka lalu hanya ku balas

"Iya"

***

Pagi itu sekolah masih sepi mataku tertuju pada sepasang remaja yang sedang turun dari motor. Ya, itu Raffi dan pacarnya. 'Pagi pagi sudah dibuat UnMood saja' gumamnya

"Udah move on sa?" Tanya Sari yang entah datang dari mana seraya melihat arah pandangku yang mematung

Aku kaget bukan main, "Ehh apasii lu. Ayo naikin bendera ahh" ucapku berharap Sari tak menanyakan hal itu lagi.

Bagaimana bisa Aku lupa dengan Raffi yang banyak mewarnai harinya. Aku hanya bisa menepis kenangan kenangan yang mengingatkanku akan sosoknya.

Sedangkan Sari hanya menggelemgkan kepala tak percaya bahwa Khalisa setertutup itu menyimpan rasanya. ' kalo gue jadi lo, mungkin gue bakal nangis dan gaasuk berhari hari,Sa. Lu keren' ucapnya dalam hati

Ketika mata pasangan itu tertuju padaku. Aku hanya menunduk sebisa mungkin tak ku biarkan mereka melihat mataku yang sudah tak dapat menampung air itu.

Prosesi penaikan sudah dilaksanakan. Aku memutuskan untuk kembali ke kelas. Namun entah apa ini nasibnya. Aku berpapasan dengan pasangan itu.

Aku hanya menunduk dan mempercepat jalanku. Tapi tiba tiba sebuah suara membuatku menoleh ke belakang.

"Khalisa ..."

Melihat Khalisa berhenti maka Nisa mempercepat jalannya. Ada yang aneh memang dia tak biasanya jalan lambat.

"Tumben jalannya lama" tanyaku pada Nisa yang saat ini sudah di sampingku

"Biasa abis jadi adenya Rossi" jawabnya dengan lelucon yang membuatku malas mendengarnya ditambah lagi mimik wajahnya yang sangat ingin ku cakar jika ia menyebalkan

Aku hanya memutar malas mataku. Ku bantu ia berjalan menuju kelasku.

Setelah sampai di kelas, sepi sunyi. Suasana damai memasuki kelas itu yang membuatku tersenyum heran.

"Tumben sepi ya, Sa. Aneh banget rasanya?" Ucap Nisa seraya duduk di kursinya yang tak jauh dari kursi ku. Aku pun mengangguk setuju.

Tak berapa lama, Bel masuk pun berbunyi

"Untung gua ga telat anjay" ucap lelaki berpakaian berantakan yang duduk disampingnya. Aku hanya diam memperhatikan sifatnya.

"Gua mah ga kaget kalo lu masuk pas bel udah bunyi" ucapku melanjutkan membaca komik dan di balas hanya ketawa oleh Putra.

***

"Sa, lu latihan? Gue ngeojol nih" tanya Nisa saat pelajaran dan PM sudah berakhir.

Aku hanya membalasnya dengan menggelengkan kepala. Lalu akupun mengecek handphone ku apakah ada pertemuan dadakan.

Ternyata tidak. Nafas lega akhirnya aku bisa pulang lebih cepat dibanding biasanya

"Gue naik ojol atau angkot ya,Nis?" Tanya ku di sela sela jalan menuju gerbang

"Lah terserah. Klo lu naik angkot gue temenin" jawab Nisa

"Yaudah angkot aja deh. Menipis keuanganku hehhe" putusku diiringi tawa kita.

Tempat menunggu angkot lebih ramai dari biasanya entahlah kenapa. Aku dan Nisa memutuskan untuk berjalan selagi menunggu angkot kosong.

Saat itu pukul 16.30 rasanya masih sangat siang. Matahari menyengat kulitku yang mengakibatkan aku berkeringat.

Aku memutuskan untuk duduk dan membeli minum.

"Sa, liat itu" Nisa......

***

Haii.... gimana chap lanjutannya?

Maaf ya mimin uploadnya lama

Makannya jangan lupa klik bintang dan jangan lupa comment.
Biar mimin semangat update ceritanya

Enjoy❤

KHALISAWhere stories live. Discover now