THE WEDDING (Part 2)

5.5K 344 33
                                    

"Aku mau ke toilet dulu" kata Zack pada Prita. Prita tersenyum sambil mengangguk.

Prita mengalihkan pandangan pada Regina. Meskipun ia dan Zack sudah lebih dari 2 tahun bersama, entah mengapa malam ini Prita merasakan Zack berbeda. Zack seperti merindukan Regina. Prita bukan orang bodoh dan buta. Beberapa kali ia menyaksikan Zack mencuri pandang pada Regina. Beruntung gadis itu sudah punya kekasih baru.

Zack termangu memandangi wajahnya di cermin. Ia seakan tidak mengerti apa yang berkecamuk di dadanya. Sesak, sakit, pedih, atau marah? Sejauh ini hidupnya baik-baik saja. Tidak. Tidak malam ini.

Ia ingin sekali menggenggam lagi tangan itu. Juga ingin sekali tertawa bersama gadis itu. Gadis yang pernah ia sakiti hatinya. Bahkan Zack tau bahwa gadis itu depresi. Semua karenanya. Kemudian ada rasa tidak pantas baginya untuk kembali memiliki Regina.

Tiba-tiba seseorang datang dan mengambil posisi di wastafel tepat di sebelah Zack, Martin. Cowok yang katanya adalah kekasih Regina ini terlihat dingin dan acuh. Martin mencuci tangannya dan tidak perduli dengan manusia di sebelahnya yang sebenarnya ingin sekali ia habisi setelah apa yang Zack lakukan pada Regina.

"Jagain Regina, ya" kata Zack. Martin menghentikan geraknya sejenak. "Lo pasti tau gue. Regina pasti cerita banyak sama lo" lanjutnya. "Cerita yang mana? Bagian yang lo selingkuh sama temen deketnya? Atau bagian lo sama temen-temen lo ngefitnah dia sampe dia di bully satu kampus?" tanya Martin yang akhirnya bersuara. Zack termangu. "Gue tau gue salah. Gue udah jahat banget ke dia. Gue minta tolong jagain dia" kata Zack yang terlihat sudah berkaca-kaca.

Martin melangkah tidak perduli. Namun di ujung pintu langkahnya terhenti. "Maaf lo nggak laku di mata gue. Dan tenang aja, gue akan jagain Regina. Bukan cuma hari ini, tapi besok, lusa dan seterusnya" kata Martin. Kemudian ia meninggalkan Zack sendiri.

Barulah setelah Martin pergi, air mata Zack tidak dapat dibendung lagi. Ternyata sesaknya adalah ini. Rasa sesal yang ia simpan bertahun-tahun. Ribuan maaf yang belum pernah ia ucapkan pada gadis itu. Maaf, maaf dan maaf.

Monika dan Sam menuju ke tengah. Mendentingkan gelasnya dengan garpu, meminta perhatian dari seluruh tamu undangan. "Selamat malam semuanya" sapa Monika.

"Pertama, secara pribadi, saya dan Sam berterimakasih untuk semua tamu yang sudah menyempatkan untuk hadir di pernikahan kami malam ini. Malam ini adalah malam paling berbahagia buat saya dan juga Sam. Setelah kami melewati hubungan bertahun-tahun yang tentunya tidak selalu berjalan mulus, akhirnya malam ini kami bisa memulai hidup yang baru sebagai suami dan istri. Malam ini juga saya kedatangan tamu istimewa. Seorang sahabat lama saya. Dimana saya dan teman-teman pernah dengan sengaja menyakiti hatinya. Secara tulus saya meminta maaf. Gin, makasih udah mau maafin gue dan jauh-jauh datang kesini" kata Monika sambil melirik ke arah Regina. Regina pun tersenyum dan hampir menitikkan air mata.

"And, I want you guys to feel the love that I feel tonight. This bouquet, I will give it to the one who really deserve. I need you guys to count down before I throw this flowers" kata Monika sambil mengangkat wedding hand bouquet flowers nya. Keduanya berbalik badan membelakangi para tamu dan bersiap-siap melempar bouquet bunga. Beberapa tamu bersiap-siap di posisi masing-masing. Termasuk Regina. Menurut kepercayaan, orang yang akan mendapatkannya, akan segera menyusul mempelai untuk mendapatkan jodoh dan menikah.

"Five.. four.. three.. two.. ONE!!!" ujar para tamu undangan bersama-sama. Kemudian Monika dan Sam melempar bouquet bunga tersebut. Regina mengerjapkan matanya berkali-kali. Ada rasa tidak percaya melihat bouquet bunga Monika jatuh di tangannya dan Martin. Seluruh tamu undangan bersorak-sorai gembira. Lampu sorot langsung mengenai wajahnya. Monika tersenyum haru melihat bouquet bunga itu jatuh di tangan yang tepat.

ReveuseWo Geschichten leben. Entdecke jetzt